Tuesday, March 24, 2009

Rahasia Menjadi Orang Besar

Cuaca di luar pada hari Sabat 21 Maret cukup cerah. Jemaat bersiap memasuki jam khotbah. Yoan Hutauruk membawakan cerita untuk anak-anak yang berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Maria dengan kedua ekor anjingnya. Cerita ini mengingatkan anak-anak bahwa Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk bagi penolong bagi orang lain. Anak-anak senang mendengar cerita yang baik ini. Paduan suara diakon dan diakones menyanyikan lagu tentang sukacita dalam pelayanan Tuhan, “…semakin lama kumelayaniNya…semakin indahlah kemulianNya…”. Itulah lagu “The Longer I serve Him” yang mengingatkan kita untuk menjadi pelayan yang penuh sukacita bagi Tuhan. Lagu ini mengantar jemaat kepada khotbah yang berjudul “Rahasia Menjadi Orang Besar” yang dibawakan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk.

Kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan. Orang Yahudi dahulu kala melihat pentingnya satu kedudukan dari dimana mereka duduk dalam satu pesta. Jika duduk dekat dengan tuan rumah, maka berarti dia adalah orang yang sangat penting.”, kata Pendeta Hutauruk mengawali khotbahnya. “Itu sebabnya murid-murid Yesus bertengkar memperebutkan tempat di sebelah kanan dan kiri Yesus. Ini satu hal memalukan, karena mereka telah lama bersama dengan Yesus dan masih belum memahami misi Yesus di dunia ini. Ukuran bagi kerajaan Yesus tidak dilihat dari besar kekuasaan. Kita dipanggil untuk menjadi pelayan. Dunia memerlukan pelayan yang bisa melayani dengan baik.”, lanjut Pendeta Hutauruk menerangkan. Kemudian Pendeta Hutauruk mengambil contoh praktek di dunia bisnis ,”Saat ini dunia bisnis mengutamakan pelayanan kepada pelanggan. Bila kita datang ke satu bank, maka mereka akan menyambut kita sebagai tamu yang layak dihargai. Dunia bisnis menyadari pentingnya pelayanan untuk kesuksesan bisnis mereka. Bagaimana dengan kita di dalam gereja ? Apakah pelayanan kita kepada orang yang ada di samping kita sudah memadai ? Mengucapkan selamat sabat, memberikan senyum dan menyapa adalah pelayanan kecil yang bisa kita lakukan di dalam gereja”.

Mengambil contoh pelayanan Yesus saat mencuci kaki murid-muridNya dalam Yohanes 13, kita bisa memperoleh beberapa teladan dari Yesus. “Yang pertama, Yesus menanggalkan jubahNya. Artinya, saat Dia melayani mencuci kaki muridNya, Yesus meninggalkan kebesaran diriNya. Kitapun harus menanggalkan status kita saat kita melayani.”, urai Pendeta Hutauruk. “Yang kedua, Yesus mengikat handuk pada pinggangNya. Ini menandakan pakaian pelayan yang siap untuk melayani. Dia siap membasuh kaki muridNya. Rahasia untuk menjadi orang besar bukan dilihat dari kedudukan atau pangkat. Menjadi pelayan bagi orang lain ini adalah rahasia untuk menjadi orang besar.”, jelas Pendeta Hutauruk lagi. Mengakhiri khotbahnya, Pendeta Hutauruk mengajak kita untuk menjadi pelayan yang penuh kerendahan hati bagi Tuhan. Puji Tuhan untuk firman yang baik Sabat ini. Usai khotbah, seluruh jemaat diundang untuk mengikuti upacara perjamuan suci. Jemaat pun satu persatu menuju ke samping gereja di luar, dan siap untuk mengikuti upacara basuh kaki yang telah dipersiapkan oleh para diakon dan diakones di malam sebelumnya.

Cuplikan video khotbah “Rahasia Menjadi Orang Besar” dan lagu spesial diakon-diakones bisa kita lihat di kolom video yang ada di kanan atas halaman ini.