Thursday, March 05, 2009

Allah Beserta Kita

Hujan yang turun rintik-rintik tidak mengurangi minat anggota jemaat Kemang Pratama untuk hadir dalam perbaktian Rabu Malam, 4 Maret 2009. Tepat jam 19:30, perbaktian dimulai oleh Pdt. R.Y. Hutauruk, selaku pemimpin acara, dengan lagu pembukaan “Aku Kasih Tuhan Lebih” yang diambil dari Lagu Sion nomor 151. Setelah Bapak Sontani Purnama melayangkan doa buka, Bapak dan Ibu Dharlen Simanjuntak membawakan lagu pujian yang menghimbau kita untuk berserah kepada Yesus.

Bapak Wilson Tobing membawakan renungan Rabu malam dari Buku Kerinduan Segala Zaman Bab I, yang berjudul “Allah Beserta Kita”. Pekabaran dimulai dari zaman Ester (tahun 500 SM), Nehemia, Ezra, dan Maleakhi (tahun 400 SM). Maleakhi adalah pemimpin Israel terakhir pada jaman perjanjian lama. Setelah masa ini, tidak ada pemimpin yang lahir bagi bangsa Israel sampai pada kelahiran Yesus. Saat Alexander The Great (+/- 300 SM) dari kerajaan Medo Parsi mengusai dunia, sesuai dengan nubuatan nabi Daniel, bangsa Israel, secara lahiriah tertindas dan mengalami penderitaan yang berat. Hal ini berlangsung sampai terpecahnya kerajaan tersebut dan akhirnya kerajaan Roma mengambil alih kekuasaan tersebut. Pada masa ini (masa kerajaan Roma), bangsa Israel dipaksa untuk memakai bahasa Gerika dan menerima kebudayaan Gerika. Perbaktian dilarang dan mezbah dihancurkan. Memang masih ada yang tetap mempelajari Taurat, namun mereka mengembangkan pikiran mereka tanpa tuntunan Roh Suci, sehingga terjadilah kesimpang-siuran. Periode ini adalah periode kegelapan, tanpa mengetahui kebenaran, periode tanpa pemimpin. Sampai pada akhirnya, muncullah Yohanes Pembaptis, yang mengkhotbahkan mengenai Kerajaan Allah yang sudah dekat dan Allah senantiasa beserta dengan kita. Bahwa rencana Allah untuk menyelamatkan umat-Nya sudah ada jauh sebelum dunia diciptakan.

Yesus sebenarnya boleh saja tetap untuk berada di sisi Bapa. Ia boleh saja untuk tetap memiliki kemuliaan Surga dan mendapat penghormatan dari segala Malaikat, namun Ia memilih untuk menyerahkan kembali tongkat Kerajaan-Nya ke tangan Bapa dan turun dari Takhta Kerajaan alam semesta supaya Ia dapat membawa terang kepada mereka yang di dalam kegelapan serta memberikan kehidupan kepada mereka yang nyaris binasa. Oleh rencana penebusan ini, pemerintahan Allah akan dibenarkan. Allah akan dinyatakan sebagai Allah yang Kasih. Pemberontakan tidak akan timbul lagi. Bahkan dosa tidak akan dapat memasuki alam semesta lagi. Pekerjaan penebusan akan sempurna. Apapun usaha manusia untuk menggagalkannya, rencana Allah tidak akan pernah gagal. Di tempat dimana dosa merajalela dahulu, rahmat Allah akan berkelimpahan. Di dunia yang penuh dosa, Anak Allah telah tinggal diantara manusia. Ia hidup, menderita dan mati. Kelak, di dunia inilah, Ia akan memperbaharui segala sesuatunya. Bait Allah akan ada diantara manusia, “…dan Tuhanpun akan duduk dengan mereka itu, dan mereka itu akan menjadi umatNya dan Allah sendiri akan beserta dengan mereka dan menjadi AllahNya”. Maka sepanjang jaman yang kekal, sementara orang-orang tebusan berjalan dalam cahaya kemuliaan Tuhan, mereka akan memuji-muji Dia karena Kasih KaruniaNya yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, Immanuel – “Allah beserta kita”. Usai renungan, beberapa kesaksian dan permintaan doa disampaikan. Semua bertelut dalam doa di beberapa kelompok. Puji Tuhan untuk kebaktian yang indah di Rabu malam !