Thursday, December 17, 2009

Anakku Ada Bukan Kebetulan

Mazmur 139 : 16 “mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.”









“Pa…! Papa…!! Bangun...! Ayo kita ke rumah sakit sekarang… !!”, teriakku memanggil suami pada pagi hari. Saya sedang mengadung beberapa bulan saat itu dan merasakan sakit luar biasa di perut. Mendengar itu suamiku melompat dari tempat tidur dan segera menyalakan mesin mobil. Kami segera meluncur ke rumah sakit. Pagi itu jalanan masih sangat sunyi. Memang hari masih lumayan gelap, membuat perjalanan kami menjadi lancar untuk tiba di rumah sakit. Setiba di sana, saya ditangani oleh dokter yang dinas pagi itu. “Ibu, maaf sekali… Bayi yang ada dalam kandungan ibu kelihatannya tidak bisa diselamatkan!”, katanya perlahan tetapi sangat jelas terdengar di telinga saya. “Maksud dokter apa?”, tanya saya tidak mengerti. “Saya hanya bisa membantu menyelamatkan ibu tetapi tidak dengan janin yang ada dalam kandungan ibu…”, sahutnya berusaha menjelaskan rencana tindakannya. Karena merasa tidak puas atas penanganan dokter tadi, kami memutuskan untuk menunggu kedatangan dokter kandungan.

Saat menunggu, saya tidak kuasa menahan sedih, saya menangis sejadi-jadinya. Saya tidak bisa mengendalikan rasa kecewa saya. Sementara suami juga tidak kuat hati mendengar keterangan dokter tadi. “Papa, mama kenapa…? Mama sakit apa ? Adik yang di dalam perut mama baik-baik saja kan?”, tanya si sulung yang ikut menemani saya saat itu. “Kata dokter tadi, adik kita sudah pergi nak…!”, jawab suami saya sambil menangis. “Itu tidak mungkin pa….!! Aku mau punya adik ! Aku sayang adik ! Tuhan juga pasti sayang sama adik ! Aku mau berdoa kepada Tuhan agar adik bisa tertolong…”, katanya kini sambil menangis juga. Saya tidak bisa menjawab apa-apa ketika si sulung berusaha untuk menghibur dan menguatkan hatiku. “Mama jangan menangis ya…! Tuhan pasti akan membantu kita melalui dokter yang merawat mama…”, katanya dengan penuh keyakinan. “Plook…! Plok…! Ploook…!”, terdengar suara sepatu mendekat ke arah ruang kamar tempat kami menunggu. “Selamat pagi ibu ! Saya dokter sepesialis kandungan. Saya sudah mengetahui keadaan ibu. Sekarang, marilah kita berdoa agar Tuhan membantu segalanya, sehingga bayi yang ada dalam kandungan ibu dapat diselamatkan.”,katanya tersenyum lembut. Selesai kami berdoa, dokter tersebut melakukan rangkaian pemeriksaan sementara saya terus berdoa tidak henti. Saya yakin itu juga yang dilakukan oleh suami dan si sulung. Setelah waktu yang cukup lama, tiba-tiba saja keajaiban itu terjadi. “Anak ibu sekarang baik-baik saja. Itu berarti kandungan ibu bisa dipertahankan!”, kata dokter kandungan yang membuat kami semua terkejut sekaligus merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Sungguh, Tuhan itu begitu baik dan berkuasa atas ciptaan yang Ia buat.

Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan bahwa Tuhan selalu beserta dengan kita, bahkan saat kita masih terbentuk dalam kandungan seorang ibu. Kita ada di dunia bukan secara kebetulan. Kita adalah ciptaan Tuhan. Kejadian yang Tuhan buat semuanya indah dan ajaib. Tuhan ada di setiap tahapan ciptaan-Nya, termasuk ketika manusia terbentuk dalam kandungan. Tuhan meniti setiap bagian tubuh kita, untuk membentuk kita menjadi ciptaan yang indah. Tuhan memiliki rencana yang indah juga untuk setiap manusia yang Dia ciptakan. Kita patut bersyukur untuk apa adanya diri kita saat ini. Kita harus mengangkat puji-pujian untuk anak-anak yang Tuhan telah percayakan kepada kita sekarang. Kita, anak-anak kita, kita semua, bisa ada di dunia ini bukan karena kebetulan. Kita semua ada, karena Tuhan telah merencanakan, menciptakan, dan menuntun kita untuk menjadi ciptaan yang indah bagi Dia. Marilah kita bekerja sama dengan Tuhan, agar diri kita, anak-anak kita, kita semua, boleh menjadi ciptaan yang indah di pemandangan Tuhan, seperti yang Tuhan telah rencanakan sejak semula.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda hari ini.