Tuesday, March 22, 2011

Piano



Efesus 2:9, “Itu bukan hasil pekerjaanmu : Jangan ada orang yang memegahkan diri.”



Kembali saya tertarik untuk membagikan sebuah cerita menarik melalui buku bacaan yang saya baca. Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianist terkenal. Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianist yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli dua buah tiket konser untuk dia dan anaknya. Pada hari pertunjukkan, satu jam sebelum konser, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk beserta putranya tepat disampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak inipun tidak betah duduk diam terlalu lama. Tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi. Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada disampingnya dan ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada di panggung pertunjukan dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan oleh pianist tersebut.

Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak itu mulai memainkan sebuah lagu, yakni lagu yang sederhana twinkle-twinkle little star. Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton dan sang pianist pun terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianist, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianist bergegas naik ke atas panggung, lalu tersenyum dan berkata, “Teruslah bermain nak” dan sang anakpun meneruskan permainannya. Sang pianist duduk disamping anak itu dan mulai mengisi semua kelemahan permainan anak itu dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut. Ketika selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah. Sang anak jadi GR - gede rasa, pikirnya, “Wow, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!”. Ia lupa, bahwa yang disoraki penonton adalah sang pianist yang berada di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Terlalu sering kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan, namun kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena berkat campur tangan Tuhan. Kita sesungguhnya bagaikan anak kecil tadi, yang tanpa Tuhan di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila kita selalu bersama Tuhan, sesederhana apapun hal yang kita lakukan, hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.