Friday, January 13, 2012

Terbang Tinggi dan Terhempas

Ayub 42:2, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: “Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan?Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.”

“Tut …… tut …… tut ……” bunyi telepon genggam saya ketika saya berusaha menelepon salah seorang sahabat karib saya sejak di bangku kuliah. Kembali saya mencoba meneleponnya dua menit setelah telepon saya yang pertama. Telah cukup lama saya tidak berkomunikasi dengannya, biasanya pasti saya berkomunikasi dengan sahabat wanita saya ini minimal sekali dalam sebulan. Banyak topik yang kami perbincangkan setiap kami bertelepon, dimulai dari perkembangan anak-anak kami, karir dan saling bertukar informasi bahkan saling berkonsultasi tentang masalah pekerjaan, karena kami berasal dari latar belakang pendidikan dan jurusan yang sama di kampus.

Lima menit setelah telepon saya yang terakhir tepatnya pukul tujuh lewat sebelas menit di pagi hari saya menerima sebuah sms yang berbunyi, “Hi friend … sorry banget, sms aja ya. Gue bener-bener jadi orang aneh nih males ngomong. Sorry banget ya.” Ternyata sms ini berasal dari sahabat saya. Terus terang saya sedikit bingung sebab sahabat saya ini biasanya selalu riang dan curiga dalam hati sambil bertanya, “Ada apa sama dia ya?” Akhirnya jari-jari saya bergerak di atas layar telepon genggam sambil menuliskan, “Ya udah gpp, semoga elu sehat-sehat dan baek-baek aja. Gak lagi ribet pikiranmu kan?” Empat menit pun berlalu, saya kembali menerima pesan singkat, “Gue sehat-sehat aja … but mentally a bit down. Gimana kabar lo?” tanya sahabat saya balik.

“Kenapa a bit down kamu, what’s up? Pikiran ditenangin, kudu rada cuek aja sama masalah yang ada biar lebih nyaman” nasehatku berusaha menenangkan pikirannya. Saya yakin dia pasti sedang dalam masalah. Enam menit berlalu, saya menerima kembali sebuah pesan singkat berisikan, “Gue hamil sudah sebelas minggu, tapi kandungan gua bermasalah jadi harus dikuret. Gue tau itu jalan yang terbaik, tapi masih susah untuk nerimanya. Rasanya gue diangkat tinggi banget trus dijatuhin gitu aja”, ungkapnya jujur menyatakan isi hatinya saat ini. Sebagai sahabat, saya hanya berusaha memberikan dukungan dalam bentuk kata-kata yang saya harapkan dapat menguatkannya. Inilah kenyataan sikap hidup yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari Allah tau jauh lebih baik yang terbaik bagi hidup kita, namun tidak rela bahkan tidak bersedia menuruti-Nya sebab berbeda dengan keinginan dan perasaan kebutuhan kita saat itu sama seperti sahabat saya ini merasa kecewa atas kejadian yang ada. Mungkin saja kehamilan itu tidak saja membahayakan janinnya namun membahayakan dirinya sendiri yang telah memasuki usia hampir 40 tahun walaupun ia telah menunggu lama kehamilan untuk anaknya yang kedua ini. Angan-angan hati dan keinginan kita sering membawa kita jauh meninggalkan tuntunan tangan Allah bahkan tanpa sadar kita merasa jauh lebih mengerti atas diri kita sendiri dibandingkan Allah, Khalik kita itu. Marilah kita berdoa bagi diri kita sendiri agar sanggup menyelami dan menerima setiap keputusan yang Allah ijinkan terjadi dalam hidup kita, sebab itulah yang terindah dari segala-galanya. Allah menjadi sahabat saudara dan saya hari ini. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibwah ini :