Saturday, February 12, 2011

Hidup Terasa Ruwet???

Yohanes 14:1-3, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percaya jugalah kepadaKu. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

"Selamat sore Pak", sapaku kepada sang supir taksi. "Tolong antarkan saya pulang ke rumah," pintaku kepadanya dalam sebuah perjalanan pulang dari lokasi perkantoran yang berada persis di tengah kota metropolitan. Sore itu waktu menujukkan pukul 16.30, tatkala saya baru saja selesai menghadiri rapat rutin perusahaan yang dilakukan di salah satu hotel bintang lima. Hari itu tepat hari Jumat, saya berharap dapat tiba di rumah dengan cepat karena biasanya jalan lebih macet saat memasuki weekend. "Kita lewat mana Pak?", tanya sang supir taksi. “Terserah bapak mau lewat mana yang penting nggak macet”, jawabku kepadanya. “Waduh … kalo masalah macet atau nggak macet, saya nggak berani jamin Pak, Sekarang ini jalanan sudah tambah macet tidak karuan. Apalagi sejak rute busway diaktifkan, macetnya malah nggak karu-karuan", sang supir taksi mencoba menerangkan. Supir taksi pun mencoba melewati salah satu daerah yang menurutnya relatif lebih lancar dibanding akses jalan lainnya. Baru beberapa ratus meter taksi yang saya tumpangi melaju … eeh ternyata di depan kami antrian sudah sangat panjang. Dengan lihai sang supir taksi mengalihkan kendaraannya ke lajur yang lain dan bergerak ke arah yang berbeda, namun naas sore itu kemacetan terjadi dimana-mana.

Saya pun tertidur di dalam taksi dan terbangun beberapa menit kemudian serta memperhatikan keadaan sekitar di sebelah kanan dan kiri taksi yang saya tumpangi. Apa yang saya saksikan adalah terlihat dengan jelas oleh kedua mataku bahwa kendaraan menumpuk serta tidak bergerak. Saya coba melirik ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan saya sambil tersentak dan bergumam, “Wah, sudah tiga puluh menit, kita masih baru di sini, Pak”. "Memang sudah edan nih kemacetan di Jakarta. Makanya saya nggak kendarai mobil sendiri ke tempat ini karena saya sudah membayangkan, pasti macet total saat pulangnya", lanjutku berkomentar. Kriuk ,,, kriuuuk, perutku udah mulai terasa lapar dan sekujur tubuhku terasa lebih dingin oleh karena pendingan dalam mobil. “Tolong kecilkan AC-nya Pak”, pintaku kepadanya. “Ini sudah setelan yang paling kecil Pak” jawab sang supir taksi. Demikian perjalanan sore itu saya lewati dengan kemacetan, rasa bosan, kedinginan dan lapar bercampur menjadi satu, menambah keruwetan perasaan hati saya.

Terbayang dalam benakku mengenai surga yang Allah sediakan. Sungguh kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan hidup hanya terasa sempurna kita nikmati saat kita telah berada di dalamnya. Tidak ada kemacetan, kelaparan dan rasa bosan jika kita telah menyeberang di dunia yang baru nanti. Betapa pun kita merasakan kenyamanan berkendara di atas sebuah mobil mewah yang lengkap dengan segala accessories dan peralatan canggih lainnya yang tersedia di dalamnya, hal itu tidak dapat menghilangkan kebosanan dan kekesalan hati oleh karena kemacetan yang merajalela di tanah perhambaan ini. Kita adalah musafir yang numpang lewat di dunia ini dan surga adalah terminal akhir kita. Betapa pun ruwet dan ribetnya hidup di dunia ini, namun jika kita fokus kepada pengharapan yang Allah janjikan, kesulitan dan keruwetan hidup di dunia ini tiada artinya dibanding dunia baru yang Yesus sediakan bagi kita. Tetap setia dan bertahanlah sampai akhir, Yesus menunggu saudara dan saya di pintu gerbang surga kelak. Selamat berjuang.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.