1 Tessalonika 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”
"Suit, suit…!". Terdengar siulan dari sampingku. “Lain deh jalannya, orang yang dapat appraisal bagus... Bonusnya juga muantaaap...! Kelihatan semangat, energik and riang gembira...”, kata seorang teman kepadaku. “Oh, so pasti dong! Bagaimana kita nggak semangat, kalau semuanya dinilai bagus.”, jawabku sambil senyum kepadanya. “Iya nih bos, aku agak kecewa dengan hasil penilaian dan pemberian bonus aku...”, katanya kepadaku. “Memang kenapa?”, tanyaku kepadanya melanjutkan pembicaraan kami. “Ya. Kamu kan tahu bos. Hasil kerja aku tahun ini. Apa memang ada yang kurang?”, gumamnya. “Tapi kenyataannya, imbalan yang aku terima segitu saja. Wajarlah, kalau aku dapat lebih tinggi dari yang normal. Orang lain yang lebih santai saja, mendapat bonus yang sama.”, katanya dengan lesu. “Yah... Itulah kenyataan hidup”, gumamku. “Aku pun kalau dihitung-hitung, kurang bagus apa hasil kerjaku. Kamu tahu sendiri-kan? Tidak mungkin penghasilan perusahaan bisa sebagus ini, kalau aku tidak melakukan kontrol yang baik dan ketat terhadap operasional perusahaan. Tetapi, aku juga mendapat bonus yang sama seperti kamu”, kataku mencoba menghibur.
“Memang, kalau mau dipikir-pikir, kita bisa kecewa kalau membandingkan hasil kerja kita dengan orang lain. Tahun lalu, aku mendapat bonus lebih dari yang normal. Padahal kinerjaku tahun ini, sama seperti tahun lalu. Hanya saja, bos aku yang sekarang, sudah beda dengan yang tahun lalu.”, kataku bercerita kepadanya. “Bahkan hasil kinerja perusahaan tahun ini, jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Jadi, sepantasnyalah kalau kita-kita mendapatkan reward yang berbeda dengan yang biasanya. Anyway, kita harus bersyukur untuk semua ini. Bagaimana kalau kita tidak diberikan apa-apa? Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa kan?”, kataku lanjut memberi nasehat kepadanya.
Sering kali kita mengukurkan ukuran kita kepada orang lain. Betapa naifnya kita hidup dengan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, bahkan menganggap kita jauh lebih baik dari orang lain. Tidak jarang kita mengklaim diri kita telah berbuat sesuatu dan orang lain berpangku tangan saja, yang membuat kita menuntut perlakuan yang istimewa, yang kita harus dapatkan dibandingkan orang lain. Bahkan apa yang menurut kita telah kita kerjakan, akhirnya digunakan sebagai alat untuk men-judge orang lain itu baik, buruk, malas atau ngomong doang. Kita sering kecewa atas apa yang kita terima hari ini, gantinya bersyukur kepada Allah untuk pemberianNya. Sementara, ada banyak orang yang sedang mengharapkan kesempatan dan berkat yang nilainya masih jauh lebih kecil dari yang kita dapatkan saat ini, namun jika hal itu mereka miliki, mereka akan mengungkapkan rasa syukur yang luar biasa. Berhentilah mengeluh dan bersyukurlah atas apa yang kita terima setiap hari dari Allah, sebab sesungguhnya, saudara dan saya tidak dapat melakukan dan menerima apa pun yang baik jikalau bukan karena kehendak-Nya. Ketika engkau terpancing untuk mengeluh, ingatlah ada banyak orang yang saat ini sedang mengalami kesulitan hidup dan hanya mampu untuk bertahan hidup saja, sedangkan engkau mengharapkan sesuatu yang lebih dari cukup.
Allah menolong kita menjadi orang yang tahu untuk bersyukur setiap saat. Amin.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.