Monday, December 14, 2009

Lebih Berharga Dari Burung

Matius 6 : 26 “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”



“Abang, bagaimana dengan Scrapy anjing kecil kita?”, tanya adik saya tiba-tiba saat dia teringat anjing yang kita pelihara di rumah. Kami memang sedang berada di luar kota karena ada musibah yang menimpa salah satu anggota keluarga kami. “Waduh…! Abang juga tidak ingat untuk titipkan dia ke tetangga ! Lagi pula kita terburu-buru saat berangkat ke kota ini !”, kata saya agak menyesal karena lupa untuk menitipkan anjing kesayangan kami ini. “Tapi kita kan masih beberapa hari lagi di sini bang ? Jangan-jangan nanti saat kita pulang sudah mati si Scrapy ! Kan kita tidak kasih dia makanan apa pun waktu kita pergi kemarin !”, sahut adik saya lagi dengan sedih membayangkan anjing kesayangannya akan mati kelaparan. “Abang juga sebetulnya khawatir dengan si Scrapy. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang untuk menolongnya. Kamu percayalah sama Tuhan. Burung di udara saja Tuhan beri makan!”, jawab saya tersenyum sambil mencoba menghibur dia.

“Tapi burung kan bisa terbang mencari makan bang… Sedangkan Scrapy tidak bisa terbang ! Bahkan untuk keluar dari pintu gerbang rumah kita pun dia tidak bisa !”, katanya dengan agak gusar dan belum bisa menerima apa yang saya katakan. “Sabar ya dek…! Kalau Scrapy harus mati, kita akan cari gantinya nanti, oke ?”, ucap saya menjanjikan. Kali ini dia hanya terdiam saja, tapi terlihat dia begitu khawatir. Beberapa hari kemudian kami kembali pulang ke rumah. Dari jauh terdengar suara yang sangat kami kenal. “Guuk..! Guuukk…!!”, gonggongan itu melegakan hati adik saya. “Scrapy…! Dia masih hidup…!”, teriak adik saya sambil berlari menghampiri Scrapy yang sibuk mengibaskan ekornya, sambil meloncat lincah menyambut kedatangan kami kembali. “Wah, ajaib sekali ! Apa yang dia makan selama ini ya bang ?”, binar mata adik saya terlihat takjub, tapi juga sedikit bingung. “Ooh…, coba kamu lihat ! Kelihatannya bunga-bunga dan tanaman di pekarangan dimakan oleh Scrapy ! Hahaha…!”, ujar saya sambil menunjuk ke beberapa bunga dan tanaman yang terlihat sudah digigit oleh Scrapy. Tuhan memelihara Scrapy dan memberikan dia insting agar tidak kelaparan. Dia makan bunga-bunga dan tanaman yang ada di halaman selama 4 hari kemarin. Tuhan sungguh ajaib !

Ayat renungan pagi ini mengajak kita untuk melihat bahwa Tuhan memelihara dan memberi makan burung-burung di udara yang tidak menabur dan tidak menuai. Terlebih Tuhan memelihara kita semua manusia. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki akal budi. Manusia menggunakan akal budinya untuk berpikir, merencanakan, berbuat, mengendalikan dan melihat hasil dari apa yang dia telah lakukan. Namun dalam menghadapi masalah kita mudah tergoda untuk menggunakan akal budi kita sendiri, gantinya membiarkan Tuhan menerangi pikiran kita. Kita bergantung pada akal budi sendiri yang memiliki keterbatasan, padahal pikiran kita terlalu banyak menimbang perkara yang kita tidak tahu kepastiannya dan kita sudah mengkhawatirkannya. Semakin besar kita bergantung pada akal budi kita sendiri, semakin besar kemungkinan kita masuk dalam perangkap kekhawatiran. Tuhan mengajak kita untuk bekerja sama dengan Dia dalam menghadapi setiap perkara kehidupan. Satu janji pasti diberikan pada kita, bahwa kita sangat berharga di mata Tuhan. Ia tidak akan membiarkan kita kecewa.

Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.