Sebelum pembahasan yang ketiga "lanjutan Rayakan Pernikahanmu" sekitar lebih dari 30 orang anggota jemaat yang hadir menyanyikan lagu tema "Ku Senang Berada Dalam Kluarga Allah". Beberapa point penting dari pelajaran yang disampaikan oleh bapak Jamesson Silitonga adalah:
- Rayakan pernikahan setiap minggu. Ambil satu hari dimana hanya suami dan istri saja bersama-sama mengabiskan waktu bersama. Nonaktifkan handphone, lakukan kegiatan seperti makan bersama, menonton (tidak dibioskop) atau kegiatan lainnya yang hanya dilakukan berdua saja.
Perbincangan mengenai menonton ke bioskop cukup seru dengan berbagai pandangan dari bapak Willy, bapak Pendeta Sonny, bapak Pendeta HM Siagian, bapak Jeff Eman, ibu Annie dan ibu Yunita dengan kesimpulan bahwa kita tetap menuruti nasihat dari Ellen White untuk tidak pergi nonton ke bioskop dan harus selektif dalam memilih film juga perhatikan waktu yang digunakan untuk menonton jangan sampai mengganggu kesehatan.
- Perayaan pernikahan juga harus dilakukan setiap bulan, setiap kwartal dan setiap tahun.
- Untuk perayaan setiap tahunnya, rayakanlah dengan lebih istimewa. Bisa dengan saling memberikan hadiah.
- Perayaan lainnya yang perlu dirayakan adalah jika mendapat sebuah pencapaian misalnya naik jabatan, anak-anak mendapat prestasi, hari ulang tahun pasangan kita.
Ada 3 pertanyaan yang didiskusikan, dimana dibagi menjadi 2 kelompok bapak-bapak dan ibu-ibu:
- Apa yang paling berkesan yang pernah diberikan oleh pasangan anda?
Bapak-bapak: mandi bareng, mengerjakan pekerjaan rumah bersama, disuapin, berenang bersama, untuk oma opa bisa saling tukeran gigi palsu.
Ibu-ibu: kejutan di hari ulang tahun, perhatian yang luar biasa saat sedang sakit, membantu pekerjaan rumah tangga.
Bapak-bapak: mandi bersama (karena ada yang belum pernah mandi bersama), mengulang masa-masa berpacaran, memberikan kesempatan pasangan untuk mengunjungi keluarga, mengharapkan punya cucu, meringankan beban pasangan.
Ibu-ibu: diijinkan untuk pergi sendiri, ingin dimarahi, menghargai apa yang sudah dilakukan istri, jangan over protection, jangan hanya membicarakan atau memperhatikan keluarga dari suami saja tapi juga perhatikan keluarga istri, jangan terus diikuti bila melakukan pekerjaan rumah tangga, ingin dianggap lemah walaupun istri pada kenyataannya bisa melakukan banyak hal.
- Bagaimana cara untuk mengatasi perbedaan?
Bapak-bapak: melakukan apa yang disenangi pasangan dengan harapan pasangan akan melakukan hal yang sama, adaptasi bila berbeda suku, mengalah, mencoba menyukai makanan kesukaan pasangan, memberikan pengertian atas perbedaan yang ada.
Ibu-ibu: komunikasi, sadari kita tidak bisa mengubah pasangan kita jadi kita harus bisa membuat diri kita untuk lebih mengerti pasangan kita, mengalah, lakukan kepada pasangan kita apa yang kita ingin pasangan kita perbuat kepada kita, sebelum kita menjadi tua dan menjadi semakin egois kita harus mau untuk mulai berubah menjadi baik.
Suasana malam ini begitu meriah atas jawaban-jawaban yang disampaikan dan tentu saja saat ini bapak-bapak dan ibu-ibu semakin lebih mengerti pasangan masing-masing. Kesimpulan disampaikan oleh bapak pendeta Sonny Kapitan yang kembali mengingatkan bahwa perayaan pernikahan ini harus terus dilakukan agar kebahagiaan didalam keluarga akan terus berlanjut.
Tepat jam 21.00 acara selesai dengan menyanyi dari lagu sion no.257 "Didalam Sengsara dan Keluhanku" dan doa tutup dilayangkan oleh Robert Rihihina. Semoga hubungan setiap suami-istri di jemaat Kemang Pratama semakin mesra dari hari ke hari bersama dengan Yesus sebagai sumber kasih yang abadi.
-Anyelir Jingga-