Friday, December 11, 2009

Kasih Yang Besar

Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."








Tidak seperti di Jakarta yang udaranya hampir selalu terasa panas, di kampung halaman saya ini walau fajar mulai menyingsing udaranya tetap terasa sejuk. Setelah sekian lama kami berada di sini, kini saatnya kami untuk kembali ke Jakarta. Untuk tiba di kota Medan kita harus menempuh perjalanan cukup lama, kira-kira 6 jam. Perjalanan ini semakin terasa lambat karena mobil yang kami tumpangi dipenuhi dengan peralatan pernikahan adik saya yang kami harus kembalikan. “Wah, pemandangannya indah sekali ya…! Lihat ! Sawah di sana mulai menguning.”, decak saya kagum. “Nah, itu Danau Toba ! Indah sekali ya bang...!”, kata adik saya menimpali. “Hati-hati bawa mobilnya pak! Jalan sudah mulai berliku!”, ujar saya mengingatkan pak supir. Baru saja saya bicara, tiba-tiba dari belakang muncul sebuah mobil dengan kecepatan yang sangat kencang! “Astaga ! Awas…!”,teriak kami bersamaan dan bruuuuk !! Mobil itu oleng dan menabrak dinding bukit di sebelah kanan danau, mobil itu langsung terbalik ! “Pak, kita berhenti dulu…! Kita tolong para penumpangnya…”, kata adik saya sambil bergegas turun. “Aduh ! Untung mobil itu tidak terpelanting ke arah jurang yang langsung terhubung dengan danau!”, giliran mama yang berkomentar.

Kebetulan adik saya dan suaminya adalah perawat. Mereka segera memberikan pertolongan pertama. Saya ikut bergegas turun mengikuti mereka. Darah berceceran di mana-mana! Suara tangisan dan desah kesakitan terdengar bergantian. Mata saya tertumbuk pada seorang ibu yang sedang memeluk erat kedua orang anaknya. “Ibu, mari saya tolong! Ibu sudah berkorban untuk anak-anak. Mereka sama sekali tidak terluka karena ibu memeluk mereka erat-erat. Sekarang ibu harus diobati, agar luka-lukanya bisa sembuh ya...”, kata saya perlahan yang diikuti oleh anggukan kepala ibu itu yang terus memeluk anaknya. Saya terharu melihat pengorbanan dan kasih yang telah diberikan ibu itu bagi anak-anaknya. Dia menderita luka yang cukup parah, tetapi anak-anaknya terlindung dalam pelukannya. Pengorbanannya membuat anak-anaknya luput dari luka-luka dan selamat.

Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa Allah begitu mengasihi kita dan mengutus Yesus untuk mati bagi kita semua, agar kita memperoleh keselamatan. Sebagai orang tua, kita tentu mengasihi anak-anak yang kita miliki. Apa pun akan kita lakukan untuk menjaga, melindungi dan memelihara mereka. Kita akan rela berkorban sekali pun, agar anak-anak kita selamat. Bila manusia memiliki kasih seperti itu, maka Allah memiliki kasih yang jauh lebih besar. Allah sangat mengasihi manusia, karena kita semua adalah ciptaan-Nya. Yesus telah mati untuk kita semua yang sudah jatuh dalam dosa. Sebenarnya kita tidak layak untuk menerima kasih Allah yang begitu besar. Namun, kita semua berharga di mata Allah. Yesus rela berkorban untuk kita, agar kita layak untuk menerima keselamatan dan hidup yang kekal. Marilah kita menyambut kasih Allah, dengan menghidupkan kasih yang telah diteladani oleh Yesus dan kita bagikan kasih itu kepada sesama manusia.

Have a nice day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda hari ini.