Mazmur 34:18 “Apabila orang-orang benar itu berseru-seru,maka Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.”
Saya melihat keluar jendela, hari kelihatan sudah mulai terang. Saya segera berkemas untuk mempersiapkan yang mau dibawa, supaya terhindar dari macet. Bekerja di Jakarta harus mempunyai banyak strategi agar terhindar macet. Terlambat 5 menit saja dari waktu yang aman, kita akan siap menikmati keletihan yang luar biasa. Saya tengah beranjak menuju mobil ketika terdengar bunyi nada pesan singkat di handphone saya. Saya buka kalau-kalau isinya penting. “Ibu, maaf ya, saya tidak bisa mengirimkan dokumen hari ini, karena kedua anak saya masuk rumah sakit..”, demikian bunyi pesan singkat itu. Kemudian saya balas dan tuliskan “Semoga semua bisa teratasi dengan baik”. Siang harinya saya berniat untuk mencari tahu kira-kira sakit apa yang diderita oleh kedua buah hatinya. “Dokter belum berani memastikan sakit apa, karena sedang dicari penyebabnya.”, ujarnya menjelaskan di telepon.
Seminggu setelah pembicaraan kami, dia kembali menelepon saya. “Saya mau minta tolong kepada ibu, kira-kira adakah dokter anak yang bisa mendiagnosa dengan sederhana, karena anak saya keadaaannya malah tidak jelas…”, katanya mengeluh. “Bagaimana kalau kamu coba untuk konsultasi dengan dokter anak saya ?”, kata saya menawarkan solusi. “Ok bu, saya akan coba hubungi beliau !”, suaranya mulai terasa mantap. Beberapa hari kemudian dia memberi kabar pada saya. “Terimakasih ya bu untuk referensi dokternya. Dokter rujukan ibu orangnya baik sekali, dia sabar sekali mendengar keluhan kita. Semua kekhawatiran dan pertanyaan yang saya sampaikan, dia dengarkan dengan baik.”, katanya mulai ceria. “Oh, syukurlah kalau begitu”, kata saya. “Sebetulnya yang paling kita butuhkan dalam keadaan sulit seperti yang saya alami saat ini adalah kesabaran orang untuk mendegar keluhan dan kekawatiran kita ya bu. Kita sangat membutuhkan seseorang yang bisa menenteramkan hati kita. Dan dokter ini menyediakan waktu untuk mendengar keluhan saya dengan baik. Saya jadi rasa lega sekali…”, ujarnya cepat. “Ya…, syukurlah kalau begitu. Semoga anakmu bisa segera sehat yaa… Saya ikut mendoakan.”, jawab saya menutup pembicaraan.
Ayat renungan kita pagi ini menyebutkan bahwa Tuhan setia untuk mendengarkan seruan orang-orang yang benar, dan akan melepaskan mereka dari kesesakan. Saat kita menghadapi satu masalah hidup, kita mencoba mencari orang yang dapat mendengarkan keluhan kita. Namun seringkali kita kesulitan mendapatkan orang yang bisa diajak berbicara, yang mau mendengar serta merasakan kekhawatiran dan keluhan kita. Orang yang kita temui bisa jadi tidak memiliki waktu yang cukup bagi kita atau tidak tertarik untuk mendengarkan keluhan kita. Saat kita terbentur masalah itu, Tuhan setia untuk mendengarkan keluhan kita. Tuhan memiliki banyak waktu untuk duduk bersama kita, siap mendengar kekhawatiran kita, mau mengerti curahan hati kita. Dan Tuhan siap memberikan jawaban atas masalah kita dan melepaskan kita dari beban dan kesesakan. Mari kita datang kepada Tuhan setiap hari, karena Dia setia untuk mendengarkan kita.
Have a wonderful day !