Mazmur 12:6, “ Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku”
“Diumumkan kepada seluruh karyawan perusahaan bahwa acara “Family Gathering” yang seyogyanya akan diadakan pada tanggal yang telah diinformasikan akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.” Demikian pengumuman disampaikan oleh pimpinan perusahaan kepada kami. “Wah bagaimana sih pimpinan kita ini? Acara “Family Gathering” ditunda-tunda. Biikin kesal!” Demikian celotehan beberapa teman kantor di perusahaan kami sehubungan dengan adanya penundaan penyelenggaraan acara kebersamaan tersebut. Sebagian wajah karyawan yang lain terlihat kesal bercampur marah, mengomel bahkan mengumpat serta berpandangan satu dengan yang lain oleh karena penundaan atas event yang ditunggu-tunggu tersebut. Hari itu adalah hari pertama di minggu kedua pada bulan ke sepuluh tahun lalu. Untuk mengalihkan kekecewaan pagi itu, beberapa karyawan mulai mencari kesibukan, ada yang membaca koran, mengobrol sambil menikmati sarapan pagi mereka, bahkan sebagian ada pula yang mencoba menggali informasi di internet.
"Tahu nggak? Bagaimana persiapan saya sama anak-anak untuk menyambut acara gathering ini? Semua sudah saya persiapkan dengan rapi. Sudah siap berangkat.", kataku bercerita kepada teman. “Aku juga, aku sudah minta orang-tuaku datang ke rumah untuk bantu menjaga anakku yang masih bayi selama aku ikuti gathering nanti”, ujar temanku yang lain. "Ya, sudahlah. Ayo kita semua tertawa saja sambil menghibur diri. Tidak usah terlalu memikirkan hal itu lagi agar kita bisa kerja enak lagi!", ajakku kepada teman-teman. Tiba saatnya pulang, ketika salah seorang teman saya yang lain mendapat kabar dari keluarganya yang tinggal tidak jauh dari lokasi rencana acara Family Gathering akan diadakan, bahwa mereka telah di himbau oleh pemerintah daerah setempat untuk secepatnya menjauhi lokasi gunung berapi yang diperkirakan segera akan meletus. Bergegas saya dan teman-teman mencari informasi yang lebih pasti melalui media internet. Karuan saja kami serentak berteriak, informasi terkini yang kami dapatkan adalah gunung berapi saat itu dalam kondisi “Siaga 1”, artinya gunung berapi tersebut dapat meletus sewaktu-waktu. Dalam perjalanan pulang saya merenung. Saya membayangkan apa jadinya jika saat kami mengadakan acara Family Gathering di tempat tersebut, tiba-tiba saja gunung berapi meletus. Bagaimana nasib kami, teman-teman kami, keluarga kami. Saya bersyukur!
Terkadang dibalik tertundanya suatu rencana, seringkali membuat kita marah dan kesal, bahkan tidak jarang kita menyalahkan orang dan lingkungan sekitar kita, tanpa kita sadari tangan Tuhan tengah terhadang untuk menghalau kejahatan dan kecelakaan yang siap menerpa kita. Pikiran manusiawi kita tidak dapat menyelami dan menjangkau maksud Allah. Tetapi Dia adalah Allah yang setia yang tidak akan pernah membiarkan anakNya di dalam kesusahan. TanganNya tidak kurang panjang untuk memagari kita dari segala bentuk kecelakaan. Mari, buka hati kita untuk menyambut kasih setiaNya dan kita akan mendapatkan pengertian yang dari padaNya kita beroleh sukacita atas segala perkara ajaib yang dilakukannya atas kita.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.