Wednesday, January 11, 2012

Tak Tergoyahkan

Daniel 1:8,20, "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan minum anggur yang biasa diminum raja...Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya."
Kami bermukim di wilayah yang penduduknya kebanyakan kaum Kristiani, sama seperti kami sekeluarga. Kala itu memasuki bulan November, yakni satu bulan sebelum menjelang Natal dan Tahun Baru. Sebagaimana kebiasaan warga Kristen di daerah kami tinggal, panitia perayaan Natal pun dibentuk. Entah mengapa, perkumpulan warga Kristiani ini menunjuk istri saya menjadi Bendahara untuk pelaksanaan perayaan Natal itu, istri saya pun bersedia menerima tugas itu. Latihan untuk persiapan natal pun diadakan, secara bergantian beberapa keluarga memberikan dukungan untuk menyediakan rumahnya sebagai tempat latihan dan yang lain menyediakan konsumsi.


Beberapa lagu pun dilatih dengan tekun. Saya melihat semua anggota perkumpulan ini begitu bersemangat untuk berlatih karena mereka beranggapan bahwa nyanyian untuk menyambut hari kelahiran sang Juruselamat Yesus Kristus, tak heran kami pun mendapatkan sumbangan dana yang cukup besar untuk mendanai keperluan biaya pesta tersebut, yang berasal dari salah seorang anggota DPRD yang ada di perkumpulan kami. Hari H pun tiba, acara berjalan dengan lancar dan meriah. Banyak orang bergembira termasuk ketika acara hiburan tiba, tarian dan lagu tradisional pun dilantunkan sehingga beberapa orang tampil ke depan panggung untuk membagi-bagikan beberapa lembar uang yang dibagikan kepada para penari sebagai wujud dari sukacita pada hari itu.

“Papi, aku sudah tanyakan ke bagian konsumsi. Jenis makanan yang disediakan adalah makanan yang tidak dapat kita makan alias haram. Papi gak usah repot-repot lagi nanti untuk ambil buka makanan kotak itu”, istri saya melaporkan kepada saya. Banyak orang yang mempersilahkan saya untuk membuka makanan kotak itu agar makan bersama-sama. Saya pun terlibat dalam pembicaraan mengenai jenis makanan yang dihalalkan untuk dimakan sesuai petunjuk Alkitab kepada beberapa orang anggota perkumpulan kami. Kami tidak menikmati makanan pada siang itu walau perut kami terasa lapar, sampai akhirnya Ketua Panitia perayaan Natal menyampaikan permohonan maaf kepada kami serta berjanji untuk menyediakan makanan umum untuk waktu mendatang. Kiranya masing-masing kita dapat menjadi saksi kebenaran dalam mempertahankan prinsip iman yang kita miliki tidak saja untuk hal makanan, namun dalam setiap prinsip iman lainnya, kita wajib untuk teguh berdiri dalam kebenaran. Jangan korbankan prinsipmu demi hal-hal material yang terukur sebab Allah menyediakan berkat yang tak terukur oleh manusia dikala saudara dan saya setia dalam kebenaran-Nya. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: