Wednesday, December 16, 2009

Tunda Amarahmu !

Mazmur 37 : 8 “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.”










“Huuhh…! Kenapa anakku belum pulang juga ya ?”, pikir saya dalam hati. “Papa, coba lihat ! Ini sudah jam berapa… ? Kok anak kita belum pulang juga ?”, tanya saya dengan nada kesal kepada suami yang sejak tadi memperhatikan kegelisahan saya. “Sudahlah, mama sabar saja… jangan marah-marah dulu. Mungkin ada sesuatu yang penting sehingga dia pulang terlambat.”, jawab suami berusaha menenangkan saya. “Papa ini bagaimana sih ? Kok tenang-tenang saja ! Seharusnya dia sudah tiba sejak sore tadi kan ! Awas, nanti kalau pulang aku omelin dia !”, kataku sambil menggerutu. Belum sempat suami saya menjawab, terdengar suara yang sangat saya kenal menyapa. “Eh, ada apa mama…? Selamat sore ma ! Maaf ya ma, aku pulang agak telat !”, kata anakku yang baru tiba sambil berusaha tersenyum. "Selamat sore… ? Apa enggak salah ? Ini sudah malam….!! Dari mana kamu sampai telat sekali baru pulang ke rumah ?!", tanya saya mulai emosi. “Begini loh ma…, tadi waktu aku pulang sekolah, tiba-tiba ada temanku yang sakit. Jadi aku dan teman-teman menolongnya dulu. Kami hubungi orangtuanya. Ketika orangtuanya datang, mereka minta tolong kepada kami untuk menemani pergi ke rumah sakit. Jadi…, aku bersama beberapa orang teman pergi ke rumah sakit untuk menjelaskan kepada dokter kejadian awal yang menimpa teman kami itu ma…”, jawabnya dengan hati-hati. “Mama enggak marah kan…?”, tanyanya lagi.

Mendengar ceritanya yang tulus, hati saya jadi tersentuh. Saya merasa malu karena telah emosi dan marah kepadanya sebelum mengetahui kejadian sebenarnya. “Maafkan mama ya nak…, mama sudah marah sama kamu… Mama kira kamu pergi bermain dengan teman-teman sampai-sampai tidak memberi kabar kepada mama. Padahal kamu sudah berbuat baik menolong temanmu yang sakit.”, ucap saya tulus sambil terharu memeluknya. “Enggak apa-apa kok ma ! Aku memang salah. Seharusnya aku kasih tahu mama juga supaya mama dan papa tidak cemas memikirkan aku. Aku berjanji deh, lain kali aku pasti akan memberi kabar kalau ada hal yang penting sekali yang aku lakukan ! Terima kasih ya ma ! mama sudah mau mendengar penjelasanku”, katanya sambil mengeratkan pelukannya padaku. Saya menganggukkan kepala pelan sebagai jawaban padanya.

Di pagi yang cerah ini, ayat renungan kita mengingatkan agar kita berhenti marah dan meninggalkan panas hati, karena itu membawa kepada kejahatan. Kita sering dihadapkan pada situasi yang tidak kita duga atau harapkan. Di saat seperti itu, kita terperangkap untuk tidak sabar. Tidak sabar membangkitkan amarah kita. Di saat seperti itu, kita tidak mau mendengar dengan baik perkataan orang yang membuat kita kecewa. Kita tergoda untuk meluapkan amarah lebih dahulu, kita ingin orang tersebut mendengarkan kekecewaan kita dahulu, kita membiarkan diri larut dalam emosi. Tuhan mengingatkan bahwa marah dapat membawa kita kepada kejahatan. Panas hati dapat menuntun kita kepada sebuah dosa, membawa kita kepada pelanggaran hukum Tuhan lainnya. Tuhan mengajak kita untuk meredakan amarah kita segera, agar kita jangan berdosa. Bahkan kita harus meredam amarah, sebelum amarah itu bangkit dan keluar dari mulut kita. Menunda amarah akan memberikan manfaat yang baik bagi semua. Kita akan menemukan kedamaian dalam hidup kita senantiasa. Mari kita minta Tuhan menolong kita untuk memiliki kesabaran.

For every minute you are angry, you lose hours of happiness. Don't get angry !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda hari ini !