Wednesday, December 09, 2009

Makna Penciptaan


Hari Jumat 4 Desember 2009, tepat jam 19:30, Pendeta Richard Y. Hutauruk mengundang jemaat Kemang Pratama untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 237, “Ingat Hari Sabat”. Bapak Sontani Purnama melayangkan doa pembukaan. Keluarga Gilbert Sinaga mengajak kedua putrinya, Vicky dan Kayla, untuk menyanyikan lagu “He’s able” dengan iringan piano Ibu Fanny Sinaga. Renungan malam ini dibawakan oleh Bapak Jeff Eman dengan judul "Makna Penciptaan". Di awal renungan, Bapak Jeff menceritakan bagaimana keluarga ini merasakan kehangatan sambutan dari jemaat Kemang Pratama saat mereka pertama kali berbakti di gereja ini. Kehangatan itu lebih terasa pada saat keluarga ini bergabung untuk belajar Sekolah Sabat. Di gereja ini, ada Ibu Etty Sukaryati, teman beliau saat di jemaat Menteng, serta teman-teman dari Unai seperti Bapak Sudianto Suharjo dan Bapak Dharlen Simanjuntak. Bapak Jeff juga terkesan dengan keramahan Ibu Tina Wira di kelas Sekolah Sabat. Selain hal itu, putri Bapak Jeff dengan mudah berbaur dengan pemuda di jemaat Kemang Pratama. Itu sebabnya keluarga Jeff Eman senang berbakti di jemaat Kemang Pratama.

Bapak Jeff mengajak jemaat untuk membuka kitab Kejadian pasal 1 dan 2, dimana kita mendapati cerita tentang penciptaan. Kalau kita perhatikan, pada setiap akhir dari hari penciptaan Allah selalu menyatakan bahwa apa yang diciptakannya itu baik. Pada hari pertama, setelah Allah menjadikan terang, Allah melihat bahwa terang itu baik (Kejadian 1 : 4). Pada hari kedua, setelah Allah cakrawala, Allah melihat bahwa semuanya itu baik (ayat 10). Pada hari ketiga, setelah Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan, Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (ayat 12). Pada hari keempat, setelah Allah menciptakan matahari, bulan dan bintang, Allah melihat bahwa semuanya itu baik (ayat 18). Pada hari kelima, setelah Allah menciptakan binatang di air dan burung di udara, Allah melihat bahwa semuanya itu baik (ayat 21). Dan pada hari keenam, setelah Allah menciptakan binatang di bumi, ternak dan binatang melata, Allah menciptakan manusia pertama, Adam. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik (ayat 31). Setelah itu Allah membuat taman Eden untuk didiami oleh manusia ciptaan-Nya. Di dalam taman Eden, Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Taman Eden ini dilalui oleh sebuah sungai yang bercabang empat yaitu Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat. Allah menempatkan manusia ciptaan-Nya itu di dalam taman Eden. Mereka diminta untuk memelihara taman itu. Selain itu, Allah juga menugaskan Adam untuk memberi nama kepada segala binatang yang telah diciptakan Allah. Pada saat Adam memberi nama kepada binatang-binatang, didapatinya bahwa binatang-binatang itu berpasangan, tetapi ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja,” lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, diciptakan-Nya seorang perempuan. Ia membawa kepada Adam. Saat itulah Allah selesai dalam penciptaan-Nya. Allah sudah menciptakan manusia dan sebelumnya telah menyiapkan segala sesuatu untuk kebaikan bagi manusia ciptaan-Nya. Allah sudah menyiapkan tempat yang nyaman, makanan, dan pendamping bagi manusia. Allah tidak membiarkan manusia itu tanpa tempat tinggal, tanpa makanan, dan tanpa pendamping. Bahkan manusia itu diberikan pekerjaan untuk memberi nama semua ternak dan burung-burung. Allah selalu menyediakan segala sesuatu untuk kita. Sungguh Allah amat baik. Namun terkadang kita lupa untuk merenungkan kebaikan Allah. Waktu kita tersita oleh kesibukan-kesibukan, sehingga kita tidak menyadari akan kebaikan Allah. Setelah segalanya sungguh amat baik, berhentilah Ia pada hari ke-tujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ke-tujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya.

Allah berhenti pada hari yang ke-tujuh itu karena:
1. Dia ingin agar kita memperingati akan pekerjaan penciptaan dan merenungkan apa yang Allah buat.
2. Allah ingin menyediakan waktu bagi manusia agar dapat merenungkan semua kebaikan Tuhan. Saat kita bangun tidur, Allah sudah menyediakan semua yang baik dan indah.
3. Hari ke-tujuh, adalah hari untuk merenungkan dan mengakui kebaikan Allah. Kita ingin mengungkapan terima kasih kepada Allah sebagai Khalik alam semesta. Allah menyiapkan satu hari perhentian agar kita punya waktu untuk merenungkan pekerjaan Allah bagi kita.
4. Untuk membangkitkan rasa syukur atas semua yang kita nikmati. Hilangkanlah rasa mengeluh dan bersyukurlah atas segala yang sungguh amat baik yang disiapkan untuk kita.
5. Mengajar kita untuk membuka buku alam, mempelajari hikmat dan kuasa Allah.
"Pada malam ini, Allah telah mengingatkan kita kembali, bahwa Allah selalu memberikan segala yang sungguh amat baik kepada kita. Marilah kita menggunakan waktu di hari Sabat untuk bersyukur kepada Tuhan karena Ia begitu baik.”, kata Bapak Jeff menutup renungan malam ini. Kebaktian Vesper kemudian ditutup dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 238, “Oh Hari Perhentian”. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Jeff Eman. Karena cuaca di luar sedikit gerimis, maka jemaat membentuk lingkaran di dalam gereja dan berpegangan-tangan, sambil menyanyikan lagu ”God is So Good”. Setelah itu mengucapkan, “Selamat Sabat! Selamat Sabat! Selamat Sabat! Tuhan memberkati! Halleluyah! Amin!”.