Thursday, December 24, 2009

Teruslah Berusaha dan Berdoa

Mazmur 143 : 1 “Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu !”




“Waduh bagaimana ini, hujan kelihatannya turun semakin deras saja…!”, kata saya pada semua yang ada di dalam mobil. “Bukan hanya itu saja nak, papa lihat airnya mulai naik. Sebentar lagi pasti akan banjir ! Bisa gawat nih!”, ujar papa menjawab. “Maksud papa, gawat kenapa? ”, tanya mama belum mengerti. “Papa khawatir kalau mobil kita tidak akan sanggup melewati banjir. Apalagi di depan sana macet sekali.”, kata papa sambil mengerutkan kening mencoba untuk berpikir. “Kita berhenti saja dulu pa. Itu ada tempat yang lumayan tinggi ! Jadi genangan airnya tidak terlalu mengganggu. Kelihatannya ada banyak juga kendaraan yang parkir di situ.”, kataku memberi usulan kepada papa. “Abang benar! Papa perhatikan dari tadi yang berani melewati banjir hanyalah kendaraan besar seperti bus dan truk.”, adikku yang kecil ikut memberi pendapat. Papa segera menepikan mobil di tempat yang agak tinggi. Cukup lama kami menunggu. “Wah…, hari sudah semakin gelap, tidak ada penerangan di sekitar sini jadi banyak sekali nyamuk. Sudah waktunya makan malam,tetapi tidak ada orang yang menjual makanan di sekitar sini…”, ucap mama dengan wajah terlihat sedih. Diam-diam aku berdoa dalam hati. “Tuhan, tolonglah kami! Berikan jalan keluar. Kami lapar dan takut. Di sini gelap dan banyak nyamuk…”, ucapku kepada Tuhan.

Begitu aku membuka mata, aku terkejut! Nenek-ku yang sejak tadi bersama kami di dalam mobil tiba-tiba keluar dan berdiri di pinggir jalan mencoba mencegat truk yang lewat. Salah satu di antaranya berhenti. Aku bisa mendengar nenek berbicara kepada supir truk yang menghentikan kendaraannya. “Bisa tolong menarik mobil kami pak?”, tanya nenek dengan sungguh. “Boleh nek…, yang mana mobil nenek?”, tanya supir truk itu dengan ramah. “Itu mobil anak saya. Itu suami, anak serta cucu-cucu saya di dalam”, kata nenek menjelaskan sambil menunjuk ke arah mobil kami. “Kalau begitu, kita tutup dulu knalpot mobilnya, baru kita gunakan tali ini untuk menarik mobil bapak. Adik-adik bisa menumpang truk saya, sementara yang lain tetap saja di dalam kendaraan”, kata supir truk itu menganjurkan saat menghampiri mobil kami. Kami keluar membantu bapak itu mengerjakan semua yang diperlukan. Setelah semuanya selesai, truk bergerak membawa mobil kami melewati air yang memang sudah sangat tinggi. “Ya Tuhan, tolonglah agar tali itu jangan putus. Agar mobil kami tidak tergenang banjir dan kami semua selamat...”, sekali lagi saya berdoa memohon kepada Tuhan. Apa yang saya doakan didengar Tuhan. Truk ini berhasil membawa kami hingga ketempat yang terbebas dari banjir dan kami bisa melanjutkan perjalanan kami untuk kembali ke Jakarta. Terima kasih Tuhan karena kuasa-Mu pada kami semua.

Ayat renungan pagi ini mengajak kita untuk berseru kepada Tuhan agar menolong kita dalam kesulitan yang kita hadapi. Sebagai manusia kita tidak terhindar dari pelbagai kesulitan. Kita mengalami kesulitan saat kita tidak mampu menghadapi perkara yang terlihat mustahil dapat diatasi dengan kekuatan kita sendiri. Kita jangan pernah menyerah. Kita memiliki Allah yang sanggup menolong dalam segala perkara yang kita rasa sulit dan tidak mungkin menurut ukuran manusia. Sementara kita terus berusaha, kita patut datang kepada Tuhan. Kita berseru kepada-Nya dengan tulus, memohon Tuhan membantu dalam kesulitan yang kita hadapi kapan saja, di mana saja, apa pun bentuk masalahnya. Tuhan akan mendengar seruan kita dan memberikan kita kesanggupan untuk menghadapi setiap kesulitan dan membukakan jalan yang tidak pernah kita duga. Mari kita selalu berdoa dan berusaha.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat dan keluarga anda.