Monday, March 30, 2009

Sahabat Selamanya

Yohanes 15 : 14 "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."




Pagi ini langit cerah. Awan-awan yang tipis berarak,membentuk kelompok kecil dan segera berpindah mencari tempat lain yang mereka sukai. Di sebelah saya duduk si sulung, wajahnya terlihat murung. Sebentar-sebentar dia masuk ke kamar kecil, saya tidak tahu apa yang dilakukan. Penasaran melihat gerak-geriknya akhirnya saya bicara. “Ada apa sih…? Kok dari tadi mama lihat kakak cemberut saja…”, tanya saya. “Ahh… enggak ada apa-apa kok ma…”, jawabnya enggan sambil berpura-pura ceria. “Kalau enggak ada apa-apa kok bolak-balik ke kamar mandi hayoo…”, jawab saya menggoda. “Kakak lagi sedih ma…mau pisah nih dengan teman baik. Dia mau teruskan ke sekolah yang lain…!”, akhirnya muncul juga kalimat jawabannya . “Kenapa harus sedih ? Kalian kan masih bisa saling menelepon nanti, bahkan bisa janjian ketemuan kalau memang perlu. Sekarang komunikasi kan sudah lebih gampang, enggak seperti mama waktu SD dulu.”, jawab saya menghibur. “Tapi ma, dia betul-betul best friend-ku. Susah dapat teman sebaik dia...Pokoknya kami itu sudah cocok banget…”, suaranya terdengar pelan karena sudah tercampur dengan tangisan.

Saya dekati dia. “Semua itu akan berlalu nak… Mama juga sudah melewati masa-masa seperti itu. Dulu sewaktu mama tamat SD, mama juga khawatir, takut nanti di SMP pasti enggak bisa punya teman sebaik teman di SD. Mama hanya bisa berdoa supaya apa yang mama khawatirkan tidak akan terjadi. Dan akhirnya mama bisa punya lagi sahabat baru yang juga baik seperti teman di SD dulu”, kata saya mencoba meyakinkan si sulung. “Mama enggak mengerti kesedihan aku…”, jawabnya dengan wajah ragu, matanya berkaca-kaca. “Nanti, kalau sudah waktunya tiba, kakak pasti bisa mengerti bahwa apa yang mama katakan benar”, kata saya lagi menghibur. Tiga bulan setelah pembicaraan itu si sulung kembali melanjutkan sekolah nya di tempat yang sama. Justru sekarang saya yang kerepotan mendengar ceritanya tentang teman-teman barunya. Kelihatannya dia sudah mulai menemukan pengganti sahabatnya dulu.


Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya. Kita tentu memiliki sahabat-sahabat. Mereka mungkin sudah dekat sekali dengan kita sejak kita bersekolah. Mereka menjadi sahabat, karena satu kantor dengan kita. Kita juga bersahabat dengan orang yang punya hobi atau interest yang sama dengan kita. Terkadang ada sahabat yang meninggalkan kita, kita mungkin merasa sedih. Namun kita segera memiliki sahabat yang baru, sebagai gantinya. Tidak mudah bagi kita untuk mendapatkan seorang sahabat sejati. Sahabat sejati adalah orang yang dapat mengerti kita dan senantiasa siap berada di samping kita saat kita membutuhkannya. Yesus menyebut kita sahabatNya. Yesus siap untuk menjadi sahabat sejati bagi kita. Ia setia untuk berada di samping setiap saat. Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Sebagai sahabat, kita harus berkomunikasi setiap saat. Berbicaralah kepadaNya setiap hari melalui doa. Dia siap mendengar sebagai sahabat sejati. Dan dengarkanlah Dia berbicara kepada kita setiap hari dengan membaca firmanNya. Mari kita jadikan Yesus sahabat kita setiap hari.

Have a wonderful day !


Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.