Friday, March 25, 2011

Di Balik Gelap Ada Terang

Roma 8:28, “Kita tau sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”


Saat itu, papa terbaring lemah tak berdaya. Telah beberapa hari ia mendapatkan perawatan di rumah sakit dan dokter pun sudah angkat tangan menyatakan pasrah atau tipis harapan baginya untuk bertahan hidup. Penyakitnya tidak dapat disembuhkan menurut ukuran manusia. Hanya mujizat saja yang dapat menyembuhkan papa. Papa kami adalah seorang pekerja keras, tegas dan nyaris dapat dikatakan tidak pernah mengalami sakit serius seperti sekarang ini. Ia adalah orang yang kuat secara fisik. Pekerjaannya sehari-hari adalah berdagang yang telah dirintisnya sejak tahun 1983 sekaligus merupakan usaha keluarga bagi kami hingga saat ini.

Ada satu perbedaan prinsip besar antara kami dengan papa dalam hal menjalankan usaha ini. “Pa, sebaiknya usaha ini kita buka hanya enam hari saja termasuk hari Minggu”, ujar kami mencoba berdiskusi dengan papa. “Kenapa harus begitu? Makan aja setiap hari kok cari makan harus pake aturan enam hari segala?” demikian ia berkomentar menanggapi pembicaraan kami. Apa hendak dikata, selama ini tidak ada hari libur bagi papa di dalam menjalankan usahanya. Hal ini dikarenakan papa seorang pekerja keras, belum lagi kami anak-anaknya memiliki keyakinan iman yang berbeda dengannya sehingga perbedaan keyakinan ini kadangkala menjadi kendala bagi kami untuk sejalan dengannya. Kebetulan kami pergi ke gereja untuk beribadah setiap hari Sabtu sementara papa tidak. Bahkan kami pun harus kembali membantu papa seusai pulang gereja. Mencoba beberapa kali mendiskusikan hal ini kepada papa namun tetap tidak berhasil hingga tiba waktunya ia terkulai lemah tak berdaya di rumah sakit dan tidak berdaya sama sekali. Ajaib dan diluar dugaan kami bagaimana Allah memiliki rencana bagi seseorang. Justru di dalam ketidakberdayaannya, dia mau menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Ia pun menghembuskan nafas yang terakhir tak lama setelah ia menyatakan imannya bersama-sama dengan kami di saat-saat terakhir ia berjuang menghadapi penyakit yang menggerogoti tubuhnya, ketika papa pun menyadari tidak ada harapan baginya untuk hidup dengan bergantung kepada dirinya sendiri bahkan kepada usahanya kecuali kepada Allah yaitu Sumber Hidup dan Khaliknya. Kami pun merasa berbahagia oleh karena papa kami memiliki keyakinan yang sama dengan kami kepada Kristus. Papa … selamat jalan .. .sampai bertemu di pagi yang cerah ketika Yesus datang kelak.

Bukankah Tuhan itu sungguh baik? Di dalam setiap masalah, penderitaan, bahkan dukacita, walaupun semua hal di atas seringkali kita tidak dapat mengerti saat kita menghadapinya, bahkan menyedihkan kehilangan seseorang yang kita cintai, namun dibalik semua itu pasti Tuhan mempunyai rencana yang terbaik bagi kita. Dibalik gelap pasti ada terang, dibalik hujan pasti akan terbit matahari. Dibutuhkan kesabaran kita untuk membiarkan Allah menyatakan rencana terbaiknya melalui diri kita. Dibutuhkan iman yang pasti untuk melihat dengan mata rohani kita bahwa dalam setiap peristiwa kita tau Allah hadir untuk memberikan pertolongan kepada kita. Mari kita membiasakan diri melihat kehadiran Allah dalam setiap peristiwa yang kita hadapi dan kita akan beroleh kelepasan dan jalan keluar dari setiap peristiwa itu serta jadilah bijak dan tetap beriman kepadaNya. Allah mengerti setiap keadaan kita. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.