Monday, March 02, 2009

Sahabat Sejati



Amsal 17:17 "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."





Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan dan tindakan, akhirnya dokter yang menangani sakit anak saya memberikan keterangan kepada kami. “Anak ibu terkena usus buntu, dan jalan yang terbaik adalah harus dilakukan operasi…”, katanya. Mendengar keterangan dokter tadi seketika itu juga badan saya terasa lemas, tidak kuat hati ini mendengarnya. Bagaimana mungkin di usianya yang belum genap 8 tahun anak saya sudah harus menjalani operasi ??. “Kira-kira kapan operasi ini harus dilakukan dokter ?”, tanya saya berusaha untuk tenang. “Saya pikir lebih cepat lebih baik. Hanya saja anak ibu ada sedikit demam saat ini. Kalau demamnya bisa berkurang, saya jadwalkan jam 10 malam ini. Itu jika bapak dan ibu setuju…”, jawab dokter. Setelah mempertimbangkan segalanya kami pun menyetujui saran dokter tadi. Suami saya mengurus segala keperluan yang harus dilengkapi dan setelah mendapat kamar kamipun beristirahat di dalam kamar. Saat itu kami hanya bisa duduk diam sambil menunggu waktu yang telah disepakati dengan dokter tadi. Terus menerus kami berdoa agar anak kami bisa menjalani operasi ini dengan tegar, hati ini rasanya sedih sekali. “Kasihanilah dia Tuhan… dia masih kecil… Berikanlah kekuatan agar dia tidak takut..”, itu doa saya kepada Tuhan.

Kami memang baru beberapa bulan pindah kekota ini jadi segalanya masih terasa asing, ditambah lagi dengan kondisi seperti ini tidak ada orangtua yang menjadi tempat saya mengadu. Tidak ada saudara yang bisa dengan mudah mendukung saya. Saya betul-betul merasa sendiri jauh dari sanak keluarga. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam saat itu ,sementara panas badan anak saya belum turun juga. Akhirnya dokter memutuskan untuk menunda operasi menjadi besok pagi saja. “Agar kondisi anak ibu lebih stabil”, katanya mempertimbangkan. Tiba-tiba pintu kamar kami di ketuk. ”Selamat malam..! Bagaimana keadaan si kecil.. ?”, tanya salah satu dari mereka yang datang. Oh.. rupanya teman-teman satu iman datang menjenguk kami di malam-malam begini. Hati kami lumayan terhibur karena mereka datang memberi dukungan pada kami, bahwa semua pasti akan teratasi dengan pertolongan Tuhan. Bahkan mereka juga berkenan menemani kami hingga larut malam. Pagi-pagi sekali sebelum masuk ke ruang operasi, bapak pendeta sudah datang untuk mendoakan anak kami, sementara teman-teman yang lain datang membawakan sarapan pagi untuk santapan kami. “Terima kasih Tuhan untuk sahabat-sahabat saya yang baru ini…!”. Saya terharu karena mereka setia menemani selama berjalannya operasi. Akhirnya operasi pun dapat berjalan dengan baik. “Terimakasih Tuhan karena kasihMu pada kami !”, doa saya. Selama masa pemulihan teman-teman tetap setia datang bergantian menjenguk anak kami. Sahabat-sahabat baru yang kami miliki di kota ini membuat saya merasa tidak sendirian. Kasih yang mereka tujukkan kepada kami bahkan melebihi kasih seorang saudara.

Ayat renungan pagi ini memberitahukan kepada kita apa arti menjadi seorang sahabat. Seorang sahabat diharapkan memiliki kasih seperti seorang saudara. Seorang sahabat selalu hadir di saat suka maupun duka. Seorang sahabat mengerti akan kebutuhan temannya. Seorang sahabat terkadang mengasihi lebih dari seorang saudara. Allah ingin agar kita menjadi sahabat bagi semua orang. Biarlah kita bisa menjadi sahabat yang sejati, terlebih kepada mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Menjadi sahabat-sahabat yang sejati bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

May God help us to be a real friend to others !

Gunakan tombol "Tell A Friend" untuk bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.