Thursday, December 31, 2009

Renungan Akhir Tahun : "Memandang Ke Depan"

Tahun 2009 hampir berakhir. Semoga dalam sepanjang tahun yang telah berjalan ini kita senantiasa belajar untuk mengucapkan syukur. Mungkin kita berpikir untuk apa bersyukur. Toh ada kalanya kita tidak memiliki alasan untuk bersyukur. Namun sesungguhnya bila kita mau menyadari, kita akan mendapati bahwa selalu ada alasan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan. Kita bangun di pagi hari dan mendapati kita bernafas dengan baik. Bukankah itu alasan untuk bersyukur? Atau saat kita selamat dalam perjalanan pergi dan pulang sepanjang hari, itu juga dapat menjadi alasan kepada kita untuk bersyukur seperti yang tertulis dalam firman Tuhan, ”Sekali pun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kaki-ku seperti kaki rusa, ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (Habakuk 3:17-19)

Rasul Paulus pun mengatakan di dalam Filipi 3:13 ”... tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Ayat ini menasehatkan supaya kita jangan menancapkan cita-cita kita berdasarkan pengalaman kegagalan di masa yang lalu, tetapi tancapkanlah cita-cita kita berdasarkan pengharapan yang gemilang di masa yang akan datang. Ikuti rencana Tuhan dan jangan menyerah karena keterbatasan kita. Pandanglah ke garis finish dan jangan menghitung-hitung berapa banyak lagi rintangan yang harus di lalui. Percayalah kepada imanmu, ragukanlah kekuatiranmu. Sebab Yesus pernah janjikan di dalam Markus 9:23, ”Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.” Prinsip ini Yesus tekankan kembali saat peristiwa dimana Yesus menyembuhkan orang buta dalam Matius 9:29, Yesus berfirman, ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.”

Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan, janji yang sama juga diberikan kepada kita pada saat ini. Anda pasti mampu melakukannya, asalkan anda percaya. Sikap mental seperti ini perlu diperkembang oleh setiap orang. Sebab hanya dengan demikian kita dapat mengatasi segala kekurangan kita. Umat-umat Tuhan sudah banyak yang berhasil mencobanya dan saya yakin kita pun dapat melakukannya. Tuhan sering mengizinkan penderitaan menimpa kita sebagai ujian hidup. Tetapi ketahuilah, bahwa ujian hidup selalu bersifat membangun dan bukan menghancurkan. Problema boleh jadi merugikan kita secara materi, tetapi sebaliknya menguntungkan kita secara perkembangan tabiat. Oleh sebab itu, apabila saudara dirundung problema, janganlah berputus-asa. Sebagaimana bintik-bintik air hujan berasal dari awan yang kelabu, demikian pun pertolongan dari surga setia mendampingi kita pada saat hidup kita yang paling suram.

Saudara-saudara, pengharapan bagi orang yang tidak mengenal Tuhan adalah kemewahan dan kepelisiran duniawi. Itulah kenyataan yang tertinggi dari segala-galanya bagi mereka. Tetapi pengharapan bagi orang yang mengenal Tuhan adalah kebangkitan dan kehidupan yang kekal, yang harus dengan tabah menghadapi realitas kesusahan penindasan di dunia ini. Perbedaan orang mengandalkan diri sendiri dengan orang yang mengandalkan Tuhan jelas sangat kontras. KRISIS ATAUPUN PROBLEM MERUPAKAN MASALAH TERBESAR BAGI ORANG YANG BERSANDAR PADA DIRI SENDIRI. TETAPI KRISIS ROHANI MERUPAKAN PROBLEMA TERPENTING BAGI ORANG YANG PERCAYA KEPADA TUHAN. Oleh sebab itu saudara-saudara, apabila kesulitan dan penderitaan menimpa kehidupan kita di masa yang lalu, marilah kita tetap mengandalkan Tuhan dalam hidup kita dan jangan pernah menyerah. Tuhan berjanji kepada kita di dalam Matius 24:13 ” Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Dan pesan yang sama diulangi oleh Tuhan melalui Yohanes kekasih dalam Wahyu 2:10 ”Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

Kiranya dengan pertolongan Tuhan, kita semua dapat menjadi manusia-manusia yang pantang menyerah dan menjadi manusia-manusia yang sukses dalam perjuangan hidup di dunia ini dan sukses juga di dalam perjalanan menuju ke surga. Inilah doa dan pengharapan kita bersama. Kami atas nama keluarga Pdt. R.Y. Hutauruk, mengucapkan ”Selamat Tahun Baru!” Marilah kita saling mengampuni satu sama lain. Terima kasih.

Pdt. R.Y. Hutauruk – Gembala Jemaat Kemang Pratama

Ucapan Terima Kasih dan Mohon Pamit ...

Kita telah tiba di akhir tahun 2009. Sepanjang tahun kita telah mengisi lembaran buku hidup dengan berbagai cerita suka dan duka dan pada akhirnya berwujud menjadi satu buku cerita yang siap dibaca dan tak akan terlupakan. Memasuki tahun yang baru ini, kami mengucapkan “Selamat Tahun Baru 2010 ! Tuhan memimpin kita semua di sepanjang jalan dan dalam setiap langkah yang kita ayunkan di tahun yang baru ini. Tuhan membawa kita setiap hari lebih dekat kepada kedatangan Yesus.” Kita akan kembali memulai untuk menulis lembar demi lembar dalam buku kenangan yang baru yang belum kita tahu akan seperti apa isinya nanti. Kita mungkin bisa melihat hal-hal yang baik untuk dapat ditingkatkan dan hal-hal yang kurang baik untuk kita hilangkan, agar kisah kehidupan akan terlihat lebih indah di tahun yang baru.

Sebagaimana sebuah lagu yang terbentuk dari nada-nada yang beraneka bunyinya tetapi pada akhirnya menjadi suatu kesatuan irama yang harmonis untuk didengar, seperti itulah kehidupan yang mungkin akan kita alami. Kita membutuhkan nada-nada yang akan membuat langkah kita berirama. Untuk itulah Roti Pagi, yaitu renungan-renungan pagi, telah hadir setiap hari. Seperti aneka not dan nada yang beraneka dan membentuk paduan harmonis dalam karya musik, Roti Pagi sepanjang tahun 2009 ini ditulis oleh keragaman 20 keluarga di jemaat Kemang Pratama. Semua kisah-kisah dalam Roti Pagi ini adalah kisah nyata yang dialami oleh keluarga-keluarga yang menuliskan renungan pagi ini. Sebanyak 300 kisah nyata dari 20 keluarga di jemaat Kemang Pratama yang kami sajikan dalam berbagai bentuk kisah yang beragam setiap pagi. Berbagai romantika telah kami alami dalam proses menghadirkan tulisan Roti Pagi ini. Masing-masing keluarga bercerita bagaimana mereka merasakan kejutan-kejutan di dalam menulis, karena memang bukanlah seorang penulis, apalagi untuk menuliskan sebuah renungan pagi. Tetapi setiap keluarga dipenuhi dengan semangat, komitmen dan keinginan untuk menyaksikan keajaiban Tuhan yang telah dialami.

Kami bersyukur dengan hasil yang ada saat ini. Melalui penulisan Roti Pagi, ke-20 keluarga ini telah menjadi penulis yang baik, dapat menyaksikan keajaiban Tuhan bagi semua pembaca website dan menjadi renungan pagi yang bisa menguatkan iman kita. Roti Pagi ini juga dibagikan oleh banyak pembaca kepada sahabat-sahabat mereka setiap hari, baik di kantor dan di tempat lainnya, dan Roti Pagi ini telah digunakan pembaca untuk memperkenalkan kasih Tuhan kepada banyak orang. Terima kasih kami ucapkan kepada nama keluarga-keluarga di jemaat Kemang Pratama yang telah menuliskan renungan Roti Pagi setiap hari dengan kisah-kisah yang dialami di keluarga mereka :

1. Kel. Ramlan Sormin
2. Kel. Willy Wuisan
3. Kel. Sontani Purnama
4. Kel. Rizal Maringka
5. Kel. Munas Tambunan
6. Kel. Pdt. R.Y. Hutauruk
7. Kel. Sudianto Suhardjo
8. Kel. Darlan Zakaria
9. Kel. Viertin Tobing
10. Kel. Dharlen Simanjuntak
11. Kel. Lianto Napitupulu
12. Kel. Rindu Iskandar
13. Kel. Yusak Barnabas
14. Kel. Jamesson Silitonga
15. Kel. Helda Rusdiansyah
16. Kel. Joy Silaban
17. Kel. Richard Pelaupessy
18. Kel. Erhart Tobing
19. Kel. Aswin Sugiarto
20. Kel. Dixon Simanjuntak

Web site ini merupakan gambaran kerjasama yang optimis dan realistis tentang kekuatan iman dan pengharapan. Setiap tampilan berisikan artikel yang berbeda yang telah dibuat atas kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sontani dan Ibu Lies Purnama yang menjadi penulis berita kebaktian Rabu Malam dan Vesper, Viastati untuk berita Pelayanan Perorangan, Lianto Napitupulu dalam menulis berita Khotbah Sabat, Yoan Hutauruk dan Vira Chandra yang menulis kegiatan Pemuda Advent, Ibu Sari Tobing yang dengan tekun menulis berita-berita acara departemen Rumah Tangga dan seminar-seminar yang berlangsung di gereja. Selain berita-berita kegiatan rutin gereja, ada juga berita kegiatan istimewa seperti KKR Wilayah dan acara retreat jemaat yang telah diliput oleh Ibu Lies dan Ibu Sari secara lengkap dan dengan penuh semangat. Berita kegiatan perkemahan Pathfinder telah ditulis dengan baik oleh Yoan. Thanks to you all !

Di website ini juga ada beberapa rubrik yang telah terbit secara rutin. Terima kasih kepada Ibu Ulli Tambunan yang menjadi koordinator Dapur Selera setiap hari Minggu dan kepada semua ibu-ibu yang telah dengan sukacita menyediakan resep-resep masakan sehat keluarga kepada semua pembaca. Terima kasih kepada Ibu Dahlia Hutauruk yang dengan setia menghadirkan Kuis Alkitab Follow The Bible setiap hari Jumat. Kita semua disegarkan kembali atas bacaan Alkitab yang diikuti lewat kuis-kuis yang dihadirkan. Terima kasih kepada tim camera yang foto-fotonya telah rutin diterbitkan untuk mendukung pemberitaan. Mereka adalah Daniel Kore, Bapak Rizal Maringka, Gomgom Tampubolon, dan Robert Papudi. Dari waktu ke waktu kita juga menerima foto-foto yang bagus dari Bapak Sontani Purnama dan Bapak Willy Wuisan. Terima kasih semua untuk pelayanan yang baik ini. Dan yang terakhir, dengan penuh cinta saya mengucapkan terima kasih kepada istri saya, Evelyn Sormin, yang telah dengan setia melakukan editing atas setiap Roti Pagi yang akan terbit setiap hari, editing berita-berita, artikel dan rubrik yang akan masuk di halaman website dan juga untuk menjadi koordinator sekaligus penulis rubrik Komunikasi Keluarga, di tengah kesibukan tanggung jawab di rumah tangga setiap hari.

Terima kasih kepada Pdt. Samuel Simorangkir, Direktur Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, yang terus mendukung secara nyata kehadiran website gereja Kemang Pratama ini. Dengan setia Pendeta Simorangkir telah mengirimkan bahan-bahan terjemahan seri pelajaran Alkitab “Amazing Facts” sebanyak 27 seri. Semua telah ditaruh di website ini sejak July 2009. Dan hingga di penghujung tahun 2009 ini, seri pelajaran Alkitab “Amazing Facts” ini telah diakses oleh hampir 5.000 pengunjung. Puji Tuhan ! Website ini digunakan untuk sarana dalam mempelajari firman Tuhan dan penginjilan.

Kepada anda pembaca dan pengunjung website ini, kami mengucapkan terima kasih karena telah setia dari hari ke hari berkunjung di website gereja Kemang Pratama. Hingga hari ini, tercatat lebih dari 25.600 kunjungan sejak awal tahun 2009, yang berasal dari lima benua, di lebih dari 60 negara di dunia, berada di ratusan kota dan dari ribuan titik wilayah-wilayah di seluruh dunia. Puji Tuhan karena website ini telah menjadi terang dan sahabat di hati banyak orang. Biarlah semua untuk kemuliaan bagi nama Allah !

Tak ada gading yang tidak retak, tak ada kata yang tak salah. Mengakhiri masa tugas kami mengelola website gereja di tahun 2009 ini, maka kami mohon pamit. Jika ada hal yang tidak berkenan, kami mohon untuk dimaafkan. Semoga apa yang telah kami sajikan menjadi suatu kenangan yang indah yang akan mengisi hari-hari kehidupan anda dan menjadi bekal untuk membawa kita lebih dekat kepada Yesus. Kepada tim website gereja Kemang Pratama tahun 2010, kami mengucapkan selamat bekerja dan Tuhan memberkati !

Ramlan Sormin
Pemimpin Departemen Komunikasi - Jemaat Kemang Pratama

Pembahasan Sekolah Sabat Pelajaran 1 - Central Study Hour

Selamat Pdtm. Yehezkiel dan Nurjanah !


Hari Minggu 27 Desember 2009 menjadi hari yang dinantikan oleh Pdtm. Yehezkiel Sababalat dan Nurjanah. Mereka dipersatukan dalam pernikahan yang kudus di GMAHK Kemang Pratama. Acara pemberkatan dimulai pukul 16:00 sore. Pendeta R.Y. Hutauruk, gembala jemaat Kemang Pratama, memimpin upacara pernikahan pasangan mempelai yang berbahagia ini. Turut hadir anggota jemaat Kemang Pratama, keluarga dan sahabat dari kedua mempelai. Usai pemberkatan, semua yang hadir bersama-sama menikmati santap malam di aula sebelah gereja. Selamat kepada Pdtm. Yehezkiel dan Nurjanah ! Tuhan memberkati rumah tangga kalian dengan penuh sukacita dan berkat.

Menghormati Orang Tua Adalah Kewajiban

Hari Sabat 26 Desember 2009, suasana sukacita begitu terasa di gereja Kemang Pratama. Para ibu-ibu baru saja memperoleh penghargaan di hari Sabat ini untuk peran mereka di dalam keluarga dalam peringatan Hari Ibu. Jemaat tengah memasuki jam kebaktian khotbah. Ibu Yunita Wuisan membawakan cerita untuk anak. Cerita ini mengisahkan tentang seorang ibu yang punya empat orang anak dan suaminya sudah meninggal ketika anak-anaknya masih kecil. Dia membesarkan anak-anaknya dengan bekerja keras. Anak-anaknya menghargai semua pengorbanan ibunya bagi mereka. Ketika mereka sudah besar mereka tidak melupakan kasih ibu mereka. Cerita ini diselingi juga dengan drama yang dibawakan oleh ibu-ibu. Di akhir cerita Ibu Yunita menasehati anak-anak untuk selalu menghargai dan hormat kepada ibu masing-masing.

Sebuah lagu istimewa dibawakan oleh keluarga David Tampubolon berjudul "Ajaiblah Yesus Juruselamatku". Army mengiringi dengan biola dan Rerin meniup saxophone. Sementara Junior memainkan not-not yang indah di atas tuts piano. Bapak David menyanyikan dengan merdu lagu ini. Jemaat bersiap mendengarkan khotbah berjudul “Menghormati Orang Tua Adalah Kewajiban”, yang dibawakan oleh Bapak Willy Wuisan. "Indonesia merayakan hari Ibu tepat pada tanggal 22 Desember. Di setiap daerah di Indonesia merayakan peristiwa ini sebagai bentuk penghargaan kepada sosok seorang ibu.", ucap Bapak Willy di awal khotbahnya. "Banyak kejahatan orang-orang saat ini. Pendidikan dalam rumah tangga punya pengaruh yang besar pada mereka semua. Orang tua, termasuk ibu-ibu, memegang peran penting dalam melaksanakan pendidikan di rumah tangga.”, lanjut Bapak Willy tentang peran seorang ibu bagi anak-anak. “Seorang ibu selalu mengasihi anaknya dan melindungi mereka. Kita perhatikan di layar tentang seekor anak monyet. Sang induk berusaha melindungi anaknya dari bahaya. Bahkan ketika ada anjing yang berusaha menggigit anaknya, induknya langsung berusaha mengusir anjing itu. Induk ini mengasihi anaknya. Terlebih kasih seorang ibu kepada anaknya.”, kata Bapak Willy memberikan ilustrasi.

Lebih lanjut Bapak Willy menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi di Vietnam dimana seorang ibu berusaha melindungi anak-anaknya dari bahaya peperangan empat puluh tahun lalu, dengan cara menyeberangi sebuah sungai yang deras. “Kasih sayang seorang ibu menjadi makanan bagi otak seorang anak. Baik pada saat anak itu tumbuh di kandungan, terlebih saat bertumbuh sejak bayi hingga dewasa. Banyak orang sukses karena mendapat kasih sayang seorang ibu.”, jelas Bapak Willy. “Seorang ibu tahu apa kebutuhan anaknya. Saat Jesica masih kecil, ia mengucapkan kata-kata yang saya tidak mengerti dan dia terus menangis. Tetapi ibu Yunita bisa mengerti apa yang Jesica maksud dan memberikan apa yang dia minta.”, kata Bapak Willy. “Yang ketiga, seorang ibu rela berkorban untuk anaknya. Seorang ibu juga suka mengalah, termasuk rela menahan lapar, agar anaknya bisa makan dengan puas. Kita patut menghormati ibu kita, karena itu adalah kewajiban kita. Kita akan mendapat berkat kebahagiaan dan umur panjang.”, jelas Bapak Willy tentang janji dalam ayat inti Efesus 6:1-3, sekaligus menyimpulkan khotbah Sabat ini

Wednesday, December 30, 2009

Menatap Hari Depan

Yeremia 10:23 “Aku tahu, ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”







Jam menunjukkan pukul 7:30 malam. Cuaca malam ini memang terasa lebih sejuk. Sejak sore tadi hujan mengguyur deras dan menyisakan sunyi yang dingin. Sepi ini begitu terasa, mungkin karena orang-orang lebih cepat memilih untuk beristirahat di rumah. Saya ikut larut menikmati sepi ini, tetapi bunyi nada pesan singkat yang terdengar keras membuyarkan lamunan saya. “Salah enggak ya kalau saat ini aku membayangkan papaku sedang ngobrol sama papa kamu…”, isi pesan singkat dari sepupu saya. Kami memang masih berduka. Dalam waktu yang berdekatan kami sama-sama kehilangan papa yang kami kasihi. “Aku juga pernah berpikir seperti itu… Tetapi kamu harus kuat, jangan terlalu lama hanyut dengan kesedihan.”, balas saya melalui sms lagi. “Iya, aku tahu. Kemarin aku terjatuh di escalator ketika aku mengingat papa… bayangan papa masih terus mengganggu aku…”, jawabannya dengan cepat tiba di layar kaca telepon genggam saya. “Kamu banyak berdoa. Tuhan pasti akan memberikan penghiburan. Life has to go on !”, jawab saya mencoba menghibur. “Aku akan lakukan. Thanks ya…”, jawabnya dengan singkat.

Pikiran saya jadi melayang ke masa yang telah lewat. Sebetulnya kami sudah sama-sama mengetahui bahwa kedua orang tua kami ini memiliki penyakit yang serius dan sudah sama-sama terserang stroke. Jika melihat rangkaian perawatan dan pengobatan yang diberikan sangat menyiksa tubuh mereka, hati kami seringkali tidak tega. Tetapi ketika perpisahan terjadi, hati kami jadi kecewa... Kenapa hal ini yang terjadi … ?? “Tut..! Tut…!!”, bunyi pesan singkat masuk. Saya tersentak lagi dari lamunan tadi. “Tahun baru kali ini adalah tahun pertama yang akan kita lalui tanpa papa ya…”, giliran kakak saya yang mengirimkan sms. “Iya, biasanya papa sudah menanyakan kemana kita akan berwisata bersama-sama keluarga besar di akhir tahun…”, jawab saya bersentimentil. “Ah…, sudahlah. Jangan mengingat yang sedih-sedih lagi… Sekarang papa sudah bebas dari penderitaan. Justru kita yang ditinggal masih menghadapi penderitaan. Kita masih harus berjuang…”, tulis saya menambahkan isi sms dan mengirimnya.

Ayat renungan kita mengingatkan bahwa manusia tidak berkuasa menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa menentukan langkahnya. Ada banyak peristiwa yang kita alami di sepanjang tahun ini. Dua belas bulan lalu, di saat kita mengawali tahun ini, kita banyak membuat rencana-rencana yang baik untuk diri kita dan keluarga. Saat kita mengarungi tahun ini ada banyak peristiwa yang kita alami. Ada yang sedih dan berduka, karena harus kehilangan orang yang kita kasihi. Ada yang kecewa, karena kegagalan yang dialami. Ada juga peristiwa yang membawa sukacita dan kegembiraan. Saat kita berjalan di tahun ini, kita tidak berkuasa menentukan jalan peristiwa yang kita hadapi, atau menentukan kemana kita akan melangkah. Saat kita berdiri di penghujung tahun saat ini, kita kembali menoleh ke semua peristiwa yang telah terjadi, tanpa dapat mengulangnya kembali seperti yang kita inginkan. Besok kita akan menutup lembaran di tahun ini. Kembali kita akan menatap tahun yang baru di depan. Kembali, kita tidak dapat menentukan apa yang akan kita lalui di tahun depan. Tetapi kita memiliki Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Kuasa. Kita percaya bahwa Tuhan akan selalu ada di samping kita. Saat kita mengakhiri tahun 2009 ini dan siap untuk memasuki tahun 2010 yang kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi, kita genggam erat tangan Tuhan yang penuh kasih. Kita minta Tuhan yang menentukan arah jalan kehidupan kita. Kita sampaikan kepada Tuhan agar Dia yang menentukan langkah kita saat menyusuri hari-hari baru di tahun 2010. Tuhan akan memberikan sukacita dan damai sejahtera bagi kita dan keluarga. Ia akan membawa kita setiap hari lebih dekat kepada-Nya. Tuhan akan menolong kita menatap hari depan dengan penuh keyakinan dan percaya bahwa Ia akan memberikan yang terbaik bagi kita semua.

May God bless and keep you always in His loving hands !

Perayaan Hari Ibu di Jemaat Kemang Pratama

Perayaan hari ibu di gereja Kemang Pratama dilaksanakan pada hari Sabat, 26 Desember 2009. Perayaan hari ibu ini berjalan dengan baik, dikoordinir oleh bapak-bapak dan anak-anak. Acara yang dilaksanakan setelah kebaktian Sekolah Sabat ini dipimpin oleh Bapak Viertin Tobing selaku pimpinan departemen Rumah Tangga. Dalam sambutan awal, Bapak Viertin menceritakan sebuah kisah tentang keheranan seorang anak laki-laki oleh karena melihat ibunya yang sering menangis. Hingga akhirnya ia dewasa dan ia bertanya kepada Tuhan dan memperoleh jawaban di bawah ini :

Aku menciptakan wanita, agar menjadi seorang yg istimewa; Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun cukup lembut untuk member kenyamanan; Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya; Aku memberikannya ketegaran untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh; Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya; Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya; Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatan dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu; Akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapanpun ia butuhkan.

Sebuah puisi berjudul “Ibu-ku” dibawakan oleh Raissa Maringka dan Marcellino Pelaupessy dengan penuh penghayatan dan menggugah hati setiap orang yang mendengar. Kembali Bapak Viertin mengajak semua untuk dapat meresapi arti seorang ibu dengan mengutip ayat Alkitab dari Mazmur 139:13-16. Kutipan dari Ministry of Healing Pasal 31 halaman 341 dan 342 juga dibacakan oleh Bapak Viertin yang pada intinya menyatakan bahwa pekerjaan ibu yang tampaknya tidak penting dan sering tidak dihargai namun sebenarnya malaikat-malaikat surga mengamati ibu yang letih itu, memperhatikan beban-beban yang dipikulnya setiap hari. Namanya mungkin tidak terdengar di dunia ini, tetapi nama itu tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Tidak ada pekerjaan lain yang setara dengan pekerjaannya dalam hal pentingnya. Tugas ibu, dengan pertolongan Allah, ialah mengembangkan dalam suatu jiwa manusia keserupaan Ilahi.

Selanjutnya bapak-bapak dan anak-anak menyanyikan sebuah lagu berjudul “Di Doa Ibuku” sambil diiringi piano, biola, clarinet dan saxofon. Sementara lagu dinyanyikan, ibu-ibu diminta untuk berdiri untuk menerima tanda kasih yang sudah dipersiapkan. Tanda kasih ini disampaikan oleh Yoan Hutauruk, Tikno, Sari Tobing dan Daniel Simanjuntak. Beberapa bapak-bapak turut menemani mereka dan menyalami setiap ibu yang sudah menerima tanda kasih tersebut. Setelah semua ibu menerima tanda kasih, pemimpin acara memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk dapat menyalami ibu / istri yang dikasihi. Acara ini ditutup dengan doa syafaat yang dilayangkan secara bergantian oleh Junior Tampubolon, Bapak Ramlan Sormin dan Pendeta R.Y. Hutauruk. Selamat Hari Ibu ! Semoga semua ibu-ibu yang ada di jemaat Kemang Pratama akan selalu diberkati dan dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik.

Hidup Dalam Doa

Hari Sabat 26 Desember 2009, jemaat Kemang Pratama tengah mengikuti jam kebaktian Sekolah Sabat. Pendeta R.Y. Hutauruk membawakan dorongan Pelayanan Perorangan (PP). “Tetaplah berdoa. Kita diajak untuk tetap berdoa. Berdoa bukan hanya merupakan rutinitas dan sekedar saja. Hari ini saya mengajak kita semua untuk berdoa secara sungguh–sungguh.”, ucap Pendeta Hutauruk mengutip ayat dalam kitab 1 Tesalonika 5 : 17. “Pengalaman saya pada saat masih bertugas di Kalimantan, saya dalam perjalanan untuk melawat seorang ibu yang akan melahirkan. Menuju ke sana saya harus melewati sungai-sungai yang di atasnya banyak sekali pohon-pohon. Saya beserta istri harus berhati-hati agar kepala kami tidak tersangkut pohon. Sesampainya kami di tempat ibu yang mau melahirkan tersebut, tidak ada bidan yang membantu persalinan. Ibu tersebut tidak memiliki apa-apa, kecuali air. Kami berdoa dengan sungguh-sungguh agar bayi tersebut bisa lahir dengan selamat. Puji Tuhan ! Bayi tersebut lahir dengan selamat.”, ucap Pendeta Hutauruk membagikan pengalamannya dalam berdoa.

“Mungkin saudara tidak bisa pergi menginjil, tetapi saudara bisa berdoa kepada seseorang yang ada di sebelah saudara. Kadang kita sering berpikir hal-hal yang besar, padahal dimana kita memiliki banyak waktu, di situ lah saat kita untuk menginjil. Kita harus ada waktu untuk menyaksikan Allah kita di kantor, sehingga suatu saat mereka akan bertanya kepada kita tentang pekabaran kita. Kita tahu dinamit sangat menghancurkan. Demikianlah Roh Kudus, apabila sudah bekerja akan menghancurkan hati yang keras. Saat kita sudah berdoa dan berusaha, tapi tidak ada hasilnya, kita tidak perlu khawatir. Roh Kudus akan bekerja.”, lanjut Pendeta Hutauruk. “Seperti Daniel, dia selalu berdoa tiga kali sehari dan dia menjadi orang yang dihormati di istana. Bilamana kita mendoakan saudara-saudara kita, tidak hanya kita menolong mereka, itu juga menguatkan iman kita dan kita akan memperoleh kuasa. Bila kita tidak bisa menginjil, kita bisa berdoa. Marilah kita bekerja selagi hari masih siang. Marilah kita hidup dalam doa setiap hari. Tuhan memberkati.", ujar Pendeta Hutauruk menutup dorongan Pelayanan Perorangan di hari Sabat ini.

Tuesday, December 29, 2009

Mengisi Hari Dengan Bijaksana

Mazmur 90:12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”





Mengakhiri masa ujian, seperti biasa orang tua murid mendapat laporan nilai berbentuk raport atas hasil pencapaian yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar. “Orang tua murid mendapat kesempatan 20 menit untuk mendiskusikan hasil nilai di raport dengan guru dan wali kelas.”, itulah isi surat pengumuman yang saya terima. Saya menerima tiga pilihan waktu yang berbeda untuk ketiga orang anak saya. Itu berarti saya tidak boleh terlambat, karena akan mengganggu rangkaian yang berikutnya. “Wah kak, kelihatannya waktu mama sudah terlewat ! Ada tiga orang yang menunggu sebelum mama , berarti waktunya molor nih…!”, kata saya gelisah kepada si sulung. “Sudah, mama tenang saja ! Nanti juga sampai kok giliran kita.”, jawabnya santai setengah menasehati. “Bagaimana mau tenang, mama kan belum ambil raport kedua adikmu.”, jawab saya masih agak resah. “Sebentar kok mam…, nyantai aja lagi mam…!”, jawabannya khas anak remaja jaman sekarang. Akhirnya saya mengambil tempat duduk di tengah ruangan. Mata saya tertumbuk pada sepasang suami istri yang berusia sekitar enam puluh tahunan, sedang begitu sabar meladeni cucunya. “Lagi antri ambil raport ya tante..?”, sapa saya berpindah mengambil tempat duduk di sebelahnya. “Iya nih… Lama juga ya? Padahal sekarang seharusnya sudah giliran tante. tapi ternyata belum kebagian juga!”, katanya tersenyum ramah. “Sama dong nasib tante seperti saya ! Oh iya, tante sedang mengantar cucu ya?”, tanya saya sementara mata saya berpindah ke arah suaminya yang sedang asyik berbicara dengan cucunya yang sangat fasih berbahasa Inggris. “Iya nih… Tante perhatikan hanya tante dan om yang paling tua di antara wali orang tua murid. Haha…”, jawabnya sambil tertawa ringan. “Enggak apa tante…, kan mengurus cucu.”, jawab saya ikut tertawa. Tak terasa akhirnya kami menjadi akrab. Dia bercerita tentang banyak hal.

“Mama dan papanya cucu saya ini sedang bekerja. Kebetulan om sudah pensiun, jadi ada waktu untuk membantu anak walaupun rasanya cape loh…! Rumah tante kan jauh butuh waktu 2 jam tiba di sekolah ini.”, katanya menjelaskan sambil tertawa kecil. Dari beliau saya juga jadi tahu kenapa sampai cucunya sangat fasih berbahasa Inggris. “Dia lahir ketika orangtuanya bertugas di Inggris hingga usia empat tahun, sementara dua anak tante yang lain ada di Australia dan Selandia Baru.”, lanjutnya lagi sambil tetap tersenyum ramah. “Waduh anak-anak tante sudah sukses ya…! Pantas tante terlihat ceria terus…”, kata saya kagum melihat sikapnya sedari tadi. “Enggak juga dek…! Buktinya sekarang tante dan om masih bersusah-susah mengurus cucu. Hahaha… Hanya saja kami berpikir biarlah kami terus membantu anak-anak selagi mereka masih membutuhkan. Daripada dicuekin anak, mending dibutuhin deh…!hahaha…!!”, jawabnya setengah bergurau. “Masa-masa seperti ini suatu saat akan hilang. Yang tertinggal nantinya hanyalah kenangan. Untuk itu tante dan om ingin mengisi kenangan itu dengan beragam hal setiap hari...”, katanya dengan mata yang masih terlihat penuh semangat. Belum selesai dia bercerita salah seorang teman mencolek saya. “Sekarang giliranmu tuh! Kalau enggak mau, aku yang masuk nih…”, katanya sambil bercanda. “Maaf ya tante, saya tinggal dulu…”, ujar saya pamit kepada tante tadi.

Ayat renungan pagi ini mengajak kita untuk menghitung hari-hari, agar kita beroleh hati yang bijaksana. Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki banyak waktu dalam mengisi hari-hari kita. Seorang ibu memiliki banyak kesempatan untuk terus berjuang mendampingi suami dan anaknya. Seorang ayah memiliki banyak kesempatan untuk menafkahi keluarga dan memperhatikan istri dan anaknya. Sementara setiap orang memiliki berbagai hal untuk dijadikan kenangan dalam hidupnya. Semua kita memiliki banyak waktu untuk mengisi hari-hari kita dengan berbagai lembaran hidup entah itu lembar duka, lembar suka atau hanya lembaran kosong, semua itu terserah kepada kita. Hari yang kita miliki saat ini, satu saat akan berlalu dari kita. Bila kita ingin mengenang hal yang indah di masa depan nanti, kita patut mengisi hari-hari saat ini dengan keindahan. Menghadapi tahun yang baru yang sudah ada di depan kita, Tuhan mengajak kita untuk mengisi setiap hari dalam lembaran hidup kita dengan hal yang setuju dengan kehendak-Nya. Marilah kita mengajak Tuhan mengisi hari-hari kehidupan kita, agar kita memiliki hati yang bijaksana.

Have a great day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.

AIYC Presents "Christmas Songs and Praises"


Kebaktian pembukaan Sabat pada hari Jumat, 25 Desember 2009 di jemaat Kemang Pratama kali ini agak berbeda dari biasanya. Sejak sore hari, anggota jemaat sudah mulai berdatangan. Tidak hanya dari Jemaat Kemang Pratama, namun juga terlihat anggota dari jemaat lain yang tergabung dalam wilayah 4, khususnya dari jemaat Jaka Sampurna yang cukup banyak datang untuk berbakti bersama malam ini. The Adventist International Institute of Advanced Studies International Youth Chorale (AIYC), Filipina, akan membawakan lagu-lagu dan pujian pada kebaktian Vesper kali ini. Tepat jam 19:30, Bapak Wilson Tobing membuka acara ini dengan mengundang jemaat yang hadir untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 234, “Dengar Malaikat Nyanyi” sebagai lagu pembukaan. Doa pembukaan dilayangkan oleh Pendeta Richard Y. Hutauruk.

AIYC terdiri dari anak-anak dosen, anak anak pengerja dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di AIIAS. Mereka berasal dari Indonesia, Filipina, India dan Venezuela. Puji-pujian ini adalah sebagai bentuk syukur atas kelahiran Yesus. Puji-pujian ini juga untuk memahami dan bersyukur atas keselamatan yang kita peroleh melalui pengorbanan Yesus yang telah mati dan bangkit untuk kita dan telah memastikan akan datang kembali untuk menjemput semua yang setia kepada-Nya. Apakah komitmen yang sudah kita buat untuk menyambut kedatangan Yesus? Dengan puji-pujian ini, kita juga dapat memperbaharui kembali kerohanian kita.

Puji-pujian terdiri dari empat bagian. Bagian pertama bertemakan berbakti kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi. Adalah tugas kita untuk memberikan puji-pujian kepada Tuhan, memberikan yang terbaik untuk menghormati dan memuliakan Tuhan. Di bagian ini tiga buah lagu berjudul ”In His Presence”, ”I Will Sing With The Spirit”, dan ”Come Let Us Worship” dinyanyikan dengan penuh penghayatan. Lagu ke-empat “He's Got the Whole World”, dinyanyikan dengan semangat dengan dipandu oleh conductor Herbert Yonathan, menyaksikan bahwa Tuhan berkuasa atas semua ciptaan-Nya dan semua ada di bawah kendali tangan Tuhan. Lagu ini mengakhiri bagian pertama dari puji-pujian malam ini. Sebuah potongan lagu “Joy To The World” dinyanyikan dan Herbert berbalik ke arah hadirin mengajak semua untuk turut bernyanyi. Ajakan Herbert disambut spontan oleh semua jemaat dengan turut bernyanyi bersama AIYC lagu yang sangat dikenal ini. Paduan suara besar dari semua hadirin mengangkat pujian bagi Tuhan.

“Yesus lahir di kandang domba untuk menyelamatkan semua manusia. Kalau pun hanya ada satu orang berdosa yang akan diselamatkan di dunia ini, Yesus tetap akan datang mengorbankan diri-Nya untuk menebus yang satu orang itu. Sungguh luar biasa dan ajaib kasih Tuhan kita ! Kita memiliki kesanggupan yang berbeda-beda, tetapi kita sama-sama diselamatkan oleh Yesus.”, ucap salah seorang penyanyi berasal dari Filipina menceritakan tema dari bagian ke-dua puji-pujian yang mereka sampaikan. Berturut-turut lagu “First Advent Medley” dan “Away in a Manger” dinyanyikan oleh 16 penyanyi yang terdiri dari 8 putra dan 8 putri. Sesekali pianist ikut juga bergabung menyanyikan lagu bersama mereka. “Silent Night” dan “The First Noel” dinyanyikan secara medley. Hadirin turut hanyut membayangkan saat Yesus lahir di dunia dan hanya sedikit orang yang menyadari kehadiran Juruselamat di dunia saat itu. “Let All the World Sing Joy” dinyanyikan dengan penuh gembira sebagai lagu terakhir di bagian ke-dua dari persembahan AIYC.

“Yesus datang untuk memberikan kasih, keselamatan, damai, harapan bagi semua manusia. Yesus memberikan jawaban di saat kita merasa tidak ada lagi jawaban dan solusi untuk semua masalah kita. Tidak ada yang dapat memahami kedalaman kasih dan kepedulian Tuhan kepada manusia. Kasih Tuhan telah membebaskan kita dari dosa dan kita bisa terbang tinggi di angkasa seperti burung elang. Tuhan mau agar kita percaya kepada-Nya dan memuji Dia.”, ucap salah seorang penyanyi menjelaskan tema dari bagian ke-tiga lagu-lagu yang mereka bawakan. Semua yang hadir diajak untuk merenungkan lagu-lagu yang dibawakan berikut ini. “When Answers Aren't Enough”, sebagai lagu pertama dinyanyikan dengan lembut. “He is more than an answer for your prayer… When answer is not enough, He is there…”, adalah potongan syair lagu yang indah ini. Yesus adalah jawaban untuk setiap doa kita. Kalau pun kita merasa belum mendapat jawaban yang kita rindukan, Yesus selalu ada di samping kita. Syair yang begitu indah dan sangat menguatkan semua yang mendengarkannya. Bait demi bait lagu “Amazing Grace”, mengalun dengan merdu, mengangkat puji untuk kasih yang ajaib dari Tuhan. Lagu “I Have Decided to Follow Jesus” dipadukan dengan lagu “He Leadeth Me”, menyimpulkan bahwa di saat kita telah memutuskan untuk mengikut Yesus, jangan kita pernah berbalik lagi kepada kehidupan yang lama. Kalau pun kita menghadapi tantangan, Dia akan selalu memimpin kita. Puji Tuhan untuk paduan dua lagu yang sangat menguatkan kita untuk setia senantiasa ! “Soar Like an Eagle”, dinyanyikan sebagai lagu penutup untuk mengakhiri bagian ke-tiga puji-pujian oleh AIYC malam ini.

Luar biasa dan puji Tuhan ! Belasan lagu telah dinyanyikan, namun stamina, semangat dan kualitas suara dari ke-enam belas penyanyi, conductor dan pianist, tidak surut sama sekali. Tuhan sungguh memberkati mereka dengan talenta dan komitmen dalam pelayanan kepada-Nya ! “Yesus sudah lahir, menyerahkan diri-Nya di kayu salib, dan sudah bangkit kembali untuk semua manusia. Sekarang Yesus ada di surga, menyiapkan tempat bagi kita semua. Kita tentu rindu untuk tiba di surga, bertemu dengan Juruselamat kita dan bersama-sama dengan semua yang kita kasihi. Marilah kita tetap setia hingga Yesus datang dan menyambut kasih-Nya dalam hidup kita setiap hari.”, kata Pendeta R.Y. Hutauruk mengawali bagian terakhir dari lagu-lagu yang akan dinyanyikan oleh AIYC malam ini.

“I Want to Thank You Lord”, adalah lagu pertama yang dikumandangkan dengan penuh penghayatan, bersyukur untuk kasih dan keselamatan yang Tuhan telah berikan kepada manusia. Lagu “Let It Shine” mengajak kita untuk tetap bersinar, menjadi terang dan saksi bagi Tuhan, dimana pun kita berada. Sebuah lagu yang berjudul “We Will Serve Him”, menjadi puncak dari semua puji-pujian malam ini. Lagu yang dinyanyikan dengan merdu ini mengajak kita semua untuk tetap melayani Yesus, hingga akhir waktu yang diberikan kepada kita. Puji Tuhan ! Lengkap sudah pelayanan lewat lagu-lagu dan pujian yang dibawakan oleh AIYC di jemaat Kemang Pratama malam ini. Bapak Wilson Tobing, ketua jemaat Kemang Pratama, menyampaikan bahwa kita patut mendukung pelayanan yang baik yang telah diberikan oleh AIYC. Saatnya persembahan khusus dikumpulkan, sebagai bentuk dukungan untuk pelayanan dair AIYC. Pendeta Saiman Saragih dari jemaat Jakasampurna melayangkan doa untuk persembahan.

Bapak Wilson Tobing menyampaikan terima kasih kepada Herbert Yonathan dan semua penyanyi, pianist, sponsor dan pengurus dari AIYC. Sebuah harapan agar AIYC tetap sukses dalam pelayanan, pendidikan, cita-cita yang mereka impikan di masa depan, dan menjadi pemimpin di organisasi di masa depan disampaikan juga oleh Bapak Wilson. Herbert Yonathan, yang pernah beberapa tahun menjadi anggota jemaat Kemang Pratama, menyampaikan rasa sukacita kelompok AIYC telah melayani di jemaat Kemang Pratama. Herbert mengucapkan terima kasih untuk semua dukungan dan doa-doa bagi pelayanan AIYC. Setelah itu, Herbert memperkenalkan satu per satu penyanyi yang turut dalam pelayanan malam ini. Masing-masing adalah :

Sopranos :
Euclea Mandolang
Grethel Barangan
Katrina Camay
Stephani Trisno

Altos :
Meg Murillo
Amber Murillo
Aimee Tapeceria
Wilmaree Tornalejo


Tenors :
David Palar
Aldwin Tapeceria
Arne Carpena
Jose Mario de Castro

Bass :
Robert dela Cruz
Waldemar Mandolang
Neo Das
Josue Martin
Kristian Kountur

Doa tutup untuk mengakhiri acara kebaktian malam ini dilayangkan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Terima kasih Herbert dan AIYC ! Sukses dalam pelayanan kepada Tuhan !

Sunday, December 27, 2009

Mundur Selangkah Untuk Maju Tiga Langkah

Mazmur 11:7 “Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.”




“Hugghhhh…! Hughhhh…!”, suara tangisan sayup-sayup terdengar. Saya coba dekati dari mana arah suara itu keluar. Rupanya berasal dari balik gedung sekolah ini. “Hai nona…, kenapa kamu menangis?”, tanya saya sambil mendekati dan duduk di sebelahnya. “Ibu…, hidup saya sudah tidak ada lagi artinya ! Saya diberhentikan dari sekolah ini…”, suaranya dibarengi dengan isak tangisnya yang semakin keras. “Kenapa kamu merasa seperti itu?”, tanya saya ingin tahu. “Saya memang sudah melanggar peraturan sekolah… Banyak teman-teman lain melakukan pelanggaran yang lebih berat…, tetapi mereka tidak di hukum seberat saya!”, katanya mulai terdengar emosi. “Sabar dulu… Semua masalah tentu ada jalan keluarnya. Kamu tenang dulu ya…”, jawab saya menenangkan. “Tidak bisa bu…! Saya mau menuntut keadilan… Saya tidak terima diberhentikan dari sekolah ini…!!”, suranya kembali bernada tinggi. “Siapa tahu dengan kamu keluar dan pindah ke sekolah yang baru kamu akan memulai segalanya dengan lembaran yang baru…”, kata saya sambil memeluknya. “Saya belum tahu apa yang akan saya lakukan, tetapi saya akan coba mendengar nasihat ibu… Semuanya tergantung kedua orangtua saya. Semoga saja mereka tidak akan marah mendengar masalah yang saya hadapi.”, katanya mulai mereda. Sore itu walau akhirnya kami berpisah, tetapi saya yakin dari wajahnya saya melihat dia sudah lebih mengerti lagi.

Siswi saya itu kembali ke kampung halamannya, berkumpul kembali bersama keluarganya. Tidak lama setelah itu, saya mendapat kabar darinya. “Ibu, saya sudah kembali bersekolah. Kedua orang tua saya sudah mendapat sekolah yang baik. Tolong doakan saya bu…, saya ingin memulai lembaran yang baru dalam hidup saya…”, katanya dengan bijak. “Ibu sangat senang mendengar kabar kamu. Ibu pasti akan mendoakan agar kamu berhasil melalui masa-masa yang baru dalam hidup kamu.”, kata saya memberi semangat. “Nanti jika ibu ada waktu, saya mau tetap bercerita kepada ibu agar ada yang tetap memberi dorongan supaya saya tetap bersikap positif ya bu…!”, suaranya terdengar begitu ceria. “Pasti, ibu akan membantu kamu. Semoga kamu sukses ya nak ! Lupakan hal-hal yang tidak baik dan jangan coba-coba lagi untuk melakukanya.”, kata saya mengakhiri pembicaraan kami.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa Tuhan adalah adil dan Ia mengasihi keadilan. Kita terkadang merasa dunia tidak adil dan bertanya-tanya mengapa harus ada ketidak-adilan. Kadangkala kesalahan yang cukup besar mendapatkan hukuman yang kecil, dan sebaliknya kesalahan yang kecil mendapat hukuman yang berat. Lalu apa yang harus kita lakukan? Mundurlah satu langkah, untuk maju tiga langkah. Di saat kita menghadapi hal yang dirasa tidak adil, kita mundur dari perkara itu dan datanglah kepada Tuhan. Tuhan penuh dengan keadilan. Tuhan akan memberikan kebijaksanaan dan kesanggupan bagi kita untuk kembali maju melangkah. Tuhan akan menuntun kita melangkah ke satu lembaran yang baru dalam kehidupan kita. Lembaran yang akan mengisi kehidupan kita di masa depan yang lebih baik lagi. Tuhan penuh kasih dan keadilan. Dia tidak akan membiarkan kita sendiri.

Have a refreshing holiday !

Saturday, December 26, 2009

Bangkitlah Dari Kejatuhan !

Matius 6 : 25 “Karena itu Aku berkata kepada mu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?”


“Bisa tolong datang ke ruangan saya?”, kata pimpinan kepada saya di satu siang. “Oh, baik pak!”, jawab saya berjalan mengikuti menuju ke ruangannya. “Sebelumnya saya mohon maaf, karena saya mau menyampaikan berita yang sulit bagi anda. Anda termasuk salah satu dari setengah karyawan yang terkena PHK. Ini semua terjadi karena keadaan perusahaan kita sudah semakin sulit. Perusahaan hanya mempertahankan karyawan yang masih belum menikah saja.”, suara pimpinan terdengar pelan tetapi tegas. “Sejujurnya…, saya kecewa pak ! Tetapi…, kalau ini sudah menjadi putusan perusahaan, apa boleh buat. Saya akan mematuhinya pak…”, jawab saya dengan perasaan hancur dan pergi meninggalkan ruangannya. Kehilangan pekerjaan bagi seorang kepala keluarga bukanlah suatu hal yang biasa. Saya benar-benar terpukul ! Walau sebetulnya penghasilan saya tidak terlalu besar, tetapi lingkungan dan suasana kerja di sini cukup nyaman. Saya tidak pernah berniat untuk pindah bekerja di tempat lain. “Papa jangan menyesali keadaaan ini… Papa harus mencoba bangkit dan melamar untuk bekerja di tempat lain. Semoga usaha kita akan diberkati Tuhan.”, kata istri saya menguatkan hati.

Hari-hari berikutnya mulai saya lalui. Betapa saya merasa sangat tidak berarti ketika berkali-kali melamar tetapi tidak diterima, bahkan terkadang langsung ditolak mentah-mentah. Saya sangat kecewa. “Maaf, perusahaan kami saat ini sedang tidak membutuhkan karyawan!”, demikianlah kata-kata yang sudah sangat sering saya dengar. “Jangan putus asa pa…, tetaplah berusaha ! Kami semua mendoakan papa.”, kata si sulung menghibur ketika melihat saya jatuh dalam kekecewaan yang mendalam. “Ya Tuhan, Engkau berjanji bahwa kami tidak boleh khawatir akan hari esok… Kini hamba percaya bahwa Engkau akan membantu hamba…Tolonglah hamba memiliki kekuatan untuk bangkit dari semua ini…”, itulah isi doa saya kepada Tuhan di satu malam. Walau harus menunggu jawaban atas doa saya, pada akhirnya saya diterima bekerja di salah satu perusahaan dengan penghasilan yang pantas. Saya percaya Tuhan membuat rancangan yang baik bagi saya untuk bangkit dari kejatuhan ini.

Di pagi yang cerah ini, ayat renungan kita mengingatkan agar kita tidak usah kuatir akan hidup ini, tentang apa yang akan kita makan atau pakai; kehidupan yang Tuhan berikan jauh lebih berharga dari semua itu. Ada saat kita mengalami kejatuhan, kecewa dan terluka. Terkadang situasi demikian sulit. Apa yang kita sudah coba untuk bangkit kembali hanya menghasilkan kegagalan demi kegagalan. Berupaya bangkit menemukan jalan buntu, kita merasa terpuruk lebih jauh, kekuatiran semakin menguasai diri kita. Kekuatiran tidak pernah membantu kita untuk bangkit dari kejatuhan. Kekuatiran akan menjadi beban yang memberatkan langkah kita untuk bangkit. Tuhan mengajak kita untuk mensyukuri kehidupan yang kita miliki. Melalui kehidupan yang kita miliki dan rasa syukur yang angkat kepada Tuhan untuk kehidupan ini, kita akan memiliki kekuatan untuk mencoba bangkit kembali. Tuhan penuh dengan kasih. Dia tidak akan membiarkan kita jatuh tanpa pernah bangkit kembali. Kita percaya kepada-Nya dan Tuhan akan memberkati setiap upaya kita untuk bangkit dari kejatuhan.

May we receive His wonderful blessings every day !

Krisis Di Galilea

Kebaktian hari Rabu 23 Desember 2009 dipimpin oleh Pendeta Richard Y. Hutauruk. Lagu pembukaan dari Lagu Sion nomor 24, “Iman Orang Saleh Kekal” dan dilanjutkan doa pembukaan yang dilayangkan oleh Rerin Tampubolon. Malam ini, lagu pujian yang berjudul ”Pada Jam Ku Berdoa” dibawakan oleh Rerin Tampubolon dengan iringan piano dari Junior Tampubolon. Bapak Joko Prasetyo membawakan renungan berjudul ”Krisis di Galilea” yang diambil dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 41. ”Setelah Yesus mengadakan mujizat dua ikan dan lima roti untuk memberi makan lima ribu orang lebih, Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk mendahului-Nya pergi ke seberang. Hal ini dilakukan agar murid-murid-Nya dapat meninggalkan orang banyak itu. Bila Yesus ikut bersama dengan murid-murid-Nya, maka orang banyak itu akan terus mengikuti.”, kata Bapak Joko di awal renungan. Yesus sangat terkenal dengan kebaikan-Nya. Yesus sanggup menyembuhkan segala macam penyakit. Yesus mampu memenuhi harapan orang banyak. Semua orang ingin disembuhkan dan semua orang ingin dikenyangkan dan dipuaskan. Bahkan setelah mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus, makin banyak orang yang datang kepada Yesus dan mendesak Yesus untuk menjadi raja. Setelah murid-murid-Nya mendahului Dia pergi dengan perahu, Yesus menyuruh orang banyak itu pulang dan Ia naik ke bukit untuk berdoa seorang diri. Pagi dini hari, Yesus menyusul murid-muridNya yang masih ada di atas perahu. Saat itu perahu murid-murid sedang diombang-ambingkan oleh angin sakal. Angin sakal bukanlah angin yang menghasilkan gelombang badai, tetapi angin yang bertiup berlawanan dengan arah yang dituju murid-murid. Yesus menyusul mereka dengan berjalan di atas air.

Setiba Yesus di seberang, kembali orang-orang datang karena mereka ingin selalu dekat dengan Yesus. Semua orang tahu bahwa mereka akan mendapat keuntungan bila dekat dengan Yesus. Segala keperluan mereka akan terpenuhi. Yesus tahu motivasi mereka dalam mengikut Dia. Orang-orang ingin mendapatkan kesembuhan dan pemenuhan kebutuhan jasmaniah (roti). Sepatutnya kita jangan hanya mencari roti saja, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33. ”Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.” Yohanes 6:27. Untuk itu kita harus percaya kepada Dia yang telah diutus Allah, yaitu Yesus. Kadang kala, sama seperti orang-orang Farisi, kita dibutakan oleh kepentingan-kepentingan kita. Kita hanya berfokus pada keuntungan yang kita peroleh saja. Bahkan, orang Farisi meminta tanda karena bagi mereka, Yesus tidak lebih besar dari Musa. Musa dapat memberi makan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun, namun Yesus hanya memberi roti kepada lima ribu orang saja. Yesus mengatakan bahwa, bukan Musa yang memberikan roti dari surga, melainkan Bapa yang memberikan roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia. ”Kata Yesus kepada mereka, "Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada–Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada–Ku, ia tidak akan pernah haus lagi.” Yohanes 6:35.

Yang dimaksud Yesus adalah Firman Tuhan, namun orang-orang itu tidak mengerti karena sesungguhnya motivasi mereka berbeda. Mereka hanya melihat dari sudut jasmaniah, sedangkan Yesus berbicara mengenai kerohanian. Inilah yang membuat para rabi menjadi semakin sinis dengan Yesus. Mereka mendesak Yesus untuk memberikan tanda dan pekerjaanNya. Inilah juga yang membutakan para pemimpin orang Yahudi saat itu. Bilamana rasa tidak senang sudah merasuk dalam hati, maka apapun fakta yang ada, semuanya menjadi salah. Bapak Joko mencontohkan: bilamana kita iri dengan salah seorang tetangga kita karena dia memiliki mobil baru, maka ketika kita bertemu dengan dia saat dia sedang mengendarai mobil barunya, apapun yang terjadi adalah salah. Jika ia tidak menegur, maka kita akan mengatakan dia sombong. Namun bila ia menegur, kita tetap juga mengatakan dia sombong karena ingin memamerkan mobil barunya. Inilah yang terjadi pada para rabi. Mereka mencari-cari kesalahan Yesus, karena apa yang dilakukan Yesus adalah untuk kerohanian, sedangkan para rabi hanya berfokus pada hal lahiriah. Agar kita jangan sampai terjerumus seperti para rabi, kita perlu menyerahkan diri kita dan menyambut Yesus sepenuhnya. Janganlah menganggap mukjizat yang terjadi lebih besar dari Firman Tuhan. ”Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama–lamanya, dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging–Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.". Firman Tuhan tidak akan bermanfaat bila tidak kita lakukan. Kita melakukan Firman Tuhan agar hidup kita dapat berubah. Ketika orang-orang mulai pergi, murid-murid tetap bersama dengan Yesus karena mereka percaya. Mereka merasakan damai dan kesukaan bersama Yesus. Pengalaman pembicara ketika dibaptis, saat beliau menanyakan apa bedanya sebelum dibaptis dengan setelah dibaptis, maka ibu beliau berkata: ”Sebelum dibaptis hidup kita sulit, dan setelah dibaptis hidup kita memang masih tetap sulit, namun ada damai di hati”. Itulah yang terjadi pada murid-murid. Mereka merasakan damai dan kesukaan yang besar besama dengan Yesus. ”Biarlah damai dan kesukaan yang sama juga menjadi bagian kita dengan kita menerima dan menyambut Dia yang diutus oleh Bapa, yaitu Yesus.”, ucap Bapak Joko mengakhiri renungan malam ini.

Pada bagian kesaksian, Pdt. Richard Hutauruk menyaksikan bagaimana kerinduannya untuk melayani di gereja tetangga. Akhirnya Pendeta Hutauruk diberikan jadwal untuk memberikan Firman Tuhan dua kali. Pendeta Hutauruk memohon doa agar Firman Tuhan yang diberikan dapat menguatkan dan membuka kebenaran kepada orang-orang yang belum mengenal kebenaran yang sesungguhnya. Stefani Simanjuntak juga mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena siang tadi mendapat kepastian akan kelulusannya. Stefani juga memohon doa agar dapat bekerja dan melayani dengan lebih baik lagi. Kita juga mendoakan Bapak Jerry Manurung yang sakit karena terjatuh dan akan dioperasi, Bintang (cucu dari Ibu Adeline Pandiangan), Pendeta Hutauruk yang akan melayani sebagai pendeta jemaat di jemaat Bekasi Kota mulai tahun 2010, acara hari Sabat Ibu, rencana pernikahan Pdtm. Yehezkiel Sababalat, rencana AIIAS International Youth Chorale yang akan membawakan “Kantata Natal” pada acara Vesper, KPA-KPA, orang-orang yang tengah belajar Alkitab, Family Of the Month – Keluarga Joy Silaban, dan lain-lain. Setelah doa syafaat berkelompok, jemaat menyanyikan Lagu Sion No. 90, ”Percaya Yang Menang” sebagai lagu penutup. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Joko Prasetyo. Puji Tuhan atas kebaktian yang indah pada malam hari ini.

Friday, December 25, 2009

Membawa Damai dan Keselamatan Bagi Manusia

Ibrani 9 : 28 “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”


Saya tiba lebih awal di sekolah untuk menjemput anak-anak pulang. Kebetulan di luar hujan turun rintik-rintik, membuat saya merasa enggan untuk turun dari mobil. Saya asyik memperhatikan rintik hujan yang turun. Tak lama kemudian telepon genggam saya berbunyi. “Selamat sore bu…!”, sapa suara di seberang. “Selamat sore juga. Ini ibu kepala sekolah ya ? Ada apa nih ? Kok tumben menelepon saya?”, tanya saya segera ingin tahu. “Ibu ada waktu? Saya mau cerita tentang anak ibu…”, tanyanya singkat. “Tentu saja ada bu. Saya kebetulan sedang di halaman parkir sekolah menunggu anak-anak. Saya terlalu cepat datang ke sini.”, jawab saya cepat. “Begini loh bu, kemarin saya terharu sekali dengan anak ibu. Apakah dia cerita tentang kejadian di kelasnya?”, tanyanya lagi. “Oh iya, kemarin malam ibu wali kelas menelepon dan bercerita. Katanya sepatu anak saya disembunyikan oleh seorang temannya, kemudian dimasukkan ke dalam toilet sampai basah. Tetapi pelakunya sudah ditemukan dan sudah meminta maaf, jadi saya pikir sudah tidak ada masalah lagi. Memangnya ada apa lagi ya bu…?”, tanya saya hati-hati. “Cerita itu memang betul bu. Awalnya murid yang melakukan itu tidak langsung mau mengaku... Saya mengambil waktu cukup lama untuk melakukan pendekatan sampai akhirnya si pembuat ulah mau mengaku dan meminta maaf kepada anak ibu. Tetapi bukan itu yang ingin saya bagikan dengan ibu…”, katanya lagi. “Jadi maksud ibu apa...?”, tanya saya ingin tahu.

“Jadi ketika anak itu minta maaf, anak ibu segera bangkit dari kursi dan bergegas menghampiri dia. Saya pikir dia akan membalas keusilan temannya dengan memukul atau balik memaki. Karena takut terjadi yang tidak baik, apalagi anak ibu badannya kan besar, dengan sigap saya memeluk dan menghalanginya. Tetapi anak ibu malah berkata, ‘Loh bu guru, kenapa aku dihalangi ? Aku kan ingin memeluk temanku, karena dia sudah berkata dengan jujur. Dan itu berarti, satu jiwa sudah kembali ke jalan yang benar...’ Saya betul-betul terharu dengan perkataan anak ibu sampai saya langsung meneteskan airmata... Saya merasa bersalah telah berpikir negatif terhadap anak ibu. Selain itu, saya kagum dengan sikapnya ! Dia mau memikirkan keselamatan jiwa dalam arti sebenarnya, yaitu kembali ke jalan yang benar…”, suara ibu guru di telepon terdengar bergetar pelan menahan haru. “Wah ibu, dia sama sekali tidak cerita kepada saya tentang hal itu…”, jawab saya terkejut campur haru. “Memang…, sebetulnya kemarin kami sudah berjanji bahwa ini adalah secret story. Jadi tidak ada yang boleh tahu. Tolong ibu simpan saja, karena sebetulnya saya sudah melanggar janji pada mereka. Saya cerita ke ibu, karena saya tidak tahan untuk tidak menceritakan rasa bangga saya pada anak ibu...!”, jelasnya. ”Terimakasih atas informasi bu guru ! Tolonglah doakan agar anak saya tetap bisa berbuat baik di mana saja dia berada...”, jawab saya mengakhiri pembicaraan kami sore itu.

Ayat renungan di pagi yang indah ini mengatakan bahwa Yesus telah mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang dan satu saat nanti, Yesus akan datang kembali untuk menganugerahkan keselamatan kepada semua yang menantikan Dia. Yesus datang dan lahir di dunia ini untuk menjadi pembawa damai dan keselamatan bagi kita semua. Yesus pun ingin agar kita semua pengikut-Nya menjadi pelaku damai dan membawa kedamaian kepada sesama kita. Dia ingin agar kita turut serta dalam pekerjaan-Nya membawa jiwa-jiwa untuk datang kepada Allah. Yesus ingin agar kita memiliki kerinduan untuk menolong orang lain untuk menerima keselamatan dari-Nya. Kita melihat terjadi peperangan, perselisihan yang berkepanjangan, sehingga terjadilah permusuhan, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan di mana kita berada. Seakan itu sudah menjadi hal yang lazim. Kelahiran Yesus mengingatkan kita kembali agar kita mengingat teladan yang Yesus sudah lakukan selama di dunia ini. Yesus ingin menjadi pembawa damai dan pembawa terang bagi siapa saja. Marilah kita menjadi pembawa damai dan terang di mana pun kita berada. Bila Yesus datang ke-dua kali nanti, kita semua akan menerima anugerah keselamatan yang kekal.

“Merry Christmas to you !”

Pembahasan Sekolah Sabat Pelajaran 13 - Central Study Hour

Kuis "Follow The Bible" - 19

Pelayanan Masyarakat Kemang Pratama

Pada hari Minggu 20 Desember 2009, jemaat Kemang Pratama kembali melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat (Pelmas) dalam bentuk pengobatan gratis. Pelaksanaan pelayanan kali ini bertepatan dengan peringatan hari Ibu, yang jatuh tanggal 22 Desember 2009. Seluruh Panitia sudah bekerja dengan baik, sejak malam hingga pagi harinya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan hari Minggu itu. Inilah kegiatan Pelayanan Masyarakat yang ke – 3 untuk tahun ini. Belajar dari dua kegiatan Pelmas yang lalu, maka kegiatan Pelmas bulan Desember ini kelihatan lebih baik, lebih lancar dan lebih teratur. Semua Personel bekerja dengan baik, tanpa hambatan yang berarti.

Di pagi hari Minggu itu, semua meja dan peralatan sudah tersusun dengan rapih. Di bagian depan di halaman rumput telah terpasang tenda warna biru sejak hari Jumat. Di sana sudah ada meja penerima tamu dan bagian pendaftaran yang dipimpin oleh Ibu Gladys Maringka dengan staff-nya. Semua tamu harus mendapat nomor urut dan kartu “Medical Report”. Bagi tamu lama yang sudah terdaftar, tinggal mencari kartu yang sudah tersusun rapih di meja tersebut. Tahap berikutnya adalah ke bagian mengukur berat dan tinggi badan. Tamu yang sudah mendapat nomor, akan dipanggil oleh Edward dan Hotman Mangunsong.

Di sela sela kesibukan itu Dr. Pintoko dari Rumah Sakit Advent Bandung memberikan sedikit penjelasan singkat tentang penyakit jantung dengan permasalahannya. Ada waktu tanya-jawab diberikan oleh Dr. Pintoko yang dimanfaatkan oleh tamu-tamu yang hadir, khususnya mereka yang pernah mengalami gangguan jantung. Semua penjelasan diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh setiap orang yang hadir pagi itu. Usai penjelasan tentang penyakit jantung, Bapak Siboro melanjutkan dengan penjelasan tentang khasiat arang. Bapak Siboro yang datang dari Bandung membawa contoh arang yang sudah siap di bagikan kepada tamu.

Sementara itu proses pemeriksaan tetap berjalan. Usai berat dan tinggi badan dicatat, kartu Medical Report diserahkan ke bagian pengukuran tekanan darah yang dikoordinir oleh Ibu Stefani Sinaga dan Ibu Elin Sulasta. Bagi mereka yang berumur 40 tahun ke atas, pos ini akan mengirim tamu langsung ke pemeriksaan darah. Bagi yang berumur 40 tahun ke bawah langsung diarahkan ke salah satu dari 4 orang dokter yang bertugas hari itu. Bilamana dokter mememinta tamu yang berusia 40 tahun ke bawah ini untuk memeriksa darah, maka tamu akan kembali ke pos pemeriksaan darah. Setelah tekanan darah dicatat, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan darah. Kadar kolesterol, kadar glukosa, kadar trigliserid, dan kadar asam urat semua diukur dan dicatat di sini. Koordinator pos ini adalah Ibu Lince Manurung. Karena pos ini pekerjaannya agak banyak, maka staffnya pun cukup banyak. Ada Darrel Wuisan, Jessica Wuisan, Rerin Tampubolon, Dodi Manurung, dan Sarnita Aruan.

Urutan berikutnya adalah pemeriksaan dokter. Semua kartu yang sudah dicatat dari bagian pemeriksaan darah dan tekanan darah akan diserahkan ke Ibu Yunita Wuisan. Ibu Yunita akan mengarahkan para tamu untuk menghadap dokter yang ada. Untuk tamu yang tidak terlalu berat kondisi kesehatannya akan diarahkan ke dokter umum seperti Dr. Sofie Simanjuntak, Dr. Agustinus Silalahi dan Dr. Yuliana Silalahi. Sedang pasien yang agak berat akan arahkan ke Dr. Pintoko, spesialis jantung. Sambil menunggu panggilan dokter, para tamu dipersilahkan untuk makan bubur kacang hijau, ketan hitam serta roti tawar yang dipersiapkan oleh bagian konsumsi yang dikoordinir oleh Ibu Mieske Tampubolon yang dibantu oleh Ibu Sari Tobing, Ibu Tina Wira, Ibu Odoria Pelaupessy, Ibu Shally Tambunan, Ibu Adeline, Ibu Ona Kore dan Ibu Dahlia Hutauruk.

Setelah dokter memeriksa, tamu akan pergi ke ruang konseling. Ibu Naomi Tobing mengarahkan pasien untuk berbincang-bincang dengan Pendeta R.Y. Hutauruk, Pdtm. Yehezkiel Sababalat, dan Ibu Dahlia Hutahuruk. Di akhir konseling para pasien akan didoakan, yang menyempurnakan tangan dokter dan obat-obatan yang diberikan. Kesembuhan itu berasal dari Tuhan yang memberkati pelayanan gereja ini. Ibu Annie Simanjuntak dan Ibu Lies Purnama sudah siap di bagian obat-obatan. Apa yang ditulis oleh dokter dalam resep akan disiapkan oleh mereka dan diserahkan kepada pasien yang bersangkutan. Seluruh proses pelayanan masyarakat hari Minggu ini berlangsung dengan baik. Tercatat ada 92 orang tamu yang datang, diperiksa dan didoakan hari ini. Mereka pulang dengan membawa obat dan berkat. Semua pelayanan yang ditujukan untuk menunjukkan kebaikan Tuhan kepada sesama telah berjalan dengan baik.

Thursday, December 24, 2009

Teruslah Berusaha dan Berdoa

Mazmur 143 : 1 “Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu !”




“Waduh bagaimana ini, hujan kelihatannya turun semakin deras saja…!”, kata saya pada semua yang ada di dalam mobil. “Bukan hanya itu saja nak, papa lihat airnya mulai naik. Sebentar lagi pasti akan banjir ! Bisa gawat nih!”, ujar papa menjawab. “Maksud papa, gawat kenapa? ”, tanya mama belum mengerti. “Papa khawatir kalau mobil kita tidak akan sanggup melewati banjir. Apalagi di depan sana macet sekali.”, kata papa sambil mengerutkan kening mencoba untuk berpikir. “Kita berhenti saja dulu pa. Itu ada tempat yang lumayan tinggi ! Jadi genangan airnya tidak terlalu mengganggu. Kelihatannya ada banyak juga kendaraan yang parkir di situ.”, kataku memberi usulan kepada papa. “Abang benar! Papa perhatikan dari tadi yang berani melewati banjir hanyalah kendaraan besar seperti bus dan truk.”, adikku yang kecil ikut memberi pendapat. Papa segera menepikan mobil di tempat yang agak tinggi. Cukup lama kami menunggu. “Wah…, hari sudah semakin gelap, tidak ada penerangan di sekitar sini jadi banyak sekali nyamuk. Sudah waktunya makan malam,tetapi tidak ada orang yang menjual makanan di sekitar sini…”, ucap mama dengan wajah terlihat sedih. Diam-diam aku berdoa dalam hati. “Tuhan, tolonglah kami! Berikan jalan keluar. Kami lapar dan takut. Di sini gelap dan banyak nyamuk…”, ucapku kepada Tuhan.

Begitu aku membuka mata, aku terkejut! Nenek-ku yang sejak tadi bersama kami di dalam mobil tiba-tiba keluar dan berdiri di pinggir jalan mencoba mencegat truk yang lewat. Salah satu di antaranya berhenti. Aku bisa mendengar nenek berbicara kepada supir truk yang menghentikan kendaraannya. “Bisa tolong menarik mobil kami pak?”, tanya nenek dengan sungguh. “Boleh nek…, yang mana mobil nenek?”, tanya supir truk itu dengan ramah. “Itu mobil anak saya. Itu suami, anak serta cucu-cucu saya di dalam”, kata nenek menjelaskan sambil menunjuk ke arah mobil kami. “Kalau begitu, kita tutup dulu knalpot mobilnya, baru kita gunakan tali ini untuk menarik mobil bapak. Adik-adik bisa menumpang truk saya, sementara yang lain tetap saja di dalam kendaraan”, kata supir truk itu menganjurkan saat menghampiri mobil kami. Kami keluar membantu bapak itu mengerjakan semua yang diperlukan. Setelah semuanya selesai, truk bergerak membawa mobil kami melewati air yang memang sudah sangat tinggi. “Ya Tuhan, tolonglah agar tali itu jangan putus. Agar mobil kami tidak tergenang banjir dan kami semua selamat...”, sekali lagi saya berdoa memohon kepada Tuhan. Apa yang saya doakan didengar Tuhan. Truk ini berhasil membawa kami hingga ketempat yang terbebas dari banjir dan kami bisa melanjutkan perjalanan kami untuk kembali ke Jakarta. Terima kasih Tuhan karena kuasa-Mu pada kami semua.

Ayat renungan pagi ini mengajak kita untuk berseru kepada Tuhan agar menolong kita dalam kesulitan yang kita hadapi. Sebagai manusia kita tidak terhindar dari pelbagai kesulitan. Kita mengalami kesulitan saat kita tidak mampu menghadapi perkara yang terlihat mustahil dapat diatasi dengan kekuatan kita sendiri. Kita jangan pernah menyerah. Kita memiliki Allah yang sanggup menolong dalam segala perkara yang kita rasa sulit dan tidak mungkin menurut ukuran manusia. Sementara kita terus berusaha, kita patut datang kepada Tuhan. Kita berseru kepada-Nya dengan tulus, memohon Tuhan membantu dalam kesulitan yang kita hadapi kapan saja, di mana saja, apa pun bentuk masalahnya. Tuhan akan mendengar seruan kita dan memberikan kita kesanggupan untuk menghadapi setiap kesulitan dan membukakan jalan yang tidak pernah kita duga. Mari kita selalu berdoa dan berusaha.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat dan keluarga anda.