Saturday, December 19, 2009

Marilah, Berhentilah Sebentar

Hari Rabu Malam 16 Desember 2009, jemaat Kemang Pratama memulai kebaktian Permintaan Doa dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 172, “Pada Jam Ku Berdoa”. Pdtm. Yehezkiel Sababalat, sebagai pembawa acara, mengundang Bapak Dharlen Simanjuntak untuk melayangkan doa pembukaan. Lagu pujian malam ini dibawakan oleh keluarga Sulasta dengan judul “Where No One Stand Alone”. Lagu istimewa dibawakan dengan iringan musik istimewa juga. Bapak Sulasta memetik getir diikuti oleh Sammy yang mengiringi dengan gitar kecilnya. Bapak Marlan Sianturi membawakan renungan yang diambil dari buku “Kerinduan Segala Zaman” atau “Alfa dan Omega Jilid V” Pasal 38, yang berjudul “Marilah, Berhentilah Sebentar”.

Bapak Marlan menceritakan pengalamannya dalam mempelajari buku Kerinduan Segala Zaman ini. Pada waktu kuliah di UNAI, Bapak Marlan harus mengambil mata pelajaran “The Life and Teachings of Jesus Christ” yang mengacu pada buku Kerinduan Segala Zaman sebagai bahan pelajaran. Sebagai seseorang yang baru saja mengenal kebenaran, bapak Marlan sangat senang mempelajari tentang kehidupan Yesus. Dimana ada Yesus, di situ ada kesembuhan. Yesus bereaksi cepat untuk melakukan kebaikan. Dengan hanya mengatakan “bangun dan berjalanlah” atau “dosamu sudah diampuni”, semua persoalan dapat diselesaikan. Ketika itu pelajaran dimulai jam 13:00, setelah makan siang. Ini adalah saat-saat enak, dimana udara yang dingin, perut yang kenyang akan membuat tubuh ingin beristirahat. Sengaja di saat kelas ini Bapak Marlan memilih duduk di bagian belakang agar tidak ditunjuk untuk berdoa. Maklum, beliau saat itu baru mengenal kebenaran dan belum pernah memimpin doa. Namun tak urung Bapak Marlan diminta juga untuk memimpin doa. Karena gugup dan tidak tahu bagaimana harus berdoa, Bapak Marlan hanya berdoa, ”Tuhan tolong kami mau berlajar Life and Teaching. Amin”. Sebuah doa yang sangat pendek. Namun dosen beliau, Pendeta Panjaitan, mengatakan bahwa memang doa tidak tidak perlu bertele-tele. Pada waktu masuk dalam pelajaran tersebut, Bapak Marlan ini sangat antusias untuk mendengarkan penjelasan seputar kehidupan Yesus. Seorang yang sangat luar biasa. Allah yang menjelma sebagai manusia. Bapak Marlan sedikit bingung, karena pada saat kuis teman-temannya mendapat nilai yang bagus-bagus, sedangkan beliau hanya dapat nilai 6 atau 7 saja. Belakangan Bapak Marlan baru mengetahui bahwa teman-temannya telah mengenal pelajaran mengenai Yesus ini sejak mereka kecil, sedangkan beliau baru kali ini mempelajarinya. Kita diajak untuk ranjin membaca dan mempelajarinya, maka kita akan selalu mendapatkan pelajaran yang indah setiap kali kita membacanya.

”Banyak orang mengikuti Yesus dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang ingin mendengarkan pengajaran dari Yesus. Ada yang ingin disembuhkan, bahkan ada pula yang datang untuk memata-matai dan bahkan berencana untuk membunuh Yesus. Setelah melayani banyak orang, Yesus dan murid-muridnya sangat letih dan membutuhkan istirahat.”, kata Bapak Marlan memulai renungan malam ini. ”Namun orang banyak tetap saja datang untuk memohon pertolongan dari Yesus. Akhirnya Yesus beserta murid-muridNya dapat meninggalkan kelompok orang banyak itu untuk beristirahat sebentar. Yesus mengetahui bahwa murid-muridNya begitu lelah sehingga memerlukan istirahat. Murid-murid perlu untuk diberikan petunjuk langsung dari Yesus. Bukan dengan perumpamaan seperti saat Yesus mengajar kepada orang banyak. Yesus memberikan semangat dan rencana pekerjaan Allah kepada murid-muridNya agar mereka dapat lebih mengerti, setia dan senang dalam tugas pelayanan mereka. Murid-murid perlu energi baru. Mereka perlu pengarahan dari Yesus agar dapat menjangkau lebih banyak orang.”, jelas Bapak Marlan lagi. ”Murid-murid yang sangat bersemangat dalam pelayanan, perlu diarahkan agar jangan menjadi sombong dan meninggikan diri. Mereka membutuhkan bimbingan dari Yesus. Inilah istirahat yang dilakukan oleh Yesus bersama dengan murid-muridNya. Mencari tempat yang sunyi, yang tidak terganggu untuk melihat dan melakukan perbaikan pelayanan yang mereka lakukan. Dalam suasana seperti ini, murid-murid dapat fokus dalam menerima pengajaran dari Yesus. Dan, Yesus pun dapat mengajar langsung murid-muridNya, tanpa takut terdengar oleh orang-orang Farisi yang sering membantahnya. Inilah yang Yesus ajarkan juga kepada kita.”, ujar Bapak Marlan menjelaskan alasan Yesus mengajak mereka beristirahat. Lebih lanjut Bapak Marlan menyampaikan bahwa Yesus mengundang kita juga untuk beristirahat sejenak. Bukan beristirahat secara jasmani, namun Yesus mau agar kita berhenti dari segala kesibukan kita, pelayanan kita, untuk mau menerima petunjuk dari Yesus. Yesus mau mengajar kita. Ambillah waktu bersama Yesus, membaca FirmanNya. Dengan melakukan ini kita akan terhindar dari perasaan kecewa, peninggian diri dan akan selalu dikuatkan. Setelah pelayanan kita, kita datang pada Tuhan – berdoa, agar kita tetap dapat melakukan pelayanan yang benar kepada sesama kita dan kepada Tuhan. ”Marilah kita cari dan datang kepada Yesus untuk menerima pengajaranNya”, ajak Bapak Marlan mengakhiri renungan yang baik malam ini.

Pada bagian kesaksian, Pdtm. Yehezkiel Sababalat mengucapkan syukur atas pertolongan Tuhan sekaligus menyaksikan pertolongan Tuhan bagi Nana, calon istrinya, yang bersama saudaranya terhindar dari bahaya ledakan kompor gas. Kompor gas yang seharusnya dimatikan, ternyata tidak dapat mati, dan api tetap menyala. Namun setelah dibantu oleh penjual gas, maka api dapat dipadamkan. Puji Tuhan, tidak terjadi ledakan atau sesuatu yang dapat menyebabkan merugikan. Topik doa meliputi yang sakit seperti Erol Manurung, anak keluarga Larry Manurung, anak-anak yang selesai ujian dan akan melanjutkan pendidikannya, KPA-KPA, orang orang yang belajar Alkitab, Teddy dan Joshua yang sedang belajar Alkitab dari Pdtm. Sababalat, Perjamuan Suci di hari Sabat, rencana perkemahan Pathfinder dan Adventurer, rencana pernikahan Pdtm. Sababalat dan Nana, Family Of the Month – keluarga Joy Silaban, dan lain-lain. Setelah doa syafaat yang dilakukan perkelompok 2-3 orang, acara kebaktian Rabu Malam ini diakhiri dengan menyanyi dari Lagu Sion nomor 183, “Inilah Jam Ku Berdoa”. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Marlan Sianturi, dan setelah itu jemaat keluar untuk bersalaman dengan pembicara.