Hari Sabat 28 November 2009, jam menunjukkan lewat dari pukul 10:30. Matahari di halaman Vila Erika, Puncak, bersinar cerah. Jemaat Kemang Pratama memasuki jam kebaktian khotbah. Keluarga Willy Wuisan menyanyikan sebuah lagu istimewa yang mengantar hati untuk mendengar firman Tuhan berjudul “Misi Pengharapan Diselesaikan” oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Khotbah ini sekaligus menutup dan menyimpulkan Pekan Doa yang telah berlangsung selama satu minggu. “Tiga hari terakhir ini kita mengikuti retreat di tempat yang sejuk ini. Kita meninggalkan segala urusan dan kesibukan kita sehari-hari. Kita berhenti sejenak untuk beristirahat agar mendapatkan tenaga, semangat dan inspirasi baru. Walau kelihatannya hanya singkat kita berada di tempat ini, kita bersyukur karena Tuhan selalu menyertai kita.”, ucap Pendeta Hutauruk mengawali khotbahnya. “Ellen White menyampaikan bahwa kita harus memberitakan injil, walaupun dalam keadaan terdesak, karena banyak yang belum mendengarkan pekabaran Allah. Dalam Matius 28 : 19 dan 20 Yesus memerintahkan kita untuk memberitakan kabar keselamatan dan Ia berjanji menyertai kita senantiasa.”, lanjut Pendeta Hutauruk.
“Allah memberikan jaminan kepada kita, bahwa Ia akan beserta kita. Ia tidak akan meninggalkan kita atau melupakan kita. Sama seperti saat Dia memberikan pelangi sebagai janji kepada umat manusia, Ia tidak akan pernah melupakan umat-Nya dalam pergumulan mereka setiap hari. Kita dapat menyampaikan perintah Tuhan kepada sesama kita dengan suara dan pena. Selain itu, kita perlu menumbuhkan iman dan percaya kita kepada Yesus yang akan menguatkan hati kita.”, tutur Pendeta Hutauruk tentang janji Tuhan. “Di dalam kehidupan ini banyak pencobaan yang kita hadapi. Kita ditempatkan di bawah peraturan Allah. Melalui semua itu, kita dapat melatih karakter dan kebiasaan untuk satu kehidupan yang lebih tinggi. Godaan akan datang kepada kita, ada banyak ketidakadilan di sekeliling kita, tetapi kita tidak boleh gagal atau putus asa karena kita tahu bahwa Allah setia dengan janji-Nya.”, jelas Pendeta Hutauruk tentang pelbagai godaan di sekitar kita.
“Kita akan menjadi sasaran pencobaan, pertentangan, kehilangan dan penderitaan berat. Namun kita mengetahui bahwa Yesus sudah mengalami dan melalui semua pencobaan ini. Dengan kesabaran, iman dan pengharapan dalam semua peristiwa yang menghadang di depan, maka kita dapat membentuk karakter kehidupan kekal. Segala sesuatu akan menyatu untuk kebaikan mereka yang mengasihi Allah. Semua yang kita alami dalam kehidupan ini adalah bagian dari pendidikan kita. Kita tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita, maka kita akan memiliki kedamaian yang melampaui semua pengertian. Kita perlu merenungkan Kristus dan mengarahkan pikiran kita kepada-Nya. Setiap perkataan hendaknya selalu mengenai hal–hal Ilahi.”, tandas Pendeta Hutauruk menerangkan pentingnya iman, kesabaran dan pengharapan dalam menghadapi semua tantangan kehidupan.
“Kita mengetahui bahwa injil adalah satu sistem yang sempurna dan utuh. Injil meyatakan hukum dan kekekalan Allah. Keselamatan yang disediakan Kristus bagi kita itu sangat berharga, karena menyelamatkan kita dari penderitaan dan kesengsaraan dunia akibat dosa. Biarlah kesusahan yang telah menyakitkan kita dapat menjadi pelajaran dan petunjuk untuk tetap maju menyambut panggilan Kristus. Mari kita terdorong oleh pemikiran bahwa Tuhan akan segera datang, sehingga pengharapan ini akan menggembirakan hati kita.”, ucap Pendeta Hutauruk. Di akhir khotbahnya, Pendeta Hutauruk mengutip Ibrani 10 : 37 yang menyebutkan bahwa Tuhan sebentar lagi akan datang. “Biarlah iman yang kita miliki ini menuntun di sepanjang jalan sempit yang menuntun ke pintu gerbang Allah, ke dalam keagungan kemuliaan masa depan bagi orang tebusan.”, ajak Pendeta Hutauruk kepada semua dan mengakhiri pelajaran “Misi Pengharapan” sepanjang Pekan Doa.
Usai kebaktian, beberapa kelompok doa dibentuk dan mendoakan beberapa hal, yaitu firman yang telah didengarkan selama Pekan Doa, keluarga masing-masing, anggota jemaat, terlebih agar semua ikut dalam pelayanan penginjilan dan setia hingga Yesus datang kedua kali yang tidak akan lama lagi. Makan siang telah disiapkan oleh ibu-ibu. Semua menikmati makanan yang lezat dan hangat di tengah udara yang dingin. Di luar halaman mendung mulai mewarnai langit-langit. Usai makan, semua berkemas-kemas untuk pulang. Lewat dari pukul 14:00, semua telah siap untuk pulang kembali ke Jakarta. Retreat selama tiga hari telah memberikan kesegaran dan semangat yang baru, baik fisik, mental dan rohani dari anggota jemaat Kemang Pratama. Bapak Wilson Tobing memimpin doa yang menutup seluruh rangkaian acara retreat dan mendoakan perjalanan pulang agar tiba kembali di rumah dengan selamat. Sayonara Vila Erika…!
“Kita akan menjadi sasaran pencobaan, pertentangan, kehilangan dan penderitaan berat. Namun kita mengetahui bahwa Yesus sudah mengalami dan melalui semua pencobaan ini. Dengan kesabaran, iman dan pengharapan dalam semua peristiwa yang menghadang di depan, maka kita dapat membentuk karakter kehidupan kekal. Segala sesuatu akan menyatu untuk kebaikan mereka yang mengasihi Allah. Semua yang kita alami dalam kehidupan ini adalah bagian dari pendidikan kita. Kita tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita, maka kita akan memiliki kedamaian yang melampaui semua pengertian. Kita perlu merenungkan Kristus dan mengarahkan pikiran kita kepada-Nya. Setiap perkataan hendaknya selalu mengenai hal–hal Ilahi.”, tandas Pendeta Hutauruk menerangkan pentingnya iman, kesabaran dan pengharapan dalam menghadapi semua tantangan kehidupan.
“Kita mengetahui bahwa injil adalah satu sistem yang sempurna dan utuh. Injil meyatakan hukum dan kekekalan Allah. Keselamatan yang disediakan Kristus bagi kita itu sangat berharga, karena menyelamatkan kita dari penderitaan dan kesengsaraan dunia akibat dosa. Biarlah kesusahan yang telah menyakitkan kita dapat menjadi pelajaran dan petunjuk untuk tetap maju menyambut panggilan Kristus. Mari kita terdorong oleh pemikiran bahwa Tuhan akan segera datang, sehingga pengharapan ini akan menggembirakan hati kita.”, ucap Pendeta Hutauruk. Di akhir khotbahnya, Pendeta Hutauruk mengutip Ibrani 10 : 37 yang menyebutkan bahwa Tuhan sebentar lagi akan datang. “Biarlah iman yang kita miliki ini menuntun di sepanjang jalan sempit yang menuntun ke pintu gerbang Allah, ke dalam keagungan kemuliaan masa depan bagi orang tebusan.”, ajak Pendeta Hutauruk kepada semua dan mengakhiri pelajaran “Misi Pengharapan” sepanjang Pekan Doa.
Usai kebaktian, beberapa kelompok doa dibentuk dan mendoakan beberapa hal, yaitu firman yang telah didengarkan selama Pekan Doa, keluarga masing-masing, anggota jemaat, terlebih agar semua ikut dalam pelayanan penginjilan dan setia hingga Yesus datang kedua kali yang tidak akan lama lagi. Makan siang telah disiapkan oleh ibu-ibu. Semua menikmati makanan yang lezat dan hangat di tengah udara yang dingin. Di luar halaman mendung mulai mewarnai langit-langit. Usai makan, semua berkemas-kemas untuk pulang. Lewat dari pukul 14:00, semua telah siap untuk pulang kembali ke Jakarta. Retreat selama tiga hari telah memberikan kesegaran dan semangat yang baru, baik fisik, mental dan rohani dari anggota jemaat Kemang Pratama. Bapak Wilson Tobing memimpin doa yang menutup seluruh rangkaian acara retreat dan mendoakan perjalanan pulang agar tiba kembali di rumah dengan selamat. Sayonara Vila Erika…!