Thursday, March 24, 2011

Rest in Peace – Benny Philips Pay

Waktu menunjukkan pukul 13.51 WIB, di kala sedang konsentrasi dengan tugas di kantor, pesan singkat masuk ke telepon genggam saya dengan berita, "mohon dikuatkan untuk keluarga kami atas meninggalnya Bp. Benny Philips Pay, papi dari Sdri. Grace Karamoy di RS Elisabeth Bekasi pada pukul 9.35 WIB. Sekarang di rumah duka Kompleks Pemda Jatiasih Jl. Raya Yudhistira Blok B No. 5."

Atas persetujuan Gembala dan Ketua Jemaat, saya meneruskan berita yang masuk kepada anggota GMAHK Jemaat Kemang Pratama melalui milis gereja sekaligus menginformasikan kepada jemaat untuk mengadakan kebaktian penghiburan di rumah duka pada pukul 20.00 WIB. Pukul 20.00 WIB, diwakili oleh kurang lebih 15 orang dari anggota GMAHK Jemaat Kemang Pratama tiba di rumah duka dan mengadakan kebaktian penghiburan yang dipimpin oleh Sdra. Viertin Tobing. Kebaktian diawali dengan Lagu Sion Pembuka 122 "Satu Masa Yang Tertentu" dilanjutkan dengan doa pembuka yang dilayangkan oleh Sdra. Ramlan Sormin. Sdri. Grace menyampaikan riwayat singkat suami, papi, papi mertua dan opa Benny Philips Pay yang telah diijinkan Allah beristirahat sementara dari segala jerih lelahnya sambil menanti pagi yang cerah pada usia 61 tahun dan yang telah dikaruniai seorang istri, empat orang anak yang terdiri dari dua orang putra dan dua orang putri. Allah memberkati Bp. Benny Pay dengan kehadiran lima orang cucu, tiga orang diantaranya pria dan dua orang wanita.

Hamba Tuhan Pdt. Sonny Kapitan, Gembala Jemaat GMAHK Kemang Pratama
dalam renungan penghiburan telah mengangkat tulisan Alkitab dalam Pengkhotbah 3:1,2, 14 yang menekankan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini ada waktunya dimana tak seorang pun dapat menghindari hal itu tidak akan terjadi jika telah waktunya. Hal ini dinyatakan Allah kepada kita dengan satu maksud agar manusia takut akan Allah, Khalik semesta alam. Lebih lanjut beliau mengangkat sebuah ilustrasi yakni kisah seorang Wartawan radio di Chicago yang berdiri di depan pintu gerbang terminal keberangkatan guna mewawancarai para penumpang dengan melontarkan sebuah pertanyaan, "Apakah tuan/nyonya pasti masuk surga apabila meninggal dunia?" Dari 30 orang yang diinterview, ada yang berpendapat "Tidak tahu pasti", "Sama sekali tidak mengetahui" dan tragisnya hanya satu orang saja yang dengan yakin menjawab pasti masuk sorga.

Pertanyaan bagi kita, lanjut hamba Tuhan Pdt. Sonny Kapitan,
apakah sikap kita dalam menghadapi kematian? Sudahkah saudara dan saya memastikan kita akan masuk sorga? Kembali hamba Tuhan Pdt. Sonny Kapitan membacakan 1 Tesalonika 4:13-18 sambil memberikan pengharapan kepada keluarga yang berduka melalui ayat Alkitab tersebut. Renungan penghiburan ditutup dengan membacakan tulisan Alkitab yang terdapat di dalam buku Wahyu 14:13 yang berbunyi, “Dan aku mendengar suara dari sorga dan berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

Kebaktian penghiburan ditutup dengan menyanyikan lagu sion 147 “Muka Dengan Muka Nanti”, doa penutup dilayangkan oleh Ketua Jeff Eman.

-vt-