Hari Sabat 26 Desember 2009, jemaat Kemang Pratama tengah mengikuti jam kebaktian Sekolah Sabat. Pendeta R.Y. Hutauruk membawakan dorongan Pelayanan Perorangan (PP). “Tetaplah berdoa. Kita diajak untuk tetap berdoa. Berdoa bukan hanya merupakan rutinitas dan sekedar saja. Hari ini saya mengajak kita semua untuk berdoa secara sungguh–sungguh.”, ucap Pendeta Hutauruk mengutip ayat dalam kitab 1 Tesalonika 5 : 17. “Pengalaman saya pada saat masih bertugas di Kalimantan, saya dalam perjalanan untuk melawat seorang ibu yang akan melahirkan. Menuju ke sana saya harus melewati sungai-sungai yang di atasnya banyak sekali pohon-pohon. Saya beserta istri harus berhati-hati agar kepala kami tidak tersangkut pohon. Sesampainya kami di tempat ibu yang mau melahirkan tersebut, tidak ada bidan yang membantu persalinan. Ibu tersebut tidak memiliki apa-apa, kecuali air. Kami berdoa dengan sungguh-sungguh agar bayi tersebut bisa lahir dengan selamat. Puji Tuhan ! Bayi tersebut lahir dengan selamat.”, ucap Pendeta Hutauruk membagikan pengalamannya dalam berdoa.
“Mungkin saudara tidak bisa pergi menginjil, tetapi saudara bisa berdoa kepada seseorang yang ada di sebelah saudara. Kadang kita sering berpikir hal-hal yang besar, padahal dimana kita memiliki banyak waktu, di situ lah saat kita untuk menginjil. Kita harus ada waktu untuk menyaksikan Allah kita di kantor, sehingga suatu saat mereka akan bertanya kepada kita tentang pekabaran kita. Kita tahu dinamit sangat menghancurkan. Demikianlah Roh Kudus, apabila sudah bekerja akan menghancurkan hati yang keras. Saat kita sudah berdoa dan berusaha, tapi tidak ada hasilnya, kita tidak perlu khawatir. Roh Kudus akan bekerja.”, lanjut Pendeta Hutauruk. “Seperti Daniel, dia selalu berdoa tiga kali sehari dan dia menjadi orang yang dihormati di istana. Bilamana kita mendoakan saudara-saudara kita, tidak hanya kita menolong mereka, itu juga menguatkan iman kita dan kita akan memperoleh kuasa. Bila kita tidak bisa menginjil, kita bisa berdoa. Marilah kita bekerja selagi hari masih siang. Marilah kita hidup dalam doa setiap hari. Tuhan memberkati.", ujar Pendeta Hutauruk menutup dorongan Pelayanan Perorangan di hari Sabat ini.
“Mungkin saudara tidak bisa pergi menginjil, tetapi saudara bisa berdoa kepada seseorang yang ada di sebelah saudara. Kadang kita sering berpikir hal-hal yang besar, padahal dimana kita memiliki banyak waktu, di situ lah saat kita untuk menginjil. Kita harus ada waktu untuk menyaksikan Allah kita di kantor, sehingga suatu saat mereka akan bertanya kepada kita tentang pekabaran kita. Kita tahu dinamit sangat menghancurkan. Demikianlah Roh Kudus, apabila sudah bekerja akan menghancurkan hati yang keras. Saat kita sudah berdoa dan berusaha, tapi tidak ada hasilnya, kita tidak perlu khawatir. Roh Kudus akan bekerja.”, lanjut Pendeta Hutauruk. “Seperti Daniel, dia selalu berdoa tiga kali sehari dan dia menjadi orang yang dihormati di istana. Bilamana kita mendoakan saudara-saudara kita, tidak hanya kita menolong mereka, itu juga menguatkan iman kita dan kita akan memperoleh kuasa. Bila kita tidak bisa menginjil, kita bisa berdoa. Marilah kita bekerja selagi hari masih siang. Marilah kita hidup dalam doa setiap hari. Tuhan memberkati.", ujar Pendeta Hutauruk menutup dorongan Pelayanan Perorangan di hari Sabat ini.