Rabu malam dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 64, “Yesus Aku Rindu Jadi Suci”. Yoan Hutauruk yang memimpin acara kebaktian mengundang Ibu Meiske Tampubolon untuk melayangkan doa pembukaan. KPA Jatiasih membawakan lagu pujian yang berjudul “Di Tempat Yang Lebih Tinggi”. Renungan kebaktian malam ini dibawakan oleh Ibu Shally Tambunan, yang diambil dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 36 yang berjudul “Jamahan Iman”. Pada pasal ini ditemui 3 kisah yang menceritakan pelayanan Yesus. Yang pertama, berkisah tentang Yairus, penghulu orang Yahudi yang datang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang hampir mati. Walaupun Yairus dikenal sebagai seorang guru yang sombong, namun Yesus mau datang ke rumah orang itu. Di tengah perjalanan, seorang pesuruh dari rumah datang dan memberitahukan Yairus bahwa anak perempuannya telah mati. Betapa hancur hati Yairus. Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus, "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat." Yesus tetap menuju ke rumah Yairus. Yesus lalu menyuruh semua orang keluar dan tinggal 7 orang saja yang ada di rumah itu. Lalu dipegang–Nya tangan anak itu, kata–Nya, "Talita kum," yang berarti, "Hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!". Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
Kisah ini mengingatkan Ibu Shally akan pengalaman keluarganya ketika Timotius, anaknya, sakit waktu masih kecil. Dokter membutuhkan 3 botol obat, namun rumah sakit hanya mempunyai 2 botol. Masih diperlukan 1 botol lagi, dan menurut dokter, obat itu ada di sebuah pabrik obat di daerah Bandung. Saat itu hari sudah malam, sedangkan obat itu harus secepat mungkin diberikan. Tiba di Bandung sudah larut, hujan turun cukup lebat dan selama dua jam lebih mencoba memanggil satpam untuk membuka gerbang pabrik. Akhirnya satpam pabrik obat itu membukakan pintu gerbang dan mau membantu untuk mencarikan obat tersebut. Dan, puji Tuhan, obat tersebut memang benar-benar ada dan tinggal satu-satunya. Obat itu dapat dibawa ke Jakarta dan diberikan kepada Timotius melalui perantaraan dokter. Sekitar 20 hari perawatan, anak tersebut bisa sembuh. Sukacita yang besar memenuhi perasaan Ibu Shally. Kira-kira seperti itulah perasaan yang dialami oleh Yairus.
Kisah kedua mengenai wanita yang telah dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Dia sudah putus harapan. Namun pengharapannya timbul setelah mendengar bahwa Yesus dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Kesempatan yang indah itu datang ketika Yesus lewat dekat kepadanya. Maka di tengah–tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh jubah–Nya. Sebab katanya, "Asal kusentuh saja jubah–Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Ketika ia berusaha meninggalkan kerumunan orang itu, Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri–Nya, lalu Ia berbalik di tengah orang banyak dan bertanya, "Siapa yang menyentuh jubah–Ku?". Yesus mengetahui jamahan yang dilakukan dengan iman atau tidak. Akhirnya, perempuan itu datang dengan gemetar dan sujud di kaki Yesus. Dengan air mata ia menceritakan kisah penderitaannya dan bagaimana ia telah memperoleh kesembuhan. Lalu kata–Nya kepada perempuan itu, "Hai anak–Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu!". Iman kita kepada Yesus akan membawa keselamatan. Kisah terakhir mengenai 10 orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus. Dari 10 orang ini, hanya satu orang saja yang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih. "Yesus telah memberikan kebaikan-kebaikan bagi semua manusia. Ia memberikan kesembuhan, kelepasan dari penyakit dan malapetaka, dan memberikan kekayaan surga untuk kita. Kita patut mengingat apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita dan kita harus menyaksikan itu kepada orang lain. Marilah kita ucapkan syukur kepada-Nya dengan segenap hati agar iman kita bertambah kuat.", ucap Ibu Shally menutup renungan malam ini.
Kesaksian pada malam hari ini dibawakan oleh beberapa orang. Ibu Tina menyaksikan kelahiran cucu-nya laki-laki pada tanggal 26 Desember yang lalu. Bapak Sontani Purnama mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena perlindungan Tuhan, telah diluputkan dari hal-hal yang lebih buruk, sehubungan dengan pecahnya bearing roda belakang kendaraannya di jalan tol, daerah Karawang. Ibu Adelin Pandiangan memberikan kesaksian bagaimana ibu Solihin yang sudah mau belajar Firman Tuhan. Ibu Yunita Wuisan juga bersyukur atas perlindungan Tuhan. Pada saat pulang retreat, kendaraan mereka bersenggolan dengan sepeda motor, sehingga pengendara dan penumpang sepeda motor tersebut terjatuh. Puji Tuhan, kejadian tersebut tidak menimbulkan akibat yang parah. Ibu Yunita juga menambahkan bahwa Pak Willy mengalami kecelakaan keesokan harinya. Kendaraannya ditabrak oleh mobil lain. Sekali lagi puji Tuhan, karena walaupun kendaraannya mengalami kerusakan Bapak Willy tetap dalam keadaan sehat. Terakhir,Bapak Agustinus Silalahi bersyukur atas perlindungan Tuhan dan rindu untuk memuji Tuhan. Bapak Silalahi beserta Ibu Yulia kemudian membawakan lagu pujian yang berjudul ”Without Him”. Pokok-pokok doa yang disampaikan adalah KPA yang sedang berjalan, orang-orang yang sedang belajar Firman Tuhan, yang sakit seperti Alfredo keponakan dari bapak Silalahi yang terkena stoke, anak-anak yang menghadapi ujian, keluarga masing-masing, Family Of The Month Desember keluarga Joy Silaban, Ibu Shally Tambunan yang berulang tahun, keluarga Nainggolan dari jemaat Bekasi yang mengalami musibah kebakaran, Joshua dan Dicky yang sedang belajar Firman Tuhan dengan Pdtm. Yehezkiel Sababalat, Yudith, rencana pernikahan Chrisson Silitonga, rencana pernikahan Pdtm. Yehezkiel Sababalat dan lain-lainnya. Setelah doa syafaat dilakukan per kelompok, jemaat menutup kebaktian Rabu Malam ini dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 138, “Aku Kasih Tuhan Lebih”. Ibu Shally Tambunan melayangkan doa penutup.