Friday, January 27, 2012

Tidak Ada Dalam Kamus Saya


Amsal 18:12, “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.”










“Malam bos, sorry kalau ganggu, saya lagi di Jakarta mengikuti workshop dari kantor. Sehatkan Pak?” Pesan singkat ini saya terima pada pukul Sembilan lewat dua puluh dua menit di malam hari. Mata saya belum terpejam karna mengikuti kegiatan Doa Bersama di gereja, bahkan saya sedang menyetir mobil saat pesan singkat itu masuk. Mengingat pesan singkat ini datang dari mantan tim kerja di perusahaan sebelumnya sekitar enam tahun yang lalu, saya merasa penting untuk menelepon dia saat itu juga.

“Apa kabar nih yang udah jadi orang hebat”, tegurku melalui telepon. Kami pun terlibat dalam obrolan panjang pada malam itu. “Liat”, itulah nama aslinya. Seorang yang berpenampilan sederhana, memiliki latar belakang ilmu hukum. Pembawaannya yang tenang itu membawa keberhasilan dalam tugasnya sebagai seorang Manajer Personalia di perusahaan bahkan karirnya pun bertambah meningkat terbukti dengan keberhasilannya mendapatkan pekerjaan yang baru dengan penghasilan lebih dari dua kali lipat lebih besar dari penghasilan di perusahaan sebelumnya. “Boleh donk Liat agat sombong sedikit nih … gimana nggak sombong, sekarang kerja lokasinya persis di tengah kota, perusahaannya cukup bagus belum lagi penghasilannya berlipat di terima”, demikian ucapan keluar dari mulut saya memancing reaksinya. “Wah …. gak gitulah Pak. Mudah-mudahan dalam hal ini saya tidak akan berubah, “nggak adalah kamus sombong untuk saya”. Lagian kenapa harus jadi sombong kalau pun kita mendapatkan berkat yang lebih, justru harus bersyukur dan merendahkan hati”, jawab sang ayah dari dua anak yang masih berusia tiga puluhan tahun dan beragama Kristen ini.

Memang benar, bahwa ia sesungguhnya sangat rendah hati. Tidak heran dia dapat dengan baik menyelesaikan permasalahan perburuhan di perusahaan acapkali hal itu harus dihadapinya, karena sifatnya yang rendah hati. Patut untuk kita teladani orang-orang yang rendah hati dalam segala hal sama seperti teladan Yesus ketika ia hidup di dunia ini. Ingin dihormati orang lain? Hiduplah dengan rendah hati, siap melayani setiap orang dengan tulus dan sukarela, kehormatan itu dengan sendirinya akan mendampingi hidup saudara dan saya. Lebih dari itu, marilah masing-masing kita mencapai kehormatan yang datangnya dari Allah, maka kita akan menjadi warga surga kelak. Siapakah yang dapat memberikan kehormatan lebih besar dibanding kehormatan yang Allah berikan sehingga kita layak menjadi anak Allah dan warga surga? Sejak hari ini, hiduplah rendah hati dan kejarlah kehormatan yang datangnya dari surga dan kekal gantinya kehormatan yang diberikan dunia ini dan bersifat sementara. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan tombol “Tell A Friend” dibawah in