Cukup lama saya berkeinginan untuk menjenguknya, namun belum memiliki waktu yang tepat untuk melangkahkan kaki ke kediamannya, hingga dua hari yang lalu saya berkesempatan menjenguknya. “Memang cara hidup saya ketika masih muda kurang baik. Papa saya terkena serangan stroke, Ibu saya menghabiskan banyak waktu untuk merawat Papa saya. Pola makan saya beserta adik dan kakak saya sangat kurang baik sejak saat itu. Masing-masing kami mengurus diri sendiri dengan cara yang kami ketahui sendiri. Akibatnya, saya mengkonsumsi makanan banyak lemak, tinggi kadar kolesterol dan suka tidur larut malam”, ia pun menceritakan pengalaman hidupnya secara panjang lebar. “Penyakit saya ini adalah akibat cara hidup saya di waktu-waktu yang lampau”, itu keterangan dokter yang memeriksa saya, ia melanjutkan ceritanya.
“Sekarang, aku harus merubah pola makan dan tidur kalau saya mau pulih kembali”, ini anjuran dokter kepada saya, ungkap teman kantor saya. Menarik pernyataannya buat saya, “Penyakit saya ini adalah akibat cara hidup saya di waktu-waktu yang lampau”. Ayat kita pagi ini mengingatkan kita bahwa apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Benih apakah yang telah kita taburkan kepada anak-anak kita, istri atau suami, keluarga bahkan sesama manusia? Sudahkan saudara dan saya menaburkan benih yang baik dan bibit unggul yang akan menghasilkan buah yang baik pula? Ataukah saudara dan saya sedang menaburkan benih kesombongan, tidak mengasihi orang lain, suka memfitnah, merasa diri kita sendiri benar dan suci sehingga dengan yakin kita melontarkan kritikan dan cemoohan kepada orang lain bahkan benih permusuhan yang sedang kita tumbuhkan dalam diri kita? Mari kita berdoa agar saudara dan saya sanggup untuk memelihara benih kebenaran yang unggul sehingga kita kelak sanggup menuai buah Roh dan membagikannya bagi orang lain melalui kehidupan kita sehari-hari. Amin.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini: