Monday, December 07, 2009

Jalan Yang Tak Terduga

Mazmur 29:11 "TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!"





Suasana kampus terasa sangat sepi, ditambah dengan udara yang semakin sejuk karena matahari mulai terbenam. Besok adalah hari pertama Ujian Akhir Semester dilaksanakan. Hampir semua mahasiswa lebih memilih untuk belajar di dalam kamar daripada melakukan kegiatan lain. Lapangan bola yang biasanya riuh dengan teriakan-teriakan kini senyap. “Wah, bagaimana saya bisa ikut ujian besok ya ? Kalau saya pakai uang yang dari mama ini, maka bagaimana kita bisa mengembalikan uang ini nanti ?”, hati saya terasa was-was memikirkan apa yang akan terjadi besok. Saya teringat percakapan dengan mama tadi. “Berapa total sisa pembayaran uang sekolah kalian yang harus mama bayar?”,tanya mama pada saya dan kakak. “Kalau kita kurangi dengan tabungan kami hasil dari bekerja di kampus, masih ada sisa 1,6 juta rupiah ma…”, jawab saya menjelaskan. “Kalau begitu mama pergi saja mencari pinjaman, tidak perduli seberapa besar bunganya. Mama akan tetap ambil pinjaman itu agar kalian bisa mengikuti ujian.”, kata mama dengan tegar. “Mama kan hanya bekerja menjahit, lagi pula pensiun papa tidak akan pernah bisa membayar bunga dari hutang kita mama…!”, ujar saya cemas. “Tidak apa-apa. Yang penting kalian bisa bersekolah dengan baik. Kita berdoa saja agar ini menjadi berkat buat kita.”, jawab mama lagi pada kami. Hidup kami memang sangat sederhana semenjak papa meninggal ketika saya masih duduk di kelas 3 SMP. Mama yang mencukupi kebutuhan hidup kami.

Setelah beberapa jam pergi, mama kembali pulang ke rumah. “Ini uang yang kalian butuhkan untuk uang sekolah. Kalian segera kembali ke kampus agar bisa mengurus semuanya.”, kata mama. Walaupun hati kami sedih tapi kami tidak memiliki pilihan lain. Pagi-pagi sekali saya sudah menuju ke kampus. Sepanjang perjalanan saya berdoa, “Tuhan tolong tunjukkan jalan agar uang ini tidak harus terpakai. Kasihan mama harus membayar bunganya yang begitu besar.” Sementara saya berdiri di depan kantor keuangan, tiba-tiba pintu ruang Pembantu Rektor dibuka. “Hai, apa kabar? Baik-baik kan?”, sapa bapak itu dengan ramah. “Baik pak ! Hanya saja pikiran saya lagi pusing.”, jawab saya tersenyum kecut. Tanpa ditanya lebih lanjut saya ceritakan semua permasalahan saya. “Kalau begitu, sekolah akan membantu kamu untuk mendapat keringanan melalui beasiswa. Sekarang kamu fokuskan pikiran untuk mengikuti ujian saja.”, katanya dengan ramah. “Terima kasih pak ! Terima kasih!”, jawab saya berulang-ulang karena begitu terkejut. Tuhan begitu baik. Saya mendapat keringanan sehingga setengah dari uang yang saya bawa bisa saya kembalikan kepada mama. Hutang yang sekarang harus kami bayar kembali sudah tidak terlalu besar lagi.

Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa memberikan kekuatan dan memberkati umat-Nya. Kita dihadapkan pada masalah kehidupan yang beragam dan berbeda satu dengan yang lain. Terkadang kita sudah melakukan apa yang dapat kita pikirkan dan buat, namun beban itu belum bisa lepas dari pikiran dan terus mengganggu kita. Kita jangan kecewa. Sementara kita berusaha mencari penyelesaian untuk setiap masalah, kita perlu datang kepada Tuhan. Ajak Tuhan untuk memberikan jalan keluar bagi kita. Tuhan memiliki berbagai cara penyelesaian yang tidak pernah kita duga-duga. Apa yang Tuhan sanggup lakukan jauh melebihi jangkauan pikiran kita. Kita hanya perlu percaya kepada-Nya untuk semua keajaiban yang akan Dia lakukan bagi kita.

Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.