Monday, March 02, 2009

Allah Melihat Hati

Hari Jumat 27 Februari 2009, adalah Jumat terakhir di bulan Februari, dan seperti biasa vesper di Jumat terakhir diadakan di Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA) masing-masing. KPA Kemang Pratama kali ini mengadakan kebaktian di rumah Ibu Etty Sukaryati. Di KPA ini ada 6 keluarga, dan pada malam itu 2 keluarga berhalangan hadir. Ibu Etty dan Karen, cucunya, menyambut kedatangan Keluarga Willy Wuisan, Keluarga Ramlan Sormin dan Keluarga Yusak Barnabas di rumah mereka malam itu. Setelah berbincang sebentar, acara segera dimulai.

Ibu Diana Barnabas memimpin acara kebaktian. Usai lagu buka dan doa yang dilayangkan oleh Veber Sormin, kita mendengar lagu istimewa dari Karen. Karen menyanyikan lagu Almasih Di Muka Pintu dengan baik, mengajak kita untuk bersiap sedia bagi kedatangan Yesus yang pasti datang segera. Setelah itu semua mendengarkan kesaksian-kesaksian dari yang hadir. Anak-anak memulai kesaksian. Veber menyaksikan pimpinan Tuhan saat dia belajar dan mengikuti tes di sekolah. Veber juga menyaksikan bagaimana dia mencoba mengajar tentang makanan yang baik dan tidak baik kepada sahabatnya saat bermain di rumah sahabatnya itu. Verel kemudian bersaksi akan pimpinan Tuhan selama ia mengikuti ujian di sekolah minggu lalu. Dilanjutkan oleh Velan yang menyaksikan tentang yang dia lakukan bersama teman-teman dalam satu proyek di sekolah, mengajar anak-anak yatim piatu. Puji Tuhan untuk kesaksian yang baik dari anak-anak !

Materi diskusi yang telah dipersiapkan malam itu adalah “Allah Melihat Hati”. Semua yang hadir sebanyak 10 orang membaca bergantian materi tersebut. Usai dibacakan, Bapak Ramlan Sormin memimpin diskusi pelajaran malam itu. Bapak Ramlan menyampaikan bahwa Tuhan tidak melihat penampilan atau rupa manusia. Jika manusia memiliki hati yang tulus, Tuhan bisa menggunakan dia untuk pekerjaanNya. Ibu Etty memberikan tambahan yang menguatkan pernyataan itu. Dalam kesehariannya, Tuhan telah menggunakan dia untuk menjadi saksi bagi Tuhan. Ibu Etty suka berkunjung kepada satu keluarga yang sakit dan orang ini merasa senang dengan nasehat-nasehatnya. Bahkan di tempat ia mengajar kursus menjahit, Ibu Etty dikenal suka memberikan nasehat bagi murid-muridnya. Ibu Diana Barnabas menyaksikan bagaimana dia suka untuk bersahabat dengan banyak orang dan suka mendoakan mereka semua. Para sahabatnya senang atas doa-doa Ibu Diana.

Bapak Willy Wuisan kemudian memberikan pengalamannya bagaimana agar kita jangan memilih jalan sendiri. Pada saat kita mendapatkan masukan-masukan yang baik, kita harus mendengar. Terlebih saat nasehat itu berasal dari firman Tuhan. Bila kita membiarkan Tuhan memimpin, maka apa yang kita buat akan berhasil dan kita berbahagia. Ibu Yunita Wuisan menyampaikan Tuhan mengetahui hati kita semua. Boleh jadi kita bisa menutupi hati kita pada orang lain, namun hati kita yang sesungguhnya terbuka di hadapan Tuhan. Ibu Evelyn Sormin juga menyetujui semua pendapat-pendapat pada malam itu. Di akhir diskusi, Bapak Ramlan mengajak semua yang hadir agar berusaha memiliki hati yang mau diubahkan oleh Tuhan, hati yang mau berjalan dan bekerja sama dengan Tuhan. Tuhan akan menggunakan kita bagi kemuliaan namaNya.


Bapak Willy memimpin dalam doa khusus. Kita mendoakan Bapak Paul Tampubolon, ayah dari Natalia Tampubolon yang sedang sakit di Lubuk Pakam, Bapak Arsyad yang dalam pemulihan kesehatan dan rindu datang ke gereja kembali, Bapak George Pelaupessy dalam kesehatannya, Ibu Tina Wira yang sedang kurang sehat, Bapak Hendra Tampubolon dalam rencana pergi ke Lubuk Pakam keesokan hari menjenguk adiknya, serta keluarga-keluarga dalam KPA ini. Setelah lagu tutup dinyanyikan, Bapak Ramlan menutup dengan doa kumpulan malam itu. Sebelum kita pulang, Ibu Etty menghidangkan kue-kue yang dinikmati bersama oleh yang hadir. Puji Tuhan untuk persekutuan yang indah di malam sabat penuh berkat ini !