Monday, March 30, 2009

Siapakah Yang Disebut Umat Allah ?

Hari Jumat 27 Maret, adalah Jumat terakhir di bulan Maret. Seperti biasa Vesper di Jumat terakhir diadakan di KPA masing-masing. KPA Kemang Pratama 1, 3 dan Rawa Lumbu kali ini berkumpul di rumah keluarga Bapak Erhart dan Ibu Wani Lumban Tobing yang bermukim di kompleks perumahan Villa Nusa Indah. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 20:00 ketika satu persatu keluarga tiba. Ibu Wani menyambut kedatangan dengan sukacita. Bapak Erhart masih bertugas di Balikpapan saat itu, sehingga kita hanya berjumpa dengan Ibu Wani dan Ibu Lumban Tobing, ibu dari Erhart. Ibu Diana Barnabas memimpin acara kebaktian. Lagu pembuka dinyanyikan dan doa dilayangkan oleh Ibu Diana.

Tiba saatnya kita mendengarkan kesaksian dari yang hadir. Verel menyaksikan bagaimana Tuhan memimpin dia selama liburan sekolah minggu lalu dan dia bersyukur untuk kebaikan Tuhan. Pendeta Hutauruk menyaksikan bagaimana saat beliau memimpin satu pelajaran alkitab di satu pemukiman padat dan mereka dengan senang mengikuti pelajaran alkitab di tengah panas yang terik. Lebih lanjut diceritakan pelajaran alkitab yang juga tengah diberikan kepada beberapa orang di sekitar gereja Kemang Pratama. Puji Tuhan untuk kesaksian yang baik dan menguatkan. Sebuah lagu spesial dibawakan oleh Nicole, Joel, Veber dan Verel yang dibantu oleh Ibu Evelyn Sormin. “Sebrang langit biru…adalah istana…sebrang langit biru…aku rindu sana…”, mengalun dengan merdu pada malam yang terasa hening.


“Siapakah Yang Disebut Umat Allah” adalah judul bacaan kebaktian vesper kali ini. Satu per satu yang hadir membacakan secara bergilir. Usai dibacakan, Pendeta R.Y. Hutauruk mengambil kesimpulan pelajaran. Diingatkan kepada kita bahwa kita tidak cukup hanya menjadi anggota gereja saja. Sebagai umat Allah, kita harus menjadi pelaku firman, menjadi saksi bagi Yesus. Sehingga orang lain akan melihat Yesus melalui diri kita. Inilah yang sepatutnya dilakukan oleh umat Allah. Mengutip ilustrasi tentang perbedaan gandum dan kayu dalam bacaan, Pendeta Hutauruk menjelaskan umat Allah yang sejati akan selalu memiliki hubungan iman dengan Yesus dan menunjukkan hubungan itu sepanjang waktu, baik waktu suka atau duka, saat makmur atau miskin, saat untung atau rugi, saat penuh senyuman atau tengah sendirian, tidak ada yang memisahkan kita dari kasih Yesus.

Usai kesimpulan, acara diskusi dimulai. Ibu Wani menyampaikan bagaimana dia di lingkungan yang terbilang baru ini memiliki sahabat yang ada di seberang rumah. Dan mereka saling bertegur sapa. Bahkan sahabatnya juga tertarik untuk ikut bila ada satu kebaktian di rumah. Pendeta Hutauruk mendorong Ibu Wani untuk terus menjalin hubungan baik ini dan mengajak sahabatnya dalam kumpulan kebaktian di rumah. Bapak Ramlan Sormin memberikan tambahan bahwa keselamatan telah dikaruniakan Tuhan kepada kita semua. Sebagai umat yang ditebus, kita perlu menyambut uluran keselamatan Allah. Sebagai umat Allah kita harus berjalan bersama dengan Yesus setiap hari, memantulkan tabiatNya dan menjadi saksi bagiNya. Pendeta Hutauruk kemudian memberi contoh tentang Raja Hizkia dimana ia diberikan kesempatan untuk hidup lebih lama lagi oleh Tuhan. Namun bukan dia menyaksikan kebesaran Tuhan lewat kesehatan yang diberikan, malah dia menyombongkan harta kekayaannya kepada orang lain. Menjadi pertanyaan buat kita, apakah yang akan orang lihat dalam hidup kita ? Apakah kebesaran kasih Allah, atau kesia-siaan dan kesombongan manusia yang semu ? Sebagai umat Allah kita diajak untuk menunjukkan kasih Allah kepada orang lain. Dan melalui kehidupan kita, orang lain boleh datang kepada Yesus.

Ibu Dahlia Hutauruk memberikan tambahan yaitu apakah kita tetap menunjukkan identitas kita sebagai umat pilihan Allah saat kita susah, saat kita dikhianati, saat kita tengah mengalami ujian dan penderitaan. Sepatutnya kita tetap menunjukkan kesetiaan kita kepada Yesus, terlepas dari keadaan apapun yang tengah kita alami. Usai diskusi, Ibu Diana menyampaikan hal-hal yang perlu didoakan, diantaranya firman yang telah didengarkan, keluarga-keluarga di KPA, keluarga di jemaat, yang sakit, yang bergumul, dan beberapa lainnya. Semua yang hadir bertelut dan Bapak Ramlan melayangkan doa. Lagu “Apa Kita Hidup Dekat Yesus” dinyanyikan menutup perkumpulan dan Ibu Dahlia melayangkan doa mengakhiri kebaktian. Setelah itu Ibu Wani dengan sukacita mempersilahkan yang hadir untuk mencicipi makanan yang telah disediakan. Puji Tuhan untuk persekutuan yang indah di malam Sabat ini !