Monday, March 28, 2011

Nafas Hidup



Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak.”



Pagi itu tepat hari Sabtu, waktu dimana mezbah keluarga kami lakukan seperti biasanya. “Ayo nak, tolong adek mainkan pianonya. Kita nyanyikan lagu Inilah Jam Ku Berdoa.” Anak kami pun memainkan piano sambil kami mengumandangkan lagu tersebut hingga selesai sebanyak tiga ayat. Entah mengapa perasaan saya sungguh terharu sambil menyanyikan lagu dalam bahasa daerah sementara istri dan anak-anak saya menyanyikannya dalam bahasa nasional kita. Air mataku pun tak terbendung mengalir ke pipi sambil lagu dinyanyikan. Terbayang di depan mata saya sosok seorang ayah yang tekun berdoa. Hidupnya tak pernah berlalu tanpa dibarengi doa yang berserah kepada Allah. Terkenang di dalam benak saya bahwa ia sedang mendoakan dan menyebutkan nama kami anak-anaknya satu per satu agar Allah yang memeliharakan dan memberkati.

Saya tidak tauh pasti kenapa ayah kami ini rajin bahkan tekun berdoa baik pagi, siang dan malam hari bahkan ketika tengah malam saya sering mendengar ia sedang mendoakan kami. “Eh, matahari menunjukkan waktu sudah tengah hari, mari kita berkumpul di pematang sawah supaya berdoa”, demikian instruksi yang ayah berikan kepada kami tatkala kami sedang bekerja di sawah, beristirahat sejenak dan berdoa pada tengah hari. Satu hal yang saya ketahui secara pasti adalah ayah kami menyadari ketidakmampuannya untuk mendidik kami anak-anaknya, tekanan keadaan ekonomi dibawah rata-rata ditambah dengan jumlah anak yang relative sangat banyak. Tentunya ia menginginkan kami anak-anaknya agar berhasil dalam pendidikan sama seperti anak-anak orang lain yang berkecukupan dalam ekonomi, namun ia sangat menyadari keterbatasan dan ketidakmampuan ekonominya dalam berbagai hal menjadi pemisah antara keberhasilan yang harus dicapai anak-anaknya dengan apa jadinya kami, anak-anaknya kelak. Dalam keterbatasan itu ayah kami sangat yakin bahwa Allah memiliki semuanya dan sanggup memberikannya kepada kami. Puji Tuhan atas doa-doa orang tua kami dan atas kemurahan Allah, apa yang dicita-citakan orang tua kami akhirnya tercapai.

Dalam segala keterbatasan kita, ada penyelesaian. Dalam permasalahan hidup yang kita hadapi, ada penyelesaian. Dalam setiap perkara yang kita lalui, ada jawaban. Datanglah kepada Allah, berbicaralah dan ceritakanlah kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kita. Allah hanya sejauh DOA. Sebagaimana kita memerlukan makan dan minum setiap hari, demikian hendaknya kita berdoa setiap hari yang berguna sebagai asupan makanan dan minuman bagi hidup rohani kita. Banyak berdoa banyak kuasa, sedikit berdoa sedikit kuasa. Oleh sebab itu berdoalah dengan tidak jemu-jemu, sebab Allah dapat kita jangkau hanya melalui doa kita setiap hari kepadaNya. Allah menolong saudara dan saya menjadi orang yang suka berdoa dan nantikanlah jawaban Allah yang sungguh ajaib bagi doa kita. Amin


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.