Friday, December 04, 2009

Acara Gong Show : Gelak Tawa dan Canda

Hari Jumat 27 November 2009, jemaat Kemang Pratama yang mengikuti retreat di Vila Erika sudah selesai makan siang. Acara selanjutnya adalah Gong Show yang diisi oleh ke-empat kelompok yaitu Kuning, Hijau, Merah dan Biru. Tepat pukul 14:15 acara dimulai dengan MC Bapak Sulasta. Kelompok pertama yang tampil adalah dari kelompok Hijau yang membawa cerita dengan judul “Ada Apa Dengan Agnes?”. Narator kisah ini adalah Ibu Annie Simanjuntak dengan gaya yang kocak. Ceritanya berawal dari keresahan Bapak Purnomo Sastro (diperankan oleh Dave Purnama) dan istri (Ibu Naomi Tobing) yang kaya raya dan terkenal di seluruh jagad raya karena putri mereka yang bernama Agnes belum juga mendapat jodoh. Akhirnya mereka memakai perusahaan jasa rekruitmen perjodohan “Mayangsari” yang diperankan oleh Ibu Meiske, Tikno dan Chloudya. Perusahaan ini mengusulkan beberapa calon untuk menjadi pendamping putri Agnes. Yang pertama adalah seorang pengusaha kaya raya (Timothy Purnama) yang datang bersama ajudannya (Bapak Darlan Zakaria). Pengusaha ini ditolak mentah-mentah oleh Bapak dan Ibu Purnomo. Yang kedua adalah seorang polisi dari India (Herris). Dia mengeluarkan jurus rayuan sambil menari, tetapi tidak diterima. Berturut-turut datang seorang penyanyi terkenal (Munas Tambunan), dua orang kakek-kakek yang sudah berjalan terbungkuk-bungkuk tapi masih mencari jodoh (Bapak Richard Pelaupessy dan Daniel Simanjuntak), seorang kaya yang ternyata sudah punya istri (Bapak Zepelin Sijabat), dan seorang preman dengan tato di tangannya (Bapak Agustinus Silalahi). Semua tidak berhasil meyakinkan pasangan suami istri ini. Terakhir, datang seorang calon Mr. Maradona Bencong, yaitu pria yang sangat gemulai seperti wanita (diperankan dengan sangat pas oleh Bapak Willy Wuisan). Pilihan jatuh pada Mr. Maradona. Dari tangga lantai dua turunlah seorang wanita cantik berambut pirang (Ibu Fanny Sinaga). Mr. Maradona sudah berbunga hatinya melihat kecantikan wanita berambut pirang yang dia sangka adalah putri Agnes. Tetapi ternyata itu bukanlah putri Agnes yang sesungguhnya ! Tidak lama kemudian turun dari tangga seorang wanita berambut panjang dengan memakai cadar. Dialah putri Agnes yang akan dijodohkan dengan pria Mr. Maradona. Tidak sabar untuk melihat wajah calon istrinya, Mr. Maradona segera membuka cadar putri Agnes. Loh..! Ternyata putri Agnes berkumis dan membuat Mr. Maradona lari ketakutan. Putri Agnes (Bapak Ricky Tambunan dengan dandanan bak putri asli hehe...!) terus mengejarnya hingga berdua mereka jatuh di lantai. Hahahaa….!! Banyak kejadian lucu dalam fragmen ini. Semua pemain berhasil memainkan perannya dengan baik. Di akhir cerita mereka menyanyikan yel-yel kelompoknya. Kelompok Hijau mendapatkan nilai tertinggi dari juri maupun penonton.

Fragmen yang kedua dimainkan oleh kelompok Biru dengan judul “Kisah Cinta Shally Mercedes Dengan Roberto Suzuki”. Narator diperankan oleh Ibu Yunita Wuisan. Ceritanya berawal dari Roberto Suzuki (Robert Rihihina) mau memutuskan hubungan yang telah dibina dalam masa pacaran selama puluhan tahun dengan Shally Mercedes (Ibu Shally Tambunan) karena Roberto telah menemukan wanita lain yang bernama Demi Moore yang kaya raya. Selanjutnya setting berpindah pada upacara pernikahan Roberto Suzuki dengan Demi Moore. Suasana dibuat seperti upacara pernikahan sebenarnya. Ada bell boy (Bapak Viertin), orang tua mempelai pria (Malvin dan Kimberly), Pendeta (Bapak Dharlen), bible boy (Bapak Christian), pembawa lilin (Bapak David), pembawa bunga pengantin (Vivi) dan penabur bunga (Ibu Yulia dan Ibu Lies) yang turun dari tangga sambil berebutan ingin cepat-cepat turun. Terakhir adalah pengantin wanita beserta dengan dayang-dayangnya. Akhirnya Roberto berkenan untuk membuka slayer pengantin dan ternyata mempelai wanita diperankan oleh opung kita ! Hahaha…! Penonton pun bersorak agar Roberto mencium Demi Moore, tapi sepertinya Roberto masih malu-malu untuk memenuhi permintaan penonton. Shally Mercedes pun datang ke pesta itu walaupun tak diundang dan akhirnya merelakan Roberto menikahi Demi Moore, sambil menyanyikan lagu “Tenda Biru” yang sendu. Pada pementasan ini kelompok Biru tidak menggunakan musik pendukung, tetapi pemainnya menyanyikan langsung lagu-lagu pendukung cerita. Tidak lupa, yel-yel kelompok dinyanyikan di akhir cerita ini. Dengan segala usaha yang sudah dilakukan kelompok Biru, mereka mendapatkan peringkat ke-tiga dalam pengumpulan nilai.

Untuk kesempatan ketiga yang tampil adalah kelompok Kuning dengan judul “Si Oneng”. Narator adalah Bapak Sulasta. Sebuah kisah percintaan yang dimulai ketika seorang anak kecil, si Boy (Christ) menemukan sebuah benda yang setelah digosok keluar mahluk lucu yang diperankan oleh Bapak Aswin . Mahluk lucu ini berterima kasih kepada Boy, dan akan mengabulkan tiga permintaan si Boy. Permintaan pertama si Boy minta sebuah sepeda yang segera dikabulkan. Setelah bermain sendiri dan merasa bosan, si Boy mengajukan permintaan kedua yaitu seorang teman wanita yang akan selalu mencintainya. Mahluk itu mengabulkannya dengan memberikan Oneng kecil (Ivana). Cerita berlanjut saat Boy sudah menginjak remaja (Raissa) dan Oneng yang sudah SMU (Friska). Tetapi hubungan mereka ditentang oleh ibunya Oneng (Ibu Debby Simanjuntak). Karena si Boy berkeras untuk tetap berpacaran dengan Oneng, maka ibunya Oneng pun mau mengijinkannya asalkan Boy dapat membuat apartemen dengan 1000 kamar dalam 1 hari. Boy pun menyetujuinya karena dia masih punya 1 permintaan lagi kepada mahluk lucu. Tetapi sewaktu mahluk lucu sedang membangun apartemen dia digoda oleh Dayang Sumbing yang diperankan (Ibu Grace Karamoy) yang mengajak dia untuk berjoget terus, sehingga saat ayam berkokok apartemen 1000 kamar belum selesai. Gagal memenuhi permintaan ibunya Koneng, tidak membuat Boy dan Oneng surut membina hubungan. Setelah Boy (Bapak Sulasta) dan Oneng (Sari Silalahi) sudah dewasa, Oneng minta putus. Boy menjadi sedih, kebingungan dan selalu termenung. Boy mencari-cari Oneng tapi tidak ketemu sampai akhirnya dia mendapat informasi bahwa Oneng ada di Amerika. Boy pun menyusul Oneng ke Amerika, dan betul saja Boy menemukan Oneng di sana yang sedang berjalan-jalan dengan temannya, yaitu Manohara (Ibu Imelda Perangin-angin). Boy pun berkenalan dengan Manoraha. Oleh karena Manohara punya kisah sedih dalam hidupnya membuat Boy tertarik untuk lebih banyak mendengarkan ceritanya, daripada memperhatikan Oneng. Hal ini membuat Oneng jadi cemburu. Tetapi pada akhirnya Boy dapat meyakinkan Oneng kalau dia selalu mencintai Oneng. Kisah yang ditampilkan cukup panjang, hingga kisah ini berakhir dengan manis. Sebuah yel-yel yang penuh semangat dinyanyikan oleh mereka. Kelompok Kuning mendapatkan peringkat ke-empat dalam pengumpulan nilai.

Tampil terakhir dalam acara Gong Show ini adalah kelompok Merah dengan judul “Iteung Kembang Desa”. Berbeda dengan tiga kelompok pertama, kelompok merah menyanyikan yel-yel sebelum pertunjukkan dimulai. Narator kisah ini adalah Yoan Hutauruk. Saat Yoan memanggil Iteung, maka Iteung datang dari kamar yang ada di belakang penonton. Beberapa penonton sempat bertanya-tanya siapa yang memerankan Iteung yang tampil dalam balutan kebaya berwarna kuning, berambut panjang dan membawa cermin serta sisir di tangannya. Dengan gemulai Iteung berjalan melenggak-lenggok melintasi penonton. Ternyata Iteung diperankan oleh Bapak Wilson Tobing (Wah…wah...! Mirip sekali dengan Iteung yang asli nih…hahaha…!!). Si Abah (Ibu Odoria) dan Mimi (Ibu Gladys Maringka) merasa resah karena anak gadis mereka belum mendapatkan jodoh. Akhirnya si Abah dengan logat sundanya dan Mimi dengan logat Menado-nya memutuskan untuk membuat sayembara mencari jodoh untuk Iteung. Syaratnya adalah kedua adik Iteung (Elsa dan Junior) yang menilai dan memberi persetujuan calon mana yang dipilih. Calon pertama yang datang mirip Michael Jackson(Bapak Dixon Simanjuntak) yang tampil dengan wajah dilumuri bedak putih tebal, lengkap dengan topi dan kaca mata hitamnya. Michael datang bersama kedua orangtuanya (Joshua dan Michelle). Setelah menunjukkan kebolehannya dalam bernyanyi dan menari, kedua adik Iteung tidak setuju. Calon menantu kedua adalah Poltak Sinaga yang berasal dari Medan dan memiliki banyak angkot. Tetapi adik Iteung pun tidak menyetujuinya. Pelamar yang ketiga adalah Martin (Bapak Karamoy), seorang pengusaha kaya raya bergaya metropolitan. Kali ini adik-adik Iteung dan orangtuanya setuju dengan Martin, tetapi Iteung menolak untuk dijodohkan dengan Martin. Kendati teman-teman Iteung (Hana dan Ibu Elin) sudah berusaha membujuk, Iteung tetap menolak. Dengan perasaan kecewa Martin pun pulang. Dalam perjalanan pulang Martin bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Jubaidah (Stella) dan akhirnya mereka pun jatuh cinta. Satu hari Parmin seorang pemuda desa yang sederhana (Chandra Perangin-angin) lewat di depan rumah Iteung dan mereka saling tertarik. Parmin pun mengirimkan surat untuk Iteung dan mengajaknya untuk bertemu nanti sore di sawah. Saat mereka bertemu, mereka sangat senang sekali dan mereka pun menari-nari seperti dalam film India. Abah dan mimi beserta ibu Kokom (Ibu Sari Tobing) yang mengetahui pertemuan itu segera menyusul ke sawah. Saat melihat kebahagiaan anak-anak mereka akhirnya merekapun menyetujui untuk menikahkan Iteung dengan Parmin. Kelompok merah mendapatkan peringkat ke-dua dalam pengumpulan nilai. Wah…wah…! Sangat kreatif sekali ke-empat kelompok ini. Semuanya berhasil mengundang gelak tawa dan menghibur semua peserta retreat dengan penampilan yang lucu, dialog yang kocak serta gaya yang membuat tertawa geli. Acara Gong Show berakhir pada pukul 16.30 sore. Ibu Yunita Wuisan memimpin pembagian door prize dan hadiah bagi pemenang dalam perlombaan futsal dan lomba yang diikuti oleh anak-anak. Selanjutnya semua bersiap-siap untuk memasuki hari Sabat.