If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Sunday, March 22, 2009
Perhatikan Yang Lemah !
Mazmur 41:2 "Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka."
“Terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini ! Telah lahir seorang putri yang cantik di keluarga kami. Kami sangat berbahagia bu!”, demikianlah bunyi SMS yang saya terima pagi ini. Saya melempar pandangan keluar, matahari kelihatan masih malu-malu menampakkan dirinya. Terpaan angin yang lembut membuat saya teringat awal mula kenapa ada SMS pagi itu. Pikiran saya menerawang kepada kejadian beberapa bulan sebelumnya. Cuaca pagi itu tidak jauh berbeda seperti hari ini. Saya mendapat telepon dari Makasar. “Selamat pagi ibu, apa kabar …?”, katanya membuka obrolan. “Pagi juga, kabar baik, terimakasih. Oh iya, saya dengar istri kamu sudah hamil ? Selamat ya….”, kata saya. “Terimakasih bu…, kabar itu memang benar. Tapi justru itu yang bikin saya jadi pusing tujuh keliling. Bukannya tidak bersyukur, tapi sikap istri saya setelah hamil membuat saya jadi serba salah…”, suaranya terdengar bingung. ”Dia bahkan sering marah-marah!”, kata-katanya bergulir dengan cepat. ”Wah itu sih hal yang biasa. Kamu harus bisa mengerti bahwa hampir setiap wanita hamil akan memperlihatkan perubahan yang terkadang sulit untuk dipahami.”, jelas saya menetralkan. ”Oh begitu ya bu ? Kira-kira sampai berapa bulan ya hal ini berlangsung…?”, katanya meminta kepastian. “Itu sih tergantung kekuatan tubuhnya sendiri. Yang pasti dalam situasinya yang lemah dia tentu sangat membutuhkan perhatian kamu.”, jawab saya berbagi pengalaman.
Setelah pembicaraan pagi itu, beberapa kali dia berkomunikasi dengan saya sekedar berbagi cerita tentang pertumbuhan bayi dalam kandungan isterinya. Tapi yang menyenangkan hati adalah ketika dia berkata, “Saya sekarang sudah bisa mengerti apa yang harus saya lakukan dalam menghadapi sikap istri saya. Kelihatannya dia memang butuh perhatian saya… mungkin dia dalam titik yang lemah karena sebenarnya dia bukan tipe seperti itu, ” suaranya menjelaskan. Saya ikut gembira mendengar pernyataannya tersebut. Sekarang semoga saja di saat yang berbahagia ini dia akan menyadari, bahwa ada satu makhluk lemah lagi yang baru hadir, yang tentunya juga membutuhkan perhatiannya.
Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa berbahagialah orang yang memperhatikan orang yang lemah. Kita diajak untuk memperhatikan orang yang lemah, karena dengan demikian kita akan mendapatkan berkat perlindungan dari Tuhan. Terkadang orang-orang disekitar kita memasuki titik yang lemah dalam kehidupannya, karena satu peristiwa yang sedang dia alami. Kondisi yang lemah itu membuat dia berubah dengan sikapnya, menjadi tidak seperti biasanya. Di saat itu, kita perlu bersikap sensitif dan berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi kepadanya dan berusaha untuk memahaminya. Dengan kita memahami situasi yang dihadapinya, maka kita bisa memberikan pertolongan yang diperlukan olehnya. Kita bisa memberikan perhatian yang sangat dibutuhkan oleh orang itu. Semua perhatian itu akan membuahkan kebahagiaan dan sukacita bagi semua pada akhirnya. Mari kita memperhatikan orang-orang di sekitar kita, khususnya mereka yang lemah, mereka yang kita kasihi. Tuhan akan melimpahkan berkat kepada kita.
Have a wonderful week end !