Wednesday, March 04, 2009

Tangan Menolong

Galatia 6:2 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”





“Ibu…maaf…, ada yang ingin saya sampaikan. Apakah ibu ada waktu untuk saya bicara”, suara si mbak memecah keheningan pagi itu. ”Loh, ada apa sih…? Kok kamu kelihatan serius sekali…”, saya balik bertanya. “Begini loh bu…, mulai minggu depan saya tidak bisa lagi bekerja di rumah ini”, kata si mbak mengejutkan saya. “Ada apa mbak ..?? Kok tiba-tiba mau berhenti ? Apa ada yang sesuatu yang kamu sembunyikan… ? Kamu cerita saja, siapa tahu saya bisa bantu”, tanya saya seraya berusaha membujuknya karena selama ini semua kelihatannya baik-baik saja. “Orang tua saya mendapat pekerjaan di kota lain… jadi saya ingin ikut dengan mereka. Saya takut bu…, kalau sendirian saja di kota ini”, kata si mbak menjelaskan. Saya terus mencoba untuk membujuk agar dia tetap mau bekerja di rumah kami, karena dia orang yang sangat rajin dan jujur. Sulit untuk mendapatkan seorang pembantu yang dapat dipercaya dan rajin seperti dia. Tetapi kelihatannya keputusan itu tidak bisa diganggu lagi. Dia tetap ingin ikut dengan orang tuanya.

“Tante jangan khawatir…, kita berbagi tugas saja…”, kata seorang keponakan yang tinggal bersama-sama kami. “Tapi pekerjaanmu kan perawat, jadwal kerja kamu juga berganti-ganti mana mungkin kamu bisa membantu tante dengan leluasa…”, jawabku kepadanya. “Dengan rumah sebesar ini dan anak-anak yang masih belum bisa mengurus dirinya sendiri, kelihatannya kita pasti akan kerepotan deh kalau tidak dibantu oleh mbak…”, lanjut saya dengan nada khawatir. “Tante jangan khawatir aku pasti bisa membantu tante. Oh iya tante, adikku kan berencana untuk kuliah di kota ini. Kalau tante tidak keberatan, bagaimana kalau dia tinggal disini saja, supaya bisa ikut membantu juga ”, katanya menawarkan jalan keluar. Setelah saya pertimbangkan, akhirnya saya sampaikan hal ini kepada suami, dan suami kebetulan menyetujui rencana untuk menerima kedua keponakan tinggal bersama-sama dengan kami di rumah ini. Langkah berikutnya, kamipun membuat kesepakatan untuk berbagi tugas dalam menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Akhirnya terbukti, kehadiran kedua keponakanku lumayan membuat ringan tugas-tugas yang ada di rumah. Bahkan suasana dirumah menjadi semakin ramai dan akrab karena anak-anak memiliki teman juga untuk bermain dan belajar.

Pagi ini ayat renungan mengingatkan kita bahwa Yesus menghendaki kita untuk saling menolong di dalam menanggung beban kita. Terkadang ada beban dalam hidup yang melebihi normal, dan saat itu seseorang mungkin memerlukan pertolongan dari yang lain. Boleh jadi beban dalam pikiran, beban fisik, beban pekerjaan, beban pergumulan, yang rasanya sulit untuk dilalui sendirian. Namun seberat apapun beban yang dihadapi, apabila itu ditanggung bersama, dengan saling tolong menolong satu dengan yang lain, maka beban itu akan terasa ringan. Mari kita ulurkan tangan dan buka hati kita untuk menolong orang lain yang memiliki beban dalam kehidupannya.

May God bless you as you help others every day !

Gunakan tombol "Tell A Friend" untuk membagikan Roti Pagi ini kepada sahabat-sahabat kita.