Renungan singkat disampaikan oleh bapak Pendeta Sonny Kapitan, mengangkat Firman Tuhan dari Wahyu 14:13, Firman Tuhan katakan, "Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka". Bilamana saat ini keluarga sedang berduka, ingatlah ayat ini yang mengatakan "berbahagia" oleh karena Allah mau ibu, istri, opung tercinta beristirahat dari jerih lelahnya. Hal yang perlu diingat dan diteladani adalah segala perbuatan baik dari almarhum yang akan menjadi pemicu semangat bagi kita yang ditinggalkan untuk juga dapat melakukan yang tebaik dalam kehidupan kita sekarang ini. Oleh karena janji Tuhan bahwa kita memiliki pengharapan untuk dapat kembali bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi yang saat ini sedang beristirahat sementara yaitu saat Yesus datang pada kali yang kedua nanti. Doa penyerahan bagi keluarga Chandra Perangin-angin yang sabat ini juga didampingi oleh bapak Perangin-angin dilayangkan oleh bapak Pendeta HM Siagian.
Bapak Munas Tambunan mewakili jemaat Kemang Pratama menyampaikan kata-kata penghiburan dan rasa turut berduka cita kepada keluarga Chandra Perangin-angin. Selanjutnya tanda kasih dari jemaat Kemang Pratama disampaikan oleh pimpinan diakon bapak Darlen Simanjuntak. Sambutan berupa ucapan terima kasih atas segala pelayanan dan kasih yang sudah ditunjukkan oleh seluruh anggota jemaat Kemang Pratama kepada keluarga almarhumah mulai dari saat menjalani pengobatan, peminyakan, pelepasan jenazah bahkan hingga proses pemakaman, disampaikan oleh bapak Chandra Perangin-angin. Keluarga juga tetap meminta untuk selalu didoakan agar mendapat kekuatan dalam menghadapi dukacita ini.
Acara penghiburan ditutup dengan menyanyi dari lagu sion no 259 "Dirumah", dan doa tutup dilayangkan oleh bapak Jeffry Eman. Kiranya penghiburan yang sejati yang berasal dari Allah Bapa menjadi bagian untuk keluarga Chandra Perangin-angin.
-Anyelir Jingga-