Saturday, March 19, 2011

Sepucuk Surat Cinta



Mazmur 90:12, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”



Jam dinding menunjukkan waktu pukul 5.10 WIB pagi itu. Istri saya telah turun ke dapur untuk mempersiapkan makanan, sementara saya bertugas membangunkan anak-anak kami setiap pagi dan menaikkan doa syukur di pagi hari lewat kebaktian renungan pagi. Namun pagi itu saya melihat ada sesuatu yang istimewa. Mengapa? Oleh karena anak-anak kami telah bangun sebelum saya membangunkan mereka. Maka saya pun menuruni tangga untuk bergabung dengan istri dan anak-anak dalam mengikuti kebaktian di pagi hari. Tiba-tiba, saya mendengar anak saya yang bungsu bernyanyi “Happy Birthday to You” sambil mendekat kepadaku dan memeluk serta mencium saya dilanjutkan dengan anak saya tertua demikian istri saya. Hati saya merasa terharu namun gembira atas perhatian anak-anak dan istri saya.

Hal yang lebih memukau hati saya tatkala anak bungsu saya menyerahkan sebuah bingkisan sambil berkata, “Kakak, adik dan mama nggak bisa beli hadiah yang bagus buat Papa, namun terimalah bingkisan ini dengan senang hati. Langsung dibuka ya Pa, bingkisannya”, demikian ia melanjutkan pembicaraannya. “Papa, selamat ulang tahun ya … s’moga panjang umur, sehat selalu dan dilimpahi rejeki. Mungkin, hanya hadiah ini yang kita bisa kasih.. tapi kita nyarinya susah payah looo!!! Nggak tau Papa suka atau nggak.. Tapi makasih ya karena udah nerima hadiahnya, susah payah cari nafkah dan selalu marah-marah agar kami berubah.. Tapi jangan galak-galak amat yak!! Ha … ha … ha. Intinya, kita semua sayang Papa!! Betul betul betul!! Demikian isi sepucuk surat yang dituliskan oleh anak bungsu kami yang baru berumur 10 tahun 3 bulan itu. Hati saya sungguh terharu dan berbahagia membaca isi surat tersebut sambil membuka bingkisan hadiah ulang tahun saya yang ke empat puluh tahun sambil melangkahkan kaki menaiki tangga memasuki kamar sambil berdoa dan meneteskan air mata mengingat kebaikan Allah bagi hidupku demikian perhatian anak-anak dan istriku.

Saudaraku, betapa sering kita merasa anggap remeh untuk setiap berkat yang kita terima setiap hari bahkan panjang umur yang kita nikmati sebagai pemberian Allah. Demikian gembira hati kita menerima ucapan selamat ulang tahun yang dikirimkan via electronic mail, facebook, twitter, BBM (blackberry messanger), pesan singkat “sms”, YM (yahoo messanger) bahkan telepon dari sahabat dan rekanan bisnis kita sehingga kita lupa bersyukur kepada Tuhan untuk nafas hidup yang Allah ijinkan kita terima darinya. Semoga kita akan bertambah dewasa dalam pemikiran, emosi, mental teristimewa dewasa dalam hal kerohanian sehingga kita menjadi orang yang mengerti untuk bersyukur kepadaNya yang meminjamkan nafas hidup bagi kita. Hitung satu-satu sgala berkatMua dan lihatlah betapa besarnya dan dalamnya kasih Allah bagi kita sekalian. Pastikan kita akan melakukan hal-hal kebajikan semasih nafas dikandung badan sebelum badai menerpa dan merenggut nyawa kita, apa arti hidup kita selama ini? Ingat tsunami di Jepang, jadilah bijak dan bersyukurlah kepada Allah semesta alam. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.