Hari Jumat 11 Desember 2009, tepat jam 19:30 malam Pratikno mengundang jemaat Kemang Pratama untuk berdiri dan menyanyikan Lagu Sion nomor 181, “Yesus Sahabat Terindah” sebagai lagu pembukaan di acara kebaktian Vesper. Doa pembukaan dilayangkan oleh Ibu Dahlia Hutauruk. Pada kebaktian pembukaan Sabat ini, keluarga Sontani Purnama membawakan lagu pujian yang berjudul “Darat Mas Amat Jauh”. Bapak Agustinus Silalahi membawakan renungan tentang kehidupan raja Hizkia. Hizkia dalam bahasa Ibrani berarti “Tuhan yang memberi kekuatan”. Kehidupan Hizkia ini sangat menarik untuk kita renungkan. Hizkia menjadi raja Israel pada usia dua puluh lima tahun. Ia memerintah Israel selama dua puluh sembilan tahun lamanya. Kita mendapati bahwa Hizkia dapat hidup berkenan kepada Tuhan, padahal ayahnya adalah seorang yang jahat di mata Tuhan. Kesalahan para pendahulunya dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, telah berdampak pada kehidupannya saat itu. Dengan masa lalu kerajaan yang kelam, ekonomi yang jatuh, Hizkia melakukan perbaikan rumah Tuhan. Ia telah melakukan sesuatu yang bukan saja baik, namun benar. Kadangkala kita sulit membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang benar. Menyuntik mati atau Euthanasia dapat merupakan hal yang baik untuk orang yang secara medis sudah tidak dapat ditolong lagi, namun hal itu bukanlah hal yang benar. Ukuran benar hanya dapat dilakukan bilamana itu sesuai dengan Firman Tuhan.
Kadangkala kita sebagai umat Tuhan tidak menyadari bahwa kita menjadi sorotan bagi orang lain. Kita lupa bahwa kita adalah warga negara Surga sehingga segala tingkah laku maupun perkataan kita, seharusnya mencerminkan bahwa kita adalah warga negara Surga. Kerajaan Allah mempunyai kultur tersendiri dan kita adalah utusan-utusan Allah. Kita adalah wakil Allah di dunia ini, sehingga orang dapat melihat sifat kasih dari Allah melalui tindakan dan perkataan kita. Kalau kita menyimak Stephen R. Covey dalam kebiasan yang ke-3 dari buku ”The 7 Habits of Highly Effective People”, yaitu ”First Things First”, maka Hizkia dapat melihat konsep urgensi dan pentingnya masalah kerajaannya. Hizkia memilih untuk pertama-tama, melakukan perbaikan rumah Tuhan. Ia memulai dengan memperbaiki hubungannya dengan Tuhan. Tuhan memang selalu mau menerima kita apapun masalah dan kedegilan kita. Namun, Tuhan membutuhkan peran aktif kita. Ia mau kita pun merespon akan kasih karuniaNya. Saat Yesus menyembuhkan orang lumpuh, Yesus hanya mengatakan kepada orang lumpuh itu untuk bangkit dan berjalanlah. Namun, bilamana orang lumpuh itu tidak merespon perintah Yesus, maka kesembuhan belum tentu menjadi bagian orang itu. Di dalam kitab Matius 6:33 dikatakan, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ini adalah prioritas utama kita. Walaupun latar belakang kita kelam, bilamana prioritas utama kita benar, maka Allah berjanji akan menambahkan apa pun kepada kita. Memberi, berdoa dan berpuasa, itu adalah ibadah kita yang sesungguhnya.
Kadangkala kita sebagai umat Tuhan tidak menyadari bahwa kita menjadi sorotan bagi orang lain. Kita lupa bahwa kita adalah warga negara Surga sehingga segala tingkah laku maupun perkataan kita, seharusnya mencerminkan bahwa kita adalah warga negara Surga. Kerajaan Allah mempunyai kultur tersendiri dan kita adalah utusan-utusan Allah. Kita adalah wakil Allah di dunia ini, sehingga orang dapat melihat sifat kasih dari Allah melalui tindakan dan perkataan kita. Kalau kita menyimak Stephen R. Covey dalam kebiasan yang ke-3 dari buku ”The 7 Habits of Highly Effective People”, yaitu ”First Things First”, maka Hizkia dapat melihat konsep urgensi dan pentingnya masalah kerajaannya. Hizkia memilih untuk pertama-tama, melakukan perbaikan rumah Tuhan. Ia memulai dengan memperbaiki hubungannya dengan Tuhan. Tuhan memang selalu mau menerima kita apapun masalah dan kedegilan kita. Namun, Tuhan membutuhkan peran aktif kita. Ia mau kita pun merespon akan kasih karuniaNya. Saat Yesus menyembuhkan orang lumpuh, Yesus hanya mengatakan kepada orang lumpuh itu untuk bangkit dan berjalanlah. Namun, bilamana orang lumpuh itu tidak merespon perintah Yesus, maka kesembuhan belum tentu menjadi bagian orang itu. Di dalam kitab Matius 6:33 dikatakan, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ini adalah prioritas utama kita. Walaupun latar belakang kita kelam, bilamana prioritas utama kita benar, maka Allah berjanji akan menambahkan apa pun kepada kita. Memberi, berdoa dan berpuasa, itu adalah ibadah kita yang sesungguhnya.
Ketika kita sakit, kita mungkin berdoa untuk kesembuhan kita. Namun kita lupa, bahwa kita telah melakukan sesuatu yang salah dalam kehidupan kita. Kita menjadi sakit oleh sebab kesalahan yang kita buat sendiri. Apa yang kita lakukan, pasti akan ada akibatnya. Lakukan yang baik, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang baik pula.
For your thoughts become your words;
For your words become your actions;
For your actions become your habits;
For your habits become your character;
For your character determines your destiny
"Jadi kuduskanlah hati dan pikiran kita dan mohon ampun akan kesalahan kita.", kata Bapak Agustinus menutup renungan malam ini. Usai renungan, Ibu Yuliana Silalahi menyanyikan lagu ”Forgive Me Lord” dengan diiringi oleh Bapak Agustinus pada piano. Di akhir kebaktian, jemaat menyanyikan Lagu Sion nomor 151, ”Ajaiblah Yesus Juru Selamatku”. Bapak Agustinus Silalahi melayangkan doa penutup. Setelah bersalaman dengan pembicara, jemaat membentuk lingkaran di halaman gereja, menyanyikan lagu ”Good is So Good” kemudian mengucapkan ”Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Tuhan Memberkati ! Haleluyah ! Amin !”
For your thoughts become your words;
For your words become your actions;
For your actions become your habits;
For your habits become your character;
For your character determines your destiny
"Jadi kuduskanlah hati dan pikiran kita dan mohon ampun akan kesalahan kita.", kata Bapak Agustinus menutup renungan malam ini. Usai renungan, Ibu Yuliana Silalahi menyanyikan lagu ”Forgive Me Lord” dengan diiringi oleh Bapak Agustinus pada piano. Di akhir kebaktian, jemaat menyanyikan Lagu Sion nomor 151, ”Ajaiblah Yesus Juru Selamatku”. Bapak Agustinus Silalahi melayangkan doa penutup. Setelah bersalaman dengan pembicara, jemaat membentuk lingkaran di halaman gereja, menyanyikan lagu ”Good is So Good” kemudian mengucapkan ”Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Tuhan Memberkati ! Haleluyah ! Amin !”