Daniel 6:4, “Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.”
Pada suatu sore saya dan seorang teman tengah duduk santai sambil menonton sebuah program di televisi. Program tersebut menayangkan bagaimana seorang detektif dengan segala cara berusaha mengumpulkan data untuk membuktikan tindak kejahatan atau kriminalitas seseorang yang diduga bersalah. Kami dengan serunya dan seksama memperhatikan cara-cara yang digunakan sang detektif dalam aksinya untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap kejahatannya. Ia memasang kamera tersembunyi, penyadap suara, mengecek email, telepon genggam dan menginterogasi beberapa orang terdekatnya. Melihat hal ini saya berkata kepada teman saya "Wah, dengan kemajuan jaman yg semakin canggih seperti ini, sepertinya tidak ada sesuatu pun yang dapat kita sembunyikan sekarang ini..." Serta merta dijawab oleh teman saya dengan tawa, "Iya, udah ngga ada privacy ya, bayangin aja kalau sekarang bahkan rekening bank dan email seseorang dengan mudahnya diakses oleh orang tak dikenal." "Iya sih," jawabku. "Tetapi kalau kita lihat dari sisi positifnya kan ada baiknya juga, kalau memang kita tidak bersalah, bukti-bukti tersebut justru dapat membantu dan menguatkan posisi kita, ya kan?," tanyaku kembali. "Iya, mungkin ada benarnya juga, makanya supaya tidak was-was, lebih baik kita belajar untuk selalu hidup benar dan menjaga perilaku kita setiap saat." Pernyataan yang segera kujawab dengan acungan jempol, "Siiippp, setuju deh!!"
Akhirnya sang detektif berhasil membuktikan dan menangkap sang tersangka yang benar-benar bersalah bahkan menjebloskannya ke dalam penjara, demikian akhir dari tayangan program televisi yang kami tonton saat itu. Sambil menyantap makan malam, saya teringat tentang kisah Daniel di dalam Alkitab ketika ia dijebloskan ke dalam lubang singa. Seribu satu macam alasan bagi seseorang untuk mengganggu kehidupan kita di dunia yang penuh ketidakpastian. Benar sudah pasti baik namun baik belum tentu benar. Setiap orang yang berusaha untuk hidup benar adalah orang yang sanggup menjadi diri sendiri, yang tidak dapat diperjualbelikan oleh senilai barang paling berharga sekalipun, orang yang kokoh dalam keyakinan yang dimiliki walau langit runtuh, sama seperti kesetiaan Daniel berdoa dan berserah kepada Allah walau mungkin Allah tidak melepaskannya dari ancaman yang ada di depan matanya, ia tidak undur dari keyakinannya. Jika Allah tidak berkenan, tak satu pun usaha manusia berhasil menghalangi kita untuk menerima setiap kebaikan Tuhan bagi kita.
Daniel memberikan teladan bagaimana sikap konsisten dalam menjaga prinsip hidup yang benar itu penting baik dihadapan Allah dan sesama manusia. Bahkan dalam keadaan terjepit dan ancaman yang mengancam jiwa sekali pun ia tetap tak tergoyahkan. Dunia tempat kita berpijak mungkin menjadi penghalang bagi kita untuk menjaga konsistensi hidup benar. Boleh jadi kita menghadapi lubang singa modern sebagai tantangan dengan konsekuensi kehilangan pekerjaan, dikucilkan dari pergaulan, dll. Menjadi pertanyaan bagi kita bersama, "Apakah kita berani hidup seperti Daniel yang mengetahui bahwa Allah-nya lebih dahsyat dari lubang singa sekalipun?" Marilah kita renungkan bersama, saling menguatkan satu dan lainnya dalam melatih diri untuk selalu hidup setia dihadapan Allah dan manusia seperti layaknya Daniel.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.