Yesaya 65:24 “Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.”
“Hallo sayang…! Nanti kalau sudah selesai makan, kamu nonton tivi di kamar mama saja ya… Kasihan kakak mau belajar, nanti terganggu karena suara-suara di tivi”, ucap seorang perempuan paruh baya di sebelah saya. Dia sedang menelepon. Sepertinya dia sedang membujuk anaknya. Kami memang sama-sama sedang duduk di lobby kantor menunggu jemputan. Ini waktunya jam pulang kantor, banyak orang berlalu lalang. Rata-rata semua memegang telepon genggam dan berbicara. Di luar memang sudah gelap sekali pertanda sebentar lagi akan turun hujan. “Angkat dong…! Angkat dong…!”, suara nada panggil telepon yang khas membuyarkan perhatian saya. Wanita yang ada di sebelah tersenyum penuh arti mendengar suara panggilan telepon saya yang keras. “Mama, tolonglah angkat telepon ini ya!”, itulah nada panggil ciptaan si abang dengan suara yang mantap. Buru-buru saya angkat telepon. “Hallo…!”, jawab saya cepat. “Mama pulang jam berapa…?”, suara si kecil merengek manja, “Wah masih lama dek…! Kelihatannya jalanan macet…”, saya mencoba menjelaskan. “Iya, tapi jam berapa dong?”, suaranya mulai terdengar memaksa. “Mungkin jam 9 malam dek !”, jawab saya meyakinkan dia. “Oke, benar ya…! Dag mama !”, jawabnya menyudahi pembicaraan kami.
Saya lirik ke kiri saya. Ternyata kini sudah berganti dengan wanita yang berbeda. Yang sama hanyalah dia juga sedang sibuk menelepon. “Si mas buka saja laci lemari depan yang nomor dua ! Nah, di situ ada gunting yang kamu cari. Tapi hati-hati ya ! Guntingnya tajam sekali. Kalau tidak hati-hati bisa kepotong loh tangan kamu!”, katanya sambil terdiam sesaat mendengar jawaban di ujung sana. “Bukan mama tidak percaya sama kamu, tetapi kamu memang sering lalai. Lebih baik minta tolong sama mbak saja ya…! Sudah dulu ya…”, katanya sambil buru-buru menutup telepon. Pandangan saya pindahkan keluar, mencari tahu apa penyebab dia tergesa-gesa ke luar gedung. Ooh … rupanya mobil yang menjemputnya sudah datang. Banyak orang yang merasa perlu untuk mengeluarkan biaya dan menghabiskan waktu agar bisa berkomunikasi. Apalagi untuk ibu-ibu, mereka harus pandai mengambil waktu agar tetap dapat memberi perhatian kepada keluarga, terutama anak-anak. Otomatis telepon menjadi alat yang paling didambakan. Kini di sebelah kiri saya terdengar suaranya begitu jelas tetapi lembut. “Ini mama bawain roti kesukaanmu ya. Ada coklat, strawberry dan pisang keju buat bekal di sekolah besok. Adek senang nggak?”, katanya dengan mimik senang. Dia terdiam sesaat kemudian dia berkata lagi, “Adek harus menurut ya sama suster… Sekarang sikat gigi dan cuci kaki dulu. Nanti kalau mami pulang, mami bisa langsung bacain cerita buat kamu. Gimana, oke kan?”. Mendengar jawaban di ujung sana wajahnya terlihat tersenyum puas. “Oke kalau gitu,udahan dulu yaa... Love you nak…!”, katanya menutup telepon.
Ayat renungan kita di hari yang indah ini mengatakan bahwa Tuhan sudah menjawab sebelum kita memanggil. Bahkan Tuhan sudah mendengar saat kita masih berbicara. Setiap orang yang hidup perlu berkomunikasi satu dengan yang lain. Hidup di tengah hiruk pikuk kesibukan kota, membuat kita sering terpisah dari orang-orang yang kita kasihi. Di saat yang sama, kita perlu terus menjalin kehangatan kasih agar satu dengan yang lain tetap merasakan kedekatan dan perhatian satu dengan yang lain. Berkomunikasi lewat telepon menjadi cara yang paling didambakan. Namun untuk berkomunikasi, harus ada pengorbanan yang dilakukan dalam bentuk biaya pulsa, membeli handphone, waktu, dan lainnya. Tuhan juga ingin menjalin komunikasi dengan kita setiap hari agar kita dapat merasakan kehangatan kasih dan perhatian-Nya pada kita. Menjalin hubungan dengan Allah di surga tidak perlu mengeluarkan biaya, apalagi sampai harus berkorban. Yang diperlukan adalah kemauan kita untuk datang, berbicara, dan menceritakan suka dan keluh kita kepada-Nya. Tuhan sudah tahu apa yang kita akan bicarakan, sebelum kita sampaikan kepada-Nya. Bahkan jawaban sudah diberikan sebelum kita sampaikan kepada-Nya. Tetapi Tuhan suka mendengar kita bicara kepada-Nya setiap hari. Anda ingin merasakan kehangatan kasih Tuhan? Berbicaralah kepada-Nya setiap hari !
Have a blessed day !