If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Thursday, March 05, 2009
Tekun Berdoa
1 Tesalonika 5:17 “Tetaplah berdoa.”
“Mami, teman-temanku kok punya adik, tapi kenapa aku belum punya adik juga sih..?”, tanya si sulung dengan wajah penuh keheranan. Waktu itu usianya masih kecil tetapi dia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. “Ya sudah…, kakak berdoa saja, katakan pada Tuhan Yesus supaya kakak diberikan adik yang sehat… supaya bisa main bersama-sama. Tapi kakak harus janji ya…, nanti kalau ada adik harus baik sama adik, iya kan ?”, kataku memberi semangat. Sejak hari itu, walaupun bicaranya masih belum begitu jelas, di dalam setiap doanya dia berkata “Tuhan Yesus berikan aku adik yang sehat supaya nanti aku bisa main sama-sama…”. Sejujurnya kami tidak terlalu berharap akan mendapat lagi momongan yang berikut, bukan karena tidak percaya tetapi untuk mendapatkan anak kami yang pertama saja kami harus menunggu waktu 3 tahun, itu juga disertai dengan pengobatan yang sangat intensif dan kesabaran yang luar biasa dalam menjalani tahapan-tahapan pengobatan, sampai akhirnya lahirlah anak kami yang pertama tadi. Tetapi tentunya kesulitan yang kami alami tadi tidak diketahui oleh si sulung karena itu dia dengan ketulusan hati tidak berhenti untuk berdoa, dia begitu ingin mempunyai adik sama seperti teman-temannya yang lain.
Tiga tahun sudah berlalu dan Tuhan mengabulkan doanya. Saya dinyatakan positif hamil ! “Terimakasih Tuhan karena keajaiban yang Engkau berikan…! ”, seru saya dalam hati. Kami sungguh percaya ini adalah kuasa doa dari seorang anak kecil. Hari yang kami nantikan pun tibalah. Tuhan begitu baik kepada kami karena dia memberikan seorang bayi mungil perempuan, terasa lengkaplah sudah kebahagiaan keluarga kami. Satu hari si sulung bertanya kepada saya, “Mami kenapa Tuhan kasih aku adik yaa..?”, tanyanya dengan wajah ingin tahu. “Tuhan kasih adik, karena Tuhan tahu kakak selalu manis budi dan baik hati…”, jawab saya sederhana. ”Bukan mami, bukan itu jawabannya ! Tuhan kasih aku adik, karena aku setiap hari berdoa minta adik…!!”, katanya dengan suara yang yakin.
Pagi ini, ayat renungan kita mengajak kita untuk tetap berdoa. Tuhan tahu kebutuhan kita. Ia tahu kebutuhan kita melebihi dari yang kita sendiri ketahui. Tuhan juga akan menjawab setiap doa-doa kita. Tuhan tahu apa dan kapan waktu yang terbaik untuk menjawab doa kita. Itu sebabnya, kita diminta untuk tetap berdoa. Kita terus doakan dengan tulus apa yang kita butuhkan. Tuhan mendengar doa kita dan di saat yang tepat, Dia akan memberikan jawabanNya. Marilah kita tetap berdoa.
May God bless us every day !