Wednesday, March 11, 2009

Komunikasi Dalam Keluarga

Pengantar Redaksi

Untuk bulan Maret ini kita berbincang-bincang dengan Keluarga Rizal Maringka. Berbeda dari bulan lalu, kali ini wawancara kami lakukan di alam terbuka, saat matahari sore menjelang terbenam. Secara jelas terlihat awan bergerak perlahan-lahan membuat udara terasa sejuk dan tenang. Mulanya anak-anak terlihat sedikit kaku, mungkin lebih karena anak-anak belum terbiasa dengan momen seperti ini. “Santai saja…, jangan kaku-kaku dong, kan bukan masuk di televisi…”, guyon ringan Pak Rizal sore itu berhasil mencairkan suasana, sehingga obrolan ini bisa mengalir dengan santai dan segar.

Di dalam kehidupan nyata terkadang kita harus melihat suatu peristiwa yang terjadi sebagai sesuatu pembelajaran, kita diajak untuk memaknai bahwa kehidupan, khususnya dalam suatu rumah tangga akan menjadi bagian yang menarik jika kita bisa mengerti dan memahami apa kebutuhan dari anak-anak dan pasangan kita. Dan kunci dari segalanya adalah komunikasi di dalam keluarga, demikianlah kira-kira konsep yang dimiliki oleh pasangan Rizal Maringka (44) dan Gladys (42) dalam mendidik kedua anak mereka yang mulai beranjak remaja Raissa (14) dan Rodney (10).

Ayo kita simak bersama bincang-bincang dengan mereka.

STRATEGI MEMOTIVASI ANAK

Biasanya dalam memulai hari apakah keluarga anda membiasakan diri untuk renungan pagi bersama? dan apakah anda punya masalah di saat membangunkan mereka?

Rizal : Saya pikir setiap keluarga tentu memiliki aneka macam tantangan. Kalau di keluarga kami sendiri tantangannya adalah membangunkan mereka di pagi hari. Dari mereka masih kecil hingga sekarang masalah ini masih sulit untuk diatasi. Konsep saya dari dulu hingga sekarang tetap sama. Biasanya kalau saya sudah bangun, saya akan masuk kekamar mereka dan menyanyi keras-keras supaya mereka terbangun. Tetapi kalau belum berhasil juga saya akan mengelitiki kaki mereka sampai mereka tergeli-geli dan minta ampun. Kalau sudah demikian biasanya secara otomatis mereka menjadi segar dan segera bangun.

Apakah ada reward atau penghargaan yang anda berikan jika anak-anak berhasil mentaati peraturan atau mungkin sebaliknya satu pembelajaran jika mereka tidak mentaatinya ?

Gladys : Kami mencoba untuk menghargai pencapaian mereka dengan memberi kepercayaan mereka. kepada Raissa, misalnya, saya memberikan dia kepercayaan mengelola dan memegang langsung sejumlah uang sebesar jumlah yang cocok dengan umur dia. Sekarang ini usianya 14 tahun, jadi dia memegang uang sebesar 140 ribu rupiah setiap bulan. Uang itu dia gunakan untuk membayar lesnya, membeli pulsa, membeli keperluan mendadak atau mungkin jika dia ingin membeli jajanan. Yang penting uang itu harus cukup, tetapi yang langsung mengatur pengeluaran salurkan adalah dia bukan saya. Tapi semua pengeluaran harus dia catat. Sementara sangsi yang dia dapatkan jika ada hal yang dilanggar adalah dia hanya boleh meminta untuk hal-hal yang sifatnya keharusan, seperti les atau membeli keperluan sekolah. Selebihnya untuk jajan atau beli pulsa tergantung dari saya. Jadi dia tidak bisa merasakan terlalu bebas lagi, uangnya tidak lagi bisa dipegang langsung. Itu semua saya lakukan agar dia bisa melihat konsekuensi dari suatu kelalaian di dalam keluarga.

Saya dengar sekarang Raissa ranking pertama di kelasnya, sementara Rodney di urutan kedua di kelas 5 SD saat ini. Bagaimana cara anda membuat anak-anak menjadi terpacu untuk berprestasi ?

Rizal : Kami termasuk orangtua yang beruntung karena anak-anak ini lumayan tidak menuntut dan mengerti sekali dengan keterbatasan kami, sehingga hampir tidak sulit untuk memotivasi mereka. Tadi mamanya sudah menceritakan bagaimana memotivasi Raissa. Sementara kepada Rodney saya lebih melihat kepada kegemarannya. Kebetulan dia suka sekali bermain games di Komputer. Jadi saya janjikan padanya kalau dia mendapat nilai di antara 9 - 10 sebanyak dua buah, maka dia punya kesempatan bermain games 2x10 menit. Jadi totalnya 20 menit, begitu seterusnya. Tetapi kalau nilai dia jatuh dan mendapatkan nilai yang standar saja, maka kesempatan dia untuk bermain games menjadi hilang total. Kelihatannya cara ini terbukti efektif karena akhirnya dia menjadi semangat untuk belajar dan berprestasi. Dan ketika dia sudah mendapat ranking bagus seperti sekarang ini, tentu dia akan merasa sayang kalau dia tidak dapat mempertahankannya. Akhirnya, otomatis waktu dia untuk bermain menjadi kurang. Ya…, kalau sudah begitu saya tidak perlu lagi melarang dia untuk bebas bermain games, karena dia sendiri yang akhirnya memilih untuk sekedar saja bermain games.

CERITA-CERITA MASA LALU

Sebagai seorang ibu penampilan anda terlihat sangat tenang dan lembut, apakah ini dampak dari masa kecil anda karena sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga kuliah anda terpisah dari orang tua, sehingga anda terlihat penuh percaya diri?


Gladys : Rumah kami memang terletak jauh sekali dari kota, jadi pada waktu itu untuk mendapatkan pendidikan bukanlah sesuatu hal yang mudah. Untuk bisa duduk di bangku Sekolah Dasar saya harus mau tinggal di satu rumah yang sudah disiapkan oleh orangtua untuk kami kakak beradik tinggal. Kami ditemani oleh pengasuh yang sangat baik dan bisa di percaya. Orang tua berkesempatan datang menjenguk kami hanya 1 x seminggu. Usaha mereka mengharuskan mereka untuk tetap menjaga kebun cengkeh mereka dengan baik. Jadi tidak bisa bebas datang mengunjungi kami. Memang betul, setelah tamat SMA saya di kirim ke Manila dan waktu itu saya hanya diperbolehkan pulang 2 tahun sekali. Bisa dibayangkan pergumulannya seperti apa…? Mungkin itu juga salah satu penyumbang sehingga saya terlihat seperti tenang...hahahaha…..

Apa yang paling anda kagumi dari seorang Gladys ?

Rizal : Saya kagum dengan caranya merawat anak, sangat peduli dan dekat sekali dengan anak-anak, itu yang pertama. Yang kedua, Gladys orangnya sangat terbuka…, jadi kalau saya sudah di rumah biasanya semua yang terjadi pasti akan diceritakan kepada saya. Malah terkadang karena saya sudah mendengar terlalu banyak, akhirnya yang saya lakukan sekedar menghargai saja padahal saya tidak terlalu perhatikan apa yang dia ceritakan. Makanya seringkali dia balik bertanya, dari situ saya jadi ketahuan tidak serius menanggapi cerita-cerita dia ha..ha..ha…. Kebiasaannya itulah yang membuat komunikasi kami tidak mampet, sehingga hampir bisa dikatakan tidak pernah ada konflik yang sangat tajam diantara kami berdua dan juga anak-anak.

Kembali ke masa lalu, anda sempat selama 4 tahun menyelesaikan pendidikan di Filipina, tetapi sekarang ternyata anda tidak menggunakan pendidikan anda untuk berkarir, malahan anda memilih untuk tinggal di rumah merawat anak-anak. Apakah ada rasa menyesal dengan keputusan ini ?

Gladys : Kalau dikatakan tidak menyesal rasanya itu tidak mungkin. Apalagi kalau ada kesempatan saya bertemu dengan teman-teman dan mendengar mereka sudah sukses dengan karir mereka, sementara saya hanya begini. Jujur saja ada rasa yang seerrrr…, gimana gitu… Wuihh… mereka jadi orang-orang hebat. Tetapi ketika saya kembali ke kehidupan sebenarnya, saya melihat anak-anak saya yang bertumbuh dengan baik dan sehat, ini menyenangkan hati saya. Maka saya merasa bahwa keputusan saya adalah keputusan yang tepat, karena masa-masa seperti ini tidak akan tergantikan oleh materi sejumlah berapapun. Saya justru bersyukur karena memiliki kesempatan untuk menemani dan merawat mereka di rumah.


KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Bekerja selaku seorang marketing, tentunya anda membutuhkan waktu yang cukup flexible dibanding bidang yang lainnya. Hal ini tentunya ada nilai plus dan minusnya. Bagaimana anda menyiasati agar anak-anak dan istri tidak terlalu merasa terganggu seandainya terpaksa waktu kerja anda mengganggu hari libur atau hari keluarga?

Rizal : Disinilah pentingnya komunikasi dalam keluarga. Saya memang membiasakan diri untuk banyak bercerita kepada anak-anak tentang apa saja yang saya lakukan dalam pekerjaan. Sampai pendapatan saya pun saya beritahukan kepada mereka, hingga pengeluaran-pengeluaran rutin yang harus disisihkan mereka semua tahu. Kemudian berapa sisa yang bisa digunakan untuk hiburan. Dan ini menjadi bagian dalam rutinitas saya. Dengan melihat hal tersebut, mereka lebih gampang untuk diajak kompromi, karena mereka hampir tahu semua yang saya lakukan. Mengenai waktu keluarga memang terkadang ada juga saat dimana saya tidak bisa hindarkan terpaksa terganggu. Biasanya saya kompensasikan di hari lain. Terkadang kalau pekerjaan tidak terlalu banyak, saya bisa pulang lebih cepat, sehingga bisa bermain lebih banyak dengan mereka. Adakalanya di saat orang lain tidak bisa libur, saya bisa ambil libur. Hal-hal ini bisa membuat keseimbangan sesuai yang diinginkan oleh anak-anak.

Apakah ada pengalaman yang bisa anda petik ketika anda berpisah dengan orang tua yang anda jadikan bekal dimasa sekarang ini ?


Gladys : Saya sebetulnya beruntung sekali mempunyai orang tua yang sangat memperhatikan dan selalu memenuhi kebutuhan kami anak-anaknya, terutama dalam hal pendidikan. Sebetulnya tidak ada yang salah dalam keputusan mereka untuk berpisah dengan kami karena waktu itu memang tidak ada pilihan. Hanya saja kondisi pada waktu itu belum secanggih sekarang ini. Kalau sekarang, segala bentuk komunikasi gampang sekali didapati, dengan adanya hand phone, internet, dan lain-lain, orang tua bisa kapan saja menghubungi anaknya. Sementara saya waktu itu betul-betul kesulitan, jarak antara kampung dan kota saja sudah membuat saya tidak bisa bertelepon dengan mudah. Saat itu belum ada telepon di rumah, apalagi wartel. Komunikasi yang paling cepat ya melalui surat…, itu juga perlu waktu 1 minggu. Saya jadi tidak mudah untuk curhat dengan orang tua. Kondisi seperti itu membuat saya merasa jauh dari orang tua, padahal waktu berjalan terus. Saya melihat mama sempat merasakan kehilangan momen penting dalam perkembangan diri saya. Ada hal yang tidak bisa dia ungkapkan melalui kata-kata. Saya merasa hubungan saya dengan mama tidak bisa sedekat hubungan saya dengan anak-anak saat ini. Belajar dari pengalaman itu saya tidak mau mengulangi hal tersebut kepada anak-anak. Biarlah anak-anak bisa bebas bertemu dengan saya kapan saja, sehingga saya pun bebas untuk berkomunikasi tentang apapun kepada mereka. Saya ingin terus bisa mendampingi mereka… semoga semuanya bisa lancar dan baik-baik saja.


TENTANG PUJIAN DAN LIBURAN

Raissa pandai menyanyi, juga pandai di sekolah, kira-kira apa sikap atau ekspresi mama dan papa yang ditunjukkan kepada Raissa jika melihat itu semua?

Raissa : Kayaknya mama dan papa itu pelit pujian. Katanya sih supaya Raissa jangan terbiasa ‘Ge Er’...jadi biasanya mama papa pujiannya standar saja… Sambil sedikit tersenyum, papa dan mama bicara ‘ jangan lupa, itu semua didapat karena berkat Tuhan’ hehehhe….

Kegiatan apa yang Rodney paling suka dan paling ditunggu-tunggu untuk dilakukan bersama-sama keluarga ?

Rodney : Pulang ke kampung mama di Menado. Disana udaranya dingin, ada pemandangan yang indah sekali. Juga ada pantai di dekat rumah, jadi bisa puas main di pantai, bisa ayik main air sama keluarga.


TENTANG PATHFINDER

Kalian sekeluarga aktif dalam kegiatan gereja, dan kebetulan tahun ini papa dan mama memimpin di departemen Pathfinder. Ada saran untuk papa dan mama agar punya hal-hal yang baru di Pathfinder ?

Raissa: Kalau aku sih kepingin sekali ada kegiatan study tour atau karya wisata, karena dengan begitu kita punya kesempatan mendapat ilmu baru, dan juga bisa melihat kenyataan di luar sana seperti apa.
Bagaimana dengan Rodney, ada ide seperti kakak?

Rodney: Kalau aku yang pertama kepingin kegiatan di luar bisa ditambah, misalnya seperti kunjungan ke museum, jadi kita bisa melihat yang menjadi sejarah itu seperti apa, enak untuk diingat. Yang kedua aku kepingin kegiatan olahraganya ditambahin misalnya : main bola atau main badminton…

Rizal : Wahhh…gawat…, ini bikin papa jadi repot dong ha..ha..ha…

MENGHADAPI ERA MASA KINI YANG SERBA INSTAN

Sekarang ini anak-anak dihadapkan dengan kenyataan bahwa segala sesuatu berjalan dengan cepat. Dalam perjalanannya mungkin ada saat dimana anda didesak untuk mengambil keputusan cepat. Bagaimana pendekatan anda kepada mereka ?


Gladys : Kalau ada keputusan yang kira-kira harus cepat saya ambil, biasanya tetap saya informasikan dulu kepada papanya. Tapi kalau mereka mendesak, saya tetap berpegang pada peraturan. Kalaupun ada kompromi, biasanya setelah mengetahui lebih banyak dahulu maksud dan tujuannya, supaya mereka tidak salah mengerti tentang aturan mainnya.

Bagaimana agar anak-anak tidak gampang terpengaruh dengan segala jenis kemewahan di sekeliling saat ini?

Rizal : Perbaktian di dalam keluarga, terutama membaca alkitab, ini menjadi keharusan di dalam keluarga. Walaupun terkadang ada saat dimana kami alpa, tapi kami tetap sepakat untuk terus mempelajari dan membaca Alkitab, karena ini hal yang paling penting di dalam kehidupan sekarang ini. Hanya hubungan kita dengan Tuhanlah yang bisa menolong anak-anak tetap di jalan yang benar.


IMPIAN MAMA DAN PAPA

Boleh tahu cita-cita Rodney kalau sudah besar ?

Rodney: Aku kepingin jadi ahli mesin…!

Kalau Raissa sendiri, tahu tidak apa yang mama dan papa inginkan? Maksudnya, mama dan papa ingin Raissa jadi apa ?

Raissa : Kalau mama ingin Raissa jadi ahli gizi, kata mama supaya tahu gizi yang baik itu seperti apa. Jadi nanti bisa bikin kita sekeluarga gemuk tidak kurus-kurus lagi kayak sekarang hahaha… Sementara kalau papa ingin Raissa jadi dokter gigi, kata papa supaya bisa perbaiki gigi kita semua secara gratis dan….supaya gigi keluarga Raissa jadi bagus semua….ha..ha…haa….
Suara Raissa yang polos diikuti oleh tawa kami semua yang meledak bersamaan dengan turunnya rintik-rintik hujan, mengakhiri pembicaraan kami sore itu. Semoga semua itu akan terwujud yaaaa…!