Saturday, December 19, 2009

Lebih Kuat Dari Tangan Papa

Yosua 4 : 24 “supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan Tuhan, dan supaya mereka selalu takut kepada Tuhan, Allahmu.”





“Uuaaaahhh…!”, saya menguap sambil bangkit dari tempat tidur. Hari sudah pagi. Saya lihat kaca jendela kamar basah. “Ohh…, rupanya hujan turun tadi malam, makanya kaca ini basah. Tak heran jika udara terasa sejuk.”, ucap saya dalam hati sambil membuka jendela lebih lebar lagi, agar angin yang menghembus dingin bisa membuat adik-adikku terbangun dari tidurnya. “Ayoooo…!! Bangun dek…! Sudah siang loh ! Nanti kita terlambat ke sekolah.”, kata saya sambil mengguncang tubuh adik-adik. “Masih ngantuk bang ! Lagian dingin banget nih…”, rengekan manjanya membuat aku juga jadi merasa enggan untuk berangkat ke sekolah. Tapi saya punya tanggung jawab sebagai anak sulung. “Memang kalau dingin begini enaknya tidur dek…, tapi kalian harus bangun. Kan enggak ada papa. Jadi abang nanti yang setir mobil. Abang kan belum terlalu mahir membawa mobil. Jadi kita harus berangkat lebih awal ya…”, kataku membujuk mereka. “Wah iya ya ! Oke deh bang kalau begitu.”, jawab mereka serentak. “Aduh…! Sebetulnya aku juga masih takut bawa mobil nih. Tapi nggak ada pilihan lain, ya sudahlah…”, ujar saya dalam hati dengan khawatir.

“Mama, hujan belum berhenti nih ! Apakah kita harus tetap berangkat ke sekolah?”, tanya saya pada mama. “Iya sayang, kita harus tetap pergi. Mama kan harus bekerja dan adik-adikmu tidak mungkin bolos hanya karena hujan.”, suara mama menjelaskan. “Aku sebenarnya masih takut ma untuk membawa mobil. Tanganku kan masih kecil untuk memegang setir, kakiku juga belum begitu kuat untuk menekan gas.”, kata saya jujur. “Jangan khawatir sayang… Tangan kamu memang masih kecil, tetapi tangan Tuhan yang kuat akan melindungi kita.”, jawab mama menenangkan aku. Akhirnya saya mencoba menguatkan hati. Lagi pula aku bangga dengan kepercayaan yang diberikan mama. Setelah semua siap kami pun berangkat. Tiba di jalan tol, hujan bukannya berhenti malah justru turun semakin deras ! Kemacetan tidak terelakkan lagi. Saya mulai binggung dan takut. Air mata saya akhirnya menetes melihat jalanan mulai banjir. “Mama, gimana nih…? Aku takut ma…!”, kata saya tak kuasa menahan diri. “Jangan khawatir nak…! Kamu tetap menyetir dengan hati-hati. Tidak akan terjadi apa-apa. Kamu berdoa juga ya…”, suara lembut mama kembali menenangkan saya. Udara sebetulnya sangat dingin, tetapi keringat mengucur deras di kepala dan badanku. “Abang tenang saja…, kita yang bantu menyeka keringat abang ya…”, kata kedua adikku dengan suara yang lugu, membuat suasana tegang menjadi berkurang. Akhirnya saya berdoa dalam hati, “Tuhan pegang tanganku, karena tanganMu lebih kuat dari pada tangan papa!”. Saya bersyukur karena saat itu juga Tuhan menjawab doaku dengan memberikan ketenangan dalam hati, sehingga saya bisa meneruskan perjalanan ke sekolah dengan aman.

Di pagi yang indah ini, ayat renungan kita bahwa tangan Tuhan itu kuat dan kita patut takut kepadaNya. Memiliki rasa takut dan khawatir dalam hati adalah hal yang wajar. Terlebih jika kita belum menguasai satu hal yang menjadi tanggung jawab kita. Kita menjadi gugup dan takut gagal karena merasa tidak sanggup menghadapi dengan tangan kita sendiri. Tetapi kita punya Allah dengan tangan yang kuat, ajaib dan mempesona, melebihi semua kekuatan dan kuasa yang ada di dunia. Tangan Tuhan akan menopang kita agar tidak gentar dengan kelemahan kita. Tangan Tuhan akan meneguhkan kita agar dapat mengatasi semua ketakutan yang menguasai diri kita. Walau pun kita lemah dan kecil, Tuhan akan menyanggupkan kita untuk menghadapi semua perkara, karena tangan Tuhan yang kuat memegang kita.

May His love and blessings be with us all the time !