Thursday, March 19, 2009

Muka Dengan Muka


Pengkhotbah 3 : 1 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.”




“Oke, sampai nanti lunch time ya mbak...!”, suara di seberang sana memastikan rencana pertemuan kami. Sebetulnya kami sudah saling mengenal cukup lama, kira-kira dua tahun yang lalu ketika perusahaan mereka menjalin kerja sama dengan perusahaan di tempat saya bekerja. Jarak antara Jakarta dan Yogjakarta terasa begitu dekat karena hampir setiap minggu kami saling berbicara di telepon. Tetapi janjian untuk bertemu baru bisa kami lakukan pada kesempatan ini. Lalu lintas lumayan lengang, padahal itu hari pertama kampanye. Dalam hati saya bersyukur karena saya jadi bisa tiba tepat waktu. Matahari tengah bersinar dengan berani di langit-langit sana. Saya percepat langkah menuju cafe dalam gedung kantor mereka. Karena jam makan siang, cafe ini mulai ramai. Saya baru menyadari satu hal yang pasti dia juga tidak sadari, bahwa kami belum pernah bertemu muka dengan muka. “Saya sudah sampai yaa...”, kata saya ceria melalui telepon. “Oh..., mbak sudah sampai toh...10 menit lagi saya turun mbak..!”, katanya dengan logat jawa yang kental. “10 menit bukan masalah, yang masalah kita kan belum pernah ketemu..hayoo kamu lupa kan?”, jawab saya sambil tertawa. ”Oalah ...lali aku mbak ! Wuis pokoknya saya langsung telepon kalau sudah tiba di dalam cafe...”, dia juga tertawa geli. ”Oke deh, aku bawa karton tulisan namamu seperti orang yang menjemput di bandara ya...!”, kata saya menggoda. ”Wuih... saya mendadak jadi selebritis dong...”, dia menyambut candaan saya.

Saya ambil tempat duduk satu-satunya yang tersisa. Letaknya persis di samping pintu masuk, jadi kalau dia tiba saya akan dengan mudah bisa melihat wajahnya. Sambil menunggu saya senyum sendiri, membayangkan kehebohan yang akan terjadi. Maklumlah karena hubungan kami sudah begitu dekat. Selain membicarakan pekerjaan kantor, kami juga sering bertukar cerita tentang kehidupan keluarga. Dalam hati saya mereka-reka kira-kira bentuk wajahnya seperti apa, dan sebagainya. Saya angkat telepon yang berbunyi. “Mbak duduk di sebelah mana...?”. Saya tidak menjawab teleponnya, karena dia sudah berdiri di samping saya. Inilah orang yang saya tunggu-tunggu. Selanjutnya bisa diduga keramaian yang terjadi siang itu. Kami tertawa lucu dan kami tidak sadar kalau banyak mata memandang kami dengan heran. Akhirnya pertemuan kamipun berjalan lancar dan menyenangkan sekali.

Ayat renungan pagi ini mengatakan segala sesuatu di dunia ini ada waktunya. Dalam aktifitas sehari-hari baik di kantor maupun di rumah, kita bisa mengenal dan bersahabat dengan seseorang walaupun kita belum pernah bertemu. Semua menjadi mungkin karena ada alat komunikasi yang canggih. Namun hal ini terasa belum lengkap, bila kita belum saling berjumpa. Dan untuk segala sesuatu ada waktunya, termasuk perjumpaan dengan sahabat. Saat ini kita juga ingin segera berjumpa dengan Yesus. Tetapi waktunya belum bisa kita tahu kapan. Yang bisa kita lakukan saat ini adalah terus berkomunikasi dengan Yesus. Kita bisa berbicara kepadaNya melalui doa-doa kita setiap hari. Dan kita bisa mendengarkan Yesus berbicara kepada kita, melalui firmanNya yang kita pelajari setiap hari. Melalui cara ini, setiap hari kita akan lebih dekat dengan Yesus dan memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan Dia. Segala sesuatu di dunia ini ada waktunya. Satu saat nanti, kita akan berjumpa dengan Yesus. Marilah kita tetap mempertahankan hubungan kita dengan Yesus, sampai tiba waktunya nanti kita akan bertemu muka dengan muka.

Have a great day !

Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk bagikan Roti Pagi ini ke sahabat anda.