Hari Sabat 28 Maret adalah Sabat ke – 13 di kwartal pertama tahun ini. Departemen Pelayanan Anak telah mempersiapkan acara istimewa untuk Sabat ke 13 kali ini. Ibu Lies Purnama telah memimpin anak-anak untuk berlatih sejak malam sebelumnya. Dan sebuah drama berjudul “Membangun Rumah Allah” dibawakan oleh semua anak-anak mulai dari kelas Toddler hingga Corner Stone. Mereka semua mengenakan pakaian ala Timur Tengah. Dengan jubah panjang, kepala tertutup dan baju warna warni yang dipakai menyemarakkan drama yang mereka bawakan.
Cerita ini berkisah tentang Musa yang saat itu diminta oleh Tuhan untuk membangun sebuah rumah Allah. Tiap-tiap ukuran, desain dan pelbagai material yang akan digunakan untuk membangun kaabah telah disampaikan Tuhan dengan jelas dan detail kepada Musa. “Emas…, perak…, tembaga…kain ungu tua…, kain ungu muda…, kulit kambing…”, adalah hal-hal yang dibutuhkan dan dicatat dengan baik oleh Musa yang diperankan oleh Malvin Simanjuntak. Setelah itu Musa mengumpulkan semua orang dan mulai memberitahukan rencana yang telah disampaikan oleh Tuhan. Lalu satu persatu bangsa Israel yang diperankan oleh anak-anak membuat komitmen kepada Musa. “Rumah Allah harus yang paling indah”, kata Veber. “Aku rela memberi apa saja…”, tegas Rodney. “Aku punya kain untuk tirai bait Allah..”, seru Friska. “Aku akan memberikan kain lenan yang kupunya..”, tegas Hana. “Kalau aku akan mempersembahkan kain merah tua…”, sahut Velan. Semua satu persatu membuat komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Kemudian satu persatu anak-anak datang membawa persembahan mereka. Dave, Marcel, Kimberly, Joshua, Verel, Joan, Timothy, dan anak-anak lainnya membawa persembahan kepada Musa. Ada yang berupa kalung emas, cincin emas, perak, permata untuk baju efod, minyak untuk lampu, kain ungu, kain lenan dan lain sebagainya. Semua membawa persembahan dengan sukacita, dengan hati yang tulus, dan hanya memikirkan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Sementara yang bisa membantu dengan tenaga, seperti beberapa tukang emas, tukang permata, dipanggil untuk membantu pengerjaan. Akhirnya pekerjaan membangun Rumah Allah selesai. Semua berkat hati yang rela memberi, penuh sukacita, sehingga pekerjaan Tuhan dapat diselesaikan.
Di akhir drama ini, Ibu Ellyn Sulasta mengajak semua yang hadir untuk memberikan persembahan Sabat 13. Persembahan akan ditujukan bagi pekerjaan Tuhan di beberapa wilayah Divisi Asia Pasifik Selatan. Lagu ‘Yesus Sahabatku’ dinyanyikan bersama. Beberapa anak-anak masuk ke dalam perahu yang telah disiapkan, sambil memegang pundi-pundi persembahan. Kemudian lagu ‘Kapal Misi’ dinyanyikan, sementara satu per satu anggota jemaat datang ke depan untuk memberikan persembahan Sabat ke 13. Kita doakan agar beberapa rencana pekerjaan Tuhan di Divisi Asia Pasifik Selatan boleh cepat selesai !
Cerita ini berkisah tentang Musa yang saat itu diminta oleh Tuhan untuk membangun sebuah rumah Allah. Tiap-tiap ukuran, desain dan pelbagai material yang akan digunakan untuk membangun kaabah telah disampaikan Tuhan dengan jelas dan detail kepada Musa. “Emas…, perak…, tembaga…kain ungu tua…, kain ungu muda…, kulit kambing…”, adalah hal-hal yang dibutuhkan dan dicatat dengan baik oleh Musa yang diperankan oleh Malvin Simanjuntak. Setelah itu Musa mengumpulkan semua orang dan mulai memberitahukan rencana yang telah disampaikan oleh Tuhan. Lalu satu persatu bangsa Israel yang diperankan oleh anak-anak membuat komitmen kepada Musa. “Rumah Allah harus yang paling indah”, kata Veber. “Aku rela memberi apa saja…”, tegas Rodney. “Aku punya kain untuk tirai bait Allah..”, seru Friska. “Aku akan memberikan kain lenan yang kupunya..”, tegas Hana. “Kalau aku akan mempersembahkan kain merah tua…”, sahut Velan. Semua satu persatu membuat komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Kemudian satu persatu anak-anak datang membawa persembahan mereka. Dave, Marcel, Kimberly, Joshua, Verel, Joan, Timothy, dan anak-anak lainnya membawa persembahan kepada Musa. Ada yang berupa kalung emas, cincin emas, perak, permata untuk baju efod, minyak untuk lampu, kain ungu, kain lenan dan lain sebagainya. Semua membawa persembahan dengan sukacita, dengan hati yang tulus, dan hanya memikirkan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Sementara yang bisa membantu dengan tenaga, seperti beberapa tukang emas, tukang permata, dipanggil untuk membantu pengerjaan. Akhirnya pekerjaan membangun Rumah Allah selesai. Semua berkat hati yang rela memberi, penuh sukacita, sehingga pekerjaan Tuhan dapat diselesaikan.
Di akhir drama ini, Ibu Ellyn Sulasta mengajak semua yang hadir untuk memberikan persembahan Sabat 13. Persembahan akan ditujukan bagi pekerjaan Tuhan di beberapa wilayah Divisi Asia Pasifik Selatan. Lagu ‘Yesus Sahabatku’ dinyanyikan bersama. Beberapa anak-anak masuk ke dalam perahu yang telah disiapkan, sambil memegang pundi-pundi persembahan. Kemudian lagu ‘Kapal Misi’ dinyanyikan, sementara satu per satu anggota jemaat datang ke depan untuk memberikan persembahan Sabat ke 13. Kita doakan agar beberapa rencana pekerjaan Tuhan di Divisi Asia Pasifik Selatan boleh cepat selesai !