Mazmur 26 : 2 "Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah Aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Menikmati liburan akhir pekan di pantai rasanya merupakan tempat yang cocok untuk keluarga. Ada banyak aktifitas dan pemandangan yang bisa dinikmati : berenang, bermain air, berjemur, bermain pasir. Itulah beberapa kegiatan yang pastinya menarik untuk dilirik, terutama oleh anak-anak. Sejak kemarin siang kami tiba di tempat wisata ini, anak-anak sudah tidak sabar untuk menikmati fasilitas yang ada. “Mama, boleh langsung berenang enggak?”, tanya si kecil pagi itu. ”Iya nih ma..., sudah enggak sabar mau coba water boomnya!”, kata si abang. “Lebih baik main pasir di pantai dulu…!”, kakaknya memberi pilihan lain. “Oke, oke…, kalian sarapan pagi dulu, baru bebas untuk beraktifitas. “jawab saya memberi syarat. Senang sekali melihat anak-anak begitu menikmati liburan mereka . Sambil menikmati pemandangan dan udara pantai, sesekali saya bergantian mendekati mereka di tepi kolam renang. “Hati-hati bang…! Naik tangganya jangan sampai kepleset !”, seru saya. Kakak jangan terlalu ke tengah, mataharinya mulai terik loh!. Adek, air mancurnya jangan dipencet dong…yang di pinggir kolam jadi kecipratan basah nih!”, demikian suara saya mengingatkan mereka satu persatu. Tapi karena mereka hanya tertawa, kelihatannya mereka asyik dalam bermain. Sayapun jadi larut dalam suasana pagi yang ceria ini. “Time is up…!”, kata saya melihat jam sudah beranjak siang. ” Nanti sore giliran kita main di tepi pantai!”, kata saya lagi. ”Ok mam !”, jawab mereka serentak.
Selesai berganti pakaian kami berjalan melewati ruang makan. Dari kejauhan terlihat seseorang berdiri dengan pakaian yang sangat menyolok ,rambutnya ikal model jaman dulu berwarna perak, seluruh wajahnya berwarna putih oleh bedak , lengkap dengan pedangnya ,dia memakai seragam tentara Inggris, berdiri dengan tegap terkesan sangat gagah dan berani. “Papa…, ini patung atau manusia sih?”, tanya si kecil keheranan. “Ini manusia dek, berpura-pura jadi patung tentara Inggris”, jawab papanya menjelaskan. “Kok bisa sih matanya enggak berkedip ?”, kata si kakak, “Yang paling hebat dia bisa tahan enggak tertawa ya..”, si abang lebih keheranan . ”Sebentar lagi juga dia tertawa…, kita hitung yuk…”, saya ikut-ikutan penasaran dan ingin menguji apakah dia bisa diganggu konsentrasinya. Tetapi si pelakon sama sekali tidak bergeming! Dia memainkan perannya dengan sangat baik, seperti yang diminta oleh pengelola tempat wisata kepadanya. Ekspresi wajahnya sangat tegas, fokus ke satu titik arah. Dia tidak terganggu sama sekali oleh godaan kami. Kami terus mencoba menggoda dengan berbagai cara, tapi tidak berhasil. Tetap dia berdiri dengan wajah kaku seperti patung. Akhirnya kami menyerah. “Wah, kamu benar-benar hebat…! Kalau begitu kita foto dulu deh…”, suami saya memuji kagum sambil mengajak berfoto bersama orang itu. Saat meninggalkannya, kami masih mencoba menggodanya, tapi dia tetap berdiri tegak tanpa senyum. Konsentrasinya memainkan perannya sungguh sangat teruji !
Ayat renungan kita pagi ini berisi undangan kepada Tuhan Allah untuk menguji dan menyelidiki hati kita, dengan maksud agar Allah bisa melihat seberapa besar kesungguhan kita untuk menurut perintahNya. Untuk bisa mengukur apakah seseorang berhasil dalam menuruti dan menjalankan satu perintah atau tugas adalah melalui satu ujian. Apabila ujian bisa dilewati, maka bisa dikatakan orang itu berhasil dalam menuruti dan menjalankan satu perintah atau tugas. Kita diajak untuk menyerahkan hati kita dan pikiran kita untuk diuji agar Allah dapat melihat seberapa besar kesungguhan dan ketulusan kita di dalam menahan godaan, di dalam menahan kesenangan dunia, di dalam menahan berbagai tantangan yang ada di dunia yang berdosa ini. Jika kita berhasil menghadapi semua ujian, kita dapat mejadi pengikut Allah yang setia yang tidak mudah tergoda dalam bentuk apapun . Biarlah kita boleh berdiri teguh sebagai laskar Allah melawan musuh-musuh yang siap menggoda kita. Kita undang Allah untuk menguji hati kita setiap hari.
God bless us today !