Wednesday, December 02, 2009

Jangan Serong Hati !

Amsal 11 : 20 “Orang yang serong hatinya adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya.”




“Halo…! Bapak sudah sampai dimana?”, tanya seorang teman kantor di telepon genggam. “Oh…, saya masih ketinggalan di belakang ! Saya sedang asyik mencari kaos yang khas di sini. Kalian sudah sampai dimana?” , ujar saya balik bertanya. “Kami semua sudah kumpul di Alun-alun Kidul pak ! Istri bapak juga sudah ada di sini. Kalau bapak ke sini, nanti bilang ke supir supaya bis-nya diparkir di sini saja pak. Halamannya cukup luas di sini.”, pinta teman saya. “Oke, nanti saya beritahu. Sebentar lagi saya ke sana ya…”, jawab saya sambil menyudahi pembicaraan. Saya memilih beberapa kaos khas kota Yogyakarta, lalu berjalan ke tempat parkir kendaraan yang membawa rombongan kami. “Pak, kita ke Alun-alun Kidul ya !”, kata saya kepada supir bis. Mobil menuju ke lokasi tempat teman-teman berkumpul. Di alun-alun sudah banyak orang yang berkumpul. Ada yang sedang bertanding sepak bola dengan penonton yang lumayan banyak. Ada juga yang berwisata dan berjalan-jalan di sana. “Dimana mereka ya ?”, tanya saya dalam hati sambil mencari dimana teman-teman berkumpul.

“Papa ! Kita semua di sini !”, suara istri saya memanggil. Saya melihat mereka sedang tertawa-tawa di tengah alun-alun itu. “Apa yang mereka lagi lakukan ya…?”, tanya saya dalam hati sambil berjalan mendekat. “Oke, jalan terus ya…saya rekam di video loh…!”, ujar istri saya yang sibuk merekam gambar seorang istri teman yang berjalan perlahan dengan tangan meraba-raba seperti orang buta. “Kalian lagi bikin permainan apa sih ?”, tanya saya ingin tahu. “Ooh…, istri saya sedang mencoba melewati pohon Beringin di depan sana. Tapi katanya harus dengan mata tertutup pak ! Di sini mereka sebut Ngalah Berkah pak ! ”, sahut teman saya menjelaskan dengan semangat. Saya perhatikan di tengah alun-alun memang ada sepasang pohon beringin yang telah dikelilingi pagar. “Menurut kepercayaan orang di sini, siapa yang bisa berjalan masuk di antara dua pohon itu dengan mata tertutup, dia akan dapat berkah. Kata mereka lagi, hanya orang yang bersih hatinya yang bisa melakukan itu. Kalau orang itu tidak lurus hatinya atau pikirannya menyimpan niat yang tidak baik, maka orang itu tidak bisa berjalan lurus melewati tengah pohon itu.”, lanjutnya lagi menjelaskan. Kami tidak percaya dengan ritual itu. Namun filosofi mereka yang mengatakan orang yang bersih hatinya akan mendapat berkat adalah benar.

Di pagi hari ini ayat renungan kita mengingatkan bahwa orang yang seorang hatinya adalah kekejian bagi Tuhan, sebaliknya Tuhan berkenan kepada orang yang tidak bercela. Kepada kita dihadapkan dua pilihan, apakah kita mau memiliki hati yang bersih atau membiarkan pikiran kita bercabang, serong dan bercela. Setiap hari kita harus memilih dan menetapkan apa yang mau kita lakukan. Setiap pilihan ada konsekwensi yang jelas. Bila kita berusaha setiap hari untuk mengikis kelemahan kita dan dengan kesungguhan hati memilih untuk tidak bercela, maka Tuhan akan berkenan dengan jalan kita, kita akan memperoleh berkat. Sebagai manusia berdosa kita memiliki banyak kelemahan yang cenderung membuat kita gagal untuk memilih yang benar. Kita tidak sanggup mengatasi semua kelemahan dengan kekuatan kita sendiri. Kita datang pada Tuhan dan pertolongan surga untuk menyanggupkan kita mengatasi kelemahan diri, memberikan kebijaksanaan dalam melakukan pilihan dan menetapkan hati untuk menjalankan pilihan yang benar. Tuhan berkenan kepada orang menurut kepada-Nya.

Let us walk with Him every day and be blessed !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.