Hari Sabat 28 November 2009, cuaca cerah menyambut pagi yang sejuk di sekitar Vila Erika, Puncak. Jemaat Kemang Pratama yang mengadakan retreat telah mengikuti kebaktian di pagi hari dan menikmati sarapan yang hangat. Masing-masing bersiap untuk mengikuti acara kebaktian di hari Sabat ini. Memasuki jam Pelayanan Perorangan, Ibu Shally Tambunan membawakan dorongan dengan judul “Setiap Manusia Bisa Melayani.” Ibu Shally mengatakan bahwa kita pada dasarnya suka melayani. Bentuk pelayanan yang menonjol di setiap orang bisa berbeda-beda. Untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang pelayanan ini, dibentuk empat kelompok. Ibu Grace Karamoy bersama kelompoknya mendiskusikan sikap suka memuji orang. “Dengan memuji seseorang maka akan membuat hatinya senang, memberikan semangat dan energi bagi yang dipuji. Setiap pujian tentunya harus tulus dan wajar.”, ucap Ibu Grace mewakili kelompoknya. “Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Dapat menghibur hati yang sedih dengan biaya murah adalah dengan cara tersenyum kepada orang lain. Walau senyuman kita tidak mendapat balasan, kita tidak perlu kecewa. Tetap ceria saja !”, kata Bapak Joko Prasetyo yang bersama kelompoknya membahas tentang melayani dengan suka tersenyum.
“Pada saat kita melayani orang lain dengan menjamu tamu-tamu kita, selain membuat hati mereka senang dengan makanan yang kita siapkan, hidangan yang merupakan hasil karya kita dapat dirasakan oleh orang lain. Kita lakukan yang terbaik dalam setiap menjamu orang di rumah kita.”, ujar Bapak Munas Tambunan menyimpulkan pendapat kelompok yang membahas pelayanan dalam menjamu orang. Ibu Dahlia Hutauruk dan kelompoknya yang membahas pelayanan dengan suka memberi mengatakan, “Kita harus memperhatikan orang yang kekurangan, membagikan sebagian milik kita dan jangan jemu-jemu berbuat baik.” Setiap kelompok telah memberikan kesimpulan tentang pelbagai bentuk pelayanan yang dapat kita lakukan kepada sesama manusia. Ibu Shally mengakhiri dorongan PP dengan mengajak kita untuk melayani sesama kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Diskusi pelajaran Sekolah Sabat dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok. Ibu-ibu mengambil tempat di ruang tamu yang cukup luas. Di serambi luar, Bapak Viertin Tobing memimpin jalannya diskusi bersama bapak-bapak. Bapak Wilson Tobing memimpin diskusi para remaja di dalam salah satu ruang kamar. Kelas anak-anak terbagi menjadi dua bagian. Kelas Beginner dipimpin oleh Ibu Fanny Sinaga mengambil tempat salah satu saung dekat kolam renang. Sementara Ibu Yunita Wuisan memimpin kelas Power Point di saung yang berada di sudut halaman luas. Pemuda-pemudi mengambil tempat di halaman depan. Semua diskusi berjalan dengan hangat, di tengah kesejukan dan keindahan alam Puncak. Selesai diskusi, semua kembali ke ruang utama dan bersiap mengikuti kebaktian khotbah.