Di antara rutinitas yang biasa saya lakukan, hari itu saya memutuskan untuk menyempatkan diri merapikan lemari pakaian anak-anak. Saya ingin memisahkan beberapa pakaian yang tidak bisa dipakai lagi oleh anak-anak. Karena pertumbuhan mereka yang lumayan cepat, baru beberapa bulan pakaian dipakai, sudah tidak bisa lagi dikenakan karena kelihatan sesak di badan. Selesai memperoleh beberapa pakaian yang masih layak pakai, sayapun membungkus pakaian tersebut. Saya berniat untuk memberikan kepada salah seorang ibu yang berjualan di sekolah anak saya. Kebetulan waktu itu saya melihat anaknya yang perempuan dan badannya lebih kecil kecil dari anak saya. Saya yakin pakaian ini bisa cukup dikenakannya. Ketika tiba waktunya menjemput anak pulang sekolah, sayapun menemui ibu itu untuk memberikan bungkusan pakaian tadi.
“Terima kasih bu.., terima kasih..,” kata ibu itu. “Tuhan saja yang dapat membalas kebaikan ibu…”, lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca. “Oh iya sama-sama bu…, semoga bisa cukup ya di badan anak ibu…”, jawab saya sambil tersenyum. “Ini sungguh satu rejeki buat saya, karena sudah beberapa hari ini saya bingung. Uang saya pas-pasan untuk kehidupan, sementara hari raya sudah dekat. Kami tidak ada uang lebih untuk membelikan baju baru untuk anak-anak… dan ternyata hari ini ibu datang memberikan baju-baju ini…”, lanjut ibu itu menjelaskan kegembiraannya. “Syukurlah kalau ibu bisa menggunakan pemberian saya ini. Saya juga pernah kok bu merasakan pertolongan Tuhan melalui orang yang tidak terduga…”, jawab saya kepada ibu itu sebelum pergi meninggalkannya.
Ayat renungan kita pagi ini mengajak kita untuk juga memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita yang mungkin saja memerlukan pertolongan kita. Karena pertolongan sekecil apapun yang kita lakukan kepada orang-orang yang membutuhkanny, itu sama halnya seperti kita sudah melayani Yesus. Kita patut meniru teladan Yesus ketika Ia hidup di dunia ini yang mau menolong siapa saja yang membutuhkannya. Bisa saja pertolongan kita tidak berbentuk materi, tetapi berbentuk sebuah perhatian. Dan jika itu diterima oleh seorang yang membutuhkan, tentulah akan terasa manfaatnya bagaikan setetes air di padang gurun. Marilah kita mulai untuk memperhatikan siapa saja yang ada di sekitar kehidupan kita, sehingga kita boleh menjadi pelaku firman yang hidup bagi setiap orang.
May God help us to do His will every day !