Friday, March 11, 2011

Berkat “Dua Puluh Ribu Rupiah”

2 Korintus 8:7, “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami, demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.”

Dalam perjalanan pulang dari tempat saya bekerja, saat kendaraan saya berhenti di lampu lalu lintas, mata saya tertuju kepada seorang bocah laki-laki yang tengah menjajakan dagangannya kepada para pengemudi yang sementara menjalankan kendaraannya secara perlahan. Beberapa kali saya perhatikan anak laki-laki tersebut menggaruk-garuk kepala tanda kekesalannya karena hampir semua pengemudi yang dia tawarkan menolak untuk membeli. Dari kejauhan saya sempat melihat dia termenung dan memegang perutnya kemudian duduk di pinggir trotoar. Saat kendaraan saya mendekati bocah pedagang asongan itu, dengan cepat dia berdiri kembali dan mencoba menjajakan dagangannya kepada saya. Tertarik dengan apa yang dia tawarkan, saya menepikan kendaraan dan meminta dia menunjukkan apa yang dia bawa.

Ketika kemudian saya ketahui isi dari plastik-plastik hitam yang dia bawa adalah telur asin” terbersit di pikiran saya untuk tidak jadi membelinya. Belum sempat saya berkata-kata, bocah pedagang asongan tersebut melanjutkan perkataannya kata-kata yang memelas, “Bu, tolong beli dagangan saya bu. Dari pagi sampai sore ini belum ada yang laku satu pun dan saya belum makan sepanjang hari ini. Tolong saya bu. Kalau nggak ada yang laku nanti bos saya pasti akan marah besar”. Saat saya berpikir, tiba-tiba telepon genggam saya berbunyi, anak saya di seberang sana meminta untuk dibelikan telor asin. Tanpa pikir panjang saya minta dua kantong plastik, segera setelah melakukan pembayaran saya bergegas meninggalkan bocah tersebut. Apa yang saya dengarkan sesaat setelah bocah tersebut menerima uang pembayaran dari saya, cukup membuat saya terhenyak dan terharu : “Tuhan telah mengirimkan Ibu untuk menolong saya hari ini, terima kasih banyak, semoga ibu dan keluarga selalu di dalam lindunganNya”.

Terkadang tanpa kita sadari perbuatan yang kita lakukan dapat merugikan orang lain bahkan menjadi penghalang hidup mereka. Perbuatan kecil yang bahkan tidak ada nilainya dimata kita akan menjadi hal yang luar biasa bagi orang yang memerlukan uluran tangan kita. Allah memanggil umatNya untuk menjadi saluran berkat dengan cara yang tidak kita mengerti. Mereka yang dengan sungguh-sungguh melakukan kehendakNya melalui perbuatan baik yang dilakukannya atas “manusia yang paling hina ini” mendapatkan tempat khusus di hatiNya. Mulailah dengan perbuatan kecil, maka kemudian kita akan dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab melakukan perbuatan baik yang lebih besar lagi. Allah memberkati usaha tangan kita.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.