“Ayo…! Kita harus cepat berangkat, nanti kita bisa terlambat tiba di sana! Jadwal ujian dimulai tepat waktu dan tidak menunggu kalian.”, himbau saya kepada anak-anak didik. Mereka harus mengikuti ujian akhir nasional yang diadakan di salah satu sekolah menengah negeri. “Kita naik apa pergi ke sana bu ?”, tanya para siswa pada saya. “Untuk menuju sekolah itu tidak ada kendaraan umum. Jadi kita tidak punya pilihan selain berjalan kaki saja.”, jawab saya cepat. “Nanti kita terlambat bu…!”, sambut mereka bersamaan. “Ibu rasa tidak. Hari masih pagi, jadi kita punya cukup waktu kalau kita berangkat sekarang.”, jelas saya pada mereka. Dari wajah mereka saya melihat sebetulnya mereka tidak sependapat dengan saya. Semua mulai berjalan kaki menuju sekolah tempat mereka menempuh ujian. “Nah, ibu guru benar kan? Sekarang kita sudah tiba di sekolah dan tidak terlambat !”,kata saya pada semua siswa ketika kami tiba. Hampir semua terlihat tersenyum malu.
Sebenarnya hati saya sedang gelisah memikirkan anak didik saya ini. Mereka terlihat tidak bersemangat dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akhir ini. Berbagai cara sudah kami lakukan untuk membangkitkan semangat mereka untuk belajar lebih tekun, tetapi hasilnya belum memadai. Saya khawatir jika mereka gagal dalam ujian ini. “Ayo anak-anak, kalian sudah bisa melihat di ruang mana kalian akan duduk.”, kata saya memberi pengarahan karena melihat waktu ujian sudah semakin dekat. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelas, saya juga ikut masuk dan membantu mengawasi ujian. Perasaan gelisah menguasai pikiran saya karena melihat soal-soal yang diberikan cukup sulit. Akhirnya saya pergi ke suatu ruangan untuk berdoa agar murid-murid bisa diberikan akal budi dan kepintaran, sehingga bisa mengingat pelajaran yang sudah mereka terima selama ini. Hari-hari ujian pun berlalu dan saatnya kami menunggu pengumuman. Saya sudah pasrah dan berserah penuh kepada Tuhan. Saya dekati papan pengumuman. Di situ terbaca semua siswa kelas IX lulus 100% ! Jantung saya berdetak kencang karena sangat gembira melihat bahwa mujizat Tuhan itu nyata. Apa yang saya khawatirkan tidak terjadi sama sekali.
Ayat renungan di pagi hari ini mengatakan bahwa banyak orang yang takjub melihat mujizat yang Yesus lakukan. Banyak orang yang ingin melihat keajaiban terjadi dalam kehidupan. Terlebih bila hati dipenuhi keraguan atau apa yang diharapkan terasa mustahil untuk dicapai, maka kita ingin melihat Tuhan membuat mujizat untuk kita. Mujizat adalah perbuatan Allah yang ajaib. Sebagaimana Yesus telah mengadakan mujizat di masa yang lalu, maka mujizat Allah dapat terjadi kepada kita saat ini. Mujizat memerlukan kesungguhan dalam memohon, ketulusan hati yang berserah kepada kehendak Tuhan, serta percaya yang penuh kepada Tuhan yang akan memberikan keajaiban. Di saat kita sudah melakukan yang terbaik lalu datang kepada-Nya, Tuhan penuh dengan kasih untuk mengaruniakan satu mujizat bagi kita. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Mujizat Allah sangat nyata.
Have a great day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat dan keluarga anda hari ini.